Bab 4
Sesampai dihotel, ia langsung menghubungi Daniel dan mengatakan kesepakatan yang telah terjadi antara dia dan Marco.
Tentu saja Daniel terkejut dan marah mendengar keputusan yang telah diambil istrinya tanpa meminta ijinnya dulu.
“Dan, aku tahu ini sulit bagi kita berdua tapi paling tidak, masa depan kita cerah disini. Hanya tiga bulan, kemudian kau akan pindah bersamaku disini.“
“Tapi kenapa dia menutupi statusmu!?“
“Sudah kubilang tadi, itu kebijakan perusahaannya. Mereka berpikir single lebih bisa diandalkan dibandingkan double dan aku akan membuktikan bahwa pemikiran mereka itu, salah besar!“
Daniel tidak berkomentar.
“Kau kira aku tidak berat berpisah darimu?! Ini juga berat bagiku tapi kita harus bersabar sebentar untuk bisa meraih masa depan yang cerah bagi kita berdua. Setelah itu, kita ‘kan bisa memikirkan program kita selanjutnya.“
“Program …?“ teriak Daniel dengan senang lalu mencoba menutupi perasaannya.
“Benar setelah tiga bulan ini?!“
“Aku berharap bisa segera mengandung anakmu tapi dengan semua kesulitan kita, tidak mungkin hal ini bisa kita wujudkan,“ keluh Linda dengan setengah suara.
“Baiklah, mungkin kau benar. Apa aku boleh mengunjungimu disana? Akhir pekan mungkin?!“
“Kupikir jangan dulu, sampai semuanya berjalan lancar. Aku tidak mau, semua kesepakatan yang telah ada berantakan gara-gara kita tidak bisa menahan diri, kau mengerti ‘kan?“
“Aku mengerti. Tapi aku boleh meneleponmu ‘kan!?“
“Aku yang akan meneleponmu sesampai aku dirumah. Besok pagi aku akan melihat showroom yang akan dijadikan tempat usaha kita dan rumah yang akan kita tempati nantinya.“
“Baiklah, kalau begitu aku juga akan mengatur masalah pengunduran diriku, dari perusahaan.“
“Baiklah, semoga semuanya lancar dan sampai jumpa tiga bulan mendatang, suamiku.“
“Iya istriku, aku akan sangat menantikan hari itu tiba.“
Daniel mengirimkan ciumannya lewat telepon.
Linda membalas sambil tertawa.
“Oh, aku begitu merindukanmu,“ katanya sambil berbaring diranjangnya.
“Kau tahu, aku lebih merindukanmu,“ balas Daniel dengan lembut.
“Aku mencintaimu, suamiku.“
“Aku juga mencintaimu, istriku.“
Rafael sangat terkejut mendengar keputusan Linda untuk tinggal dan mengembangkan usahanya dikota asing.
“Apa kau yakin?!“
“Aku yakin. Lagipula aku juga ingin memulai segalanya dari awal lagi dan berhasil!“ ucapnya sambil tersenyum bahagia.
“Apa Daniel akan pindah bersamamu?“
“Tentu saja tapi setelah tiga bulan kedepan.“
“Kenapa?“
“Masalah kebijakan perusahaan. Marco menutupi statusku agar aku bisa menerima dana investasi usahaku.“
“Dan kenapa tiga bulan kemudian?“
“Untuk membuktikan persyaratan mereka, mengenai keberatan status seseorang itu adalah sebuah kebodohan! Tiga bulan juga menjadi targetku dari sekarang ini, untuk bisa mewujudkan apa yang sudah kurancangkan. Dan pada saat itu, aku bisa dengan bebas tinggal bersama suamiku.“
Rafael hanya bisa menghela napas berat dibalik telepon. Ia tahu ada yang tidak beres dibalik semua ini! Tapi ia belum tahu apa itu.
Linda benar-benar terkejut melihat showroom yang akan digunakan sebagai showroom gaun pengantinnya.
“Bagaimana?“
“Marco ini …,“
terdiam sesaat.
“sangat besar!“ lanjutnya.
“Jadi apa bisa dipakai?“ tanyanya.
“Tentu saja tapi dengan tempat sebesar ini bisa ditambah usaha lain yang saling mendukung.“
Marco tidak mengerti kata-kata Linda.
“Dengan tempat sebesar ini, kita bisa menyediakan tempat resepsi pernikahan dan juga penginapannya!“
“Oh, yah? Kenapa penginapan dan dimana?“
“Banyak keluarga pengantin yang datang dari luar kota untuk menghadiri upacara pernikahan kerabat mereka dan biasanya, mereka mencari hotel yang dekat dengan tempat resepsi dan salon, dan disini …,“ kata Linda sambil tersenyum gembira.
“Mereka bisa mendapatkan semuanya itu tanpa perlu repot-repot. Salon, bridal, tempat resepsi dan penginapan dijadikan satu, ini akan menjadi salah satu keunggulan tempat usaha kita. Luar biasa!“
“Kukira juga begitu tapi dengan dana investasi yang kau dapatkan, apa kau yakin bisa mewujudkan semuanya ini?“
“Tentu saja tidak bisa,“ kata Linda pada akhirnya.
“Kita harus mencari tempat yang lebih kecil untuk kembali ke rencana semula.“
“Atau bisa?!“ kata Marco dengan yakin.
Mata Linda berbinar mendengar ucapan Marco.
Marco sangat menyukai binar-binar yang terpancar dari mata dan gerak tubuh Linda.
Ia bisa melihat, Linda menikmati setiap rencananya itu dan ia percaya rancangannya akan berjalan lancar dan sukses.
“Aku akan mengajakmu bertemu dengan Bos Besar.“
“Bos Besar?“
“Ayahku,“ kata Marco sambil tersenyum bangga.
Senyuman Linda menciut kecut.
“Yakinlah! Aku tahu, kau pasti bisa meyakinkan ayahku.“
“Yah, kau benar. Meskipun gagal, aku masih bisa mencari tempat yang jauh lebih kecil dari ini dan menjalankan rencana semula.“
Marco tertawa mendengar nada putus asa dalam suara Linda.
“Berusahalah! ayo, kita lihat rumahku.“
Kening Linda mengerut tidak mengerti.
“Maksudku, salah satu rumahku yang akan kau tempati.“
“Baiklah!“ sahut Linda dengan penuh semangat.
Lagi-lagi Linda terkejut melihat rumah yang ditunjukkan Marco sebagai fasilitas tempat tinggalnya.
“Apa aku akan tinggal sendiri disini?“
“Yah, tentu saja! Apa kau takut tinggal sendirian?“
“Bukan itu! Hanya saja untuk membersihkan rumah sebesar ini pasti akan memakan banyak waktuku…,“ kata Linda dengan ragu.
Bisa-bisa sebagian waktunya hanya habis untuk membersihkan tempat tinggal barunya karena tempatnya sangat luas dan mewah.
“Ada banyak pelayan yang akan melakukan pekerjaan itu,“ kata Marco sambil tersenyum.
“Banyak pelayan?“ kata Linda dengan pelan lalu menghela napas lagi.
“Apakah kau memiliki rumah yang kecil saja yang bisa kubersihkan sendiri tanpa bantuan pelayan?“
“Apa yang menjadi kecemasanmu, katakan padaku? Apa kau tidak menyukai rumah ini?“ tanya Marco dengan heran.
“Meskipun aku suka tapi aku tidak bisa tinggal disini.“
“Tapi kenapa?“ tanya Marco tetap tidak mengerti.
“Aku tidak punya uang untuk membayar gaji mereka!“ kata Linda pada akhirnya.
Marco tertawa mendengar kejujuran Linda.
Meskipun Linda sedikit tersinggung dengan Marco tapi ia tidak menyesal mengatakan hal itu.
Ia tidak mau terlibat kesulitan karena tidak bisa membayar gaji seorang pelayan, apalagi banyak pelayan!
“Semua gaji pelayan, sopir, listrik, telepon dan beban-beban lainnya akan masuk dalam tagihan pribadiku.“
“Apa benar?!“ kata Linda merasa gembira mendengar kata-kata Marco.
“Tentu saja itu benar!“ kata Marco memastikan sambil tertawa.
“Baiklah kalau begitu, aku sangat setuju!“ kata Linda sambil mengulurkan tangannya.
Marco tertawa sambil menyambut uluran tangan Linda yang mulai berubah ceria dan mulai menjelajahi dunia barunya, rumahnya.
Ia sangat menyukai pemandangan itu!
Apalagi saat Linda melihat kolam renang yang ada di halaman samping, ia tahu Linda berusaha menutupi kegembiraannya dan menahan diri. Tapi ia bisa melihat dari senyuman Linda yang tidak pernah lepas dari wajahnya.
“Bagaimana kau suka?“
“Suka sekali. Terima kasih.“
“Sekarang mari aku tunjukan kamar utama rumah ini.“
Kening Linda mengerut saat Marco memperlihatkan kamar utama.
“Aku selalu menginap dikamar ini, jadi beginilah,“ kata Marco sambil tersenyum.
“Kau tidak menyukainya?“ tebak Marco melihat reaksi Linda tidak seperti yang ia harapkan.
“Bukan begitu, kamar ini, terlalu …, maskulin bagiku,“ kata Linda sambil memaksakan senyumannya.
“Kau bisa mengganti apapun yang kau mau. Beri tahu saja pada Thomas, kepala pelayan disini dan semuanya akan dirubah sesuai dengan keinginanmu.“
“Kurasa tidak perlu. Mari kita lihat kamar lainnya saja.“
Kalau mau jujur, selera Marco dan dia sungguh sangat berbeda!
Ia harus mengubah semua hal yang ada dalam kamar Marco termasuk warna dan corak wall paper ruangan! Dari pada harus mengeluarkan dana ekstra untuk menyesuaikan dengan seleranya, lebih baik ia memilih kamar tamu yang pasti lebih minimalis dibandingkan kamar utama.
Ia tersenyum saat melihat salah satu kamar tamu lalu memutuskan untuk memilih kamar itu sebagai kamar tidurnya.
“Tapi ini adalah kamar tamu!“
“Tapi sempurna. Paling tidak, aku tidak akan membuatmu sedih jika nantinya aku tidak menempati rumah ini lagi.“
kening Marco mengerut.
“Seleramu dan aku sangat bertolak belakang. Kalau aku diharuskan memilih kamar utama maka aku harus mengubah total keseluruhan kamar, kuharap kau mengerti. Lagipula kamar ini cukup nyaman kok, jangan khawatir.“
“Kalau begitu, kita akan membeli ranjang baru dan perlengkapan kamar yang baru untuk mengisi kamar barumu.“
“Untuk apa?“ tanya Linda tidak mengerti.
“Semua furniture masih tampak baru dan masih nyaman untuk digunakan. Tidak perlu membuang-buang uang untukku, semua ini saja sudah cukup untukku.“
“Tirainya …?“
“Sempurna. Bagaimana dengan sopir yang akan mengantarku?“ tanya Linda cepat-cepat.
“Aku akan memperkenalkanmu dengan kepala pelayan dan sopir pribadimu sekarang.“
Linda benar-benar tidak menyangka keberuntungan saat ini berada dipihaknya.
Mimpi apa dia semalam mendapatkan segala kemudahan dan bisnisnya kembali!
Linda benar-benar merasa sangat bahagia.
Linda mulai mencatat apa saja yang harus dibelinya untuk keperluan sehari-harinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments