Bab 3
Meskipun Linda sudah mempersiapkan diri tapi jantungnya tetap saja berdebar kencang apalagi saat mendengar namanya dipanggil dan dipersilahkan masuk kedalam ruangan.
Ia ingin sekali melihat kehadiran Marco disini tapi ia tidak berani menanyakan hal itu kepada staf yang lain. Hanya saja, ia akan merasa sedikit tenang kalau melihat orang yang telah dikenalnya.
Ia masuk setelah menghela napas dan menyakinkan diri lalu tersenyum sambil masuk kedalam ruangan.
Kira-kira sekitar 20 orang pria berjas mewah, duduk berjejer mengelilingi meja kerja yang super besar dan mulai memperhatikan penampilannya tanpa berkomentar.
Hatinya semakin berdebar kencang saat melihat kursi direktur utama masih berbalik memunggunginya.
Linda mendehem sesaat sebelum memulai presentasinya lalu mulai tersenyum dan menyapa seluruh pemegang saham yang ada dengan sopan.
Ia merasa lega ketika melihat perubahan sikap kaku para pemegang saham saat dia tersenyum kepada mereka.
Hampir saja, ia memekik kaget ketika melihat kembaran Marco duduk dikursi utama lengkap dengan jas formil yang tampak sangat mahal! Cepat-cepat, ia mengendalikan kekagetannya lalu tersenyum lagi sebelum memulai presentasi proposal yang telah ia kirimkan sebelumnya.
Pembawaan Linda yang begitu professional begitu meyakinkan Marco bahwa pilihannya tidak salah!
Dengan enjoy-nya, Linda mengutarakan alasan mengapa mereka harus mempercayakan uang mereka kedalam usahanya, dengan alasan dan perhitungan bisnis yang sangat meyakinkan. Ia bisa melihat seluruh pemegang saham mulai melirik dan memberikan kode persetujuan atas peserta pilihannya, tapi ia menahan senyumnya dan hanya memandangi Linda tanpa banyak berkomentar.
Linda merasa sudah memberikan penjelasan yang sangat jelas dan ia berharap bisa meyakinkan seluruh pemegang saham dengan presentasi bisnisnya tapi ia belum berani memandang Marco.
Sampai pada akhir presentasinya, barulah ia berani memandang Marco. Bukannya marah, tapi lebih kurang seperti pandangan dibohongi dan dia sangat tidak suka dibohongi!
Pertanyaan demi pertanyaan mulai ditanyakan kepadanya mengenai pasang surut yang akan terjadi nantinya.
Ia menjawab semuanya dengan sejujur-jujurnya.
Harapan tentu ada tapi ia merasa tidak begitu percaya diri bisa mendapatkan dana investasi yang diharapkannya mengingat sikapnya kepada Marco kemarin.
Seharusnya ia bisa bersikap lebih formil kepada Marco! keluhnya dalam hati.
Linda mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepadanya sebelum keluar ruangan.
Linda tidak tahu masih harus menunggu atau pulang kehotel lalu ia memutuskan untuk menunggu sebentar setelah bertanya kepada sekretaris yang bertugas diluar.
Tidak lama kemudian Marco keluar ruangan dan mengajaknya masuk kedalam ruangannya.
Linda mengikutinya dengan cemas.
“Mereka semua setuju tapi …“
“Tapi ?“
“Mereka ingin usaha ini dikembangkan disini.“
“Kalau dikota ini sebenarnya tidak masalah, hanya saja hal itu akan memakan waktu untuk menjangkau calon-calon klien karena mereka belum mengetahui keahlian saya, lagipula harga sewa yang saya anggarkan diproposal yang saya buat adalah anggaran harga sewa di kota saya. Saya perlu meninjau kembali mengenai anggaran sewa selama lima tahun kedepan dan membuat perubahan pada anggaran yang saya ajukan.“
Marco agak terdiam sebentar mendengar kata-kata formal dari Linda.
“Linda, apa kau lupa? Aku ingin kita melupakan formalitas yang ada, seperti kemarin contohnya?“
“Yah, kau benar!“ ejek Linda tanpa sadar kemudian meralat kata-katanya.
“Tentu saja, kenapa tidak?!“
“Aku minta maaf …,“ kata Marco dengan tulus.
“Lagipula saya, hmm… aku harus membicarakan masalah ini dengan suamiku terlebih dahulu,“ potong Linda cepat.
“Hmm, ada satu hal lagi yang harus kukatakan padamu,“ kata Marco sambil memandang ragu kearah Linda.
“Apa?“ jantung Linda berdebar kencang menunggu kata-kata Marco.
“Aku tidak mengatakan pada mereka, kau sudah menikah.“
“Apa!?“ tanyanya kaget.
“Tapi kenapa?!“ tambahnya.
“Bagi perusahaan kami akan lebih meyakinkan bila setiap peserta belum terikat ikatan pernikahan atau hubungan serius apapun juga agar bisa 100% fokus pada usaha yang didanai.“
Linda terdiam sebentar untuk menganalisa pernyataan Marco.
“Jadi maksudmu, faktor utama mereka menyetujui proposalku karena aku belum menikah dan siap bekerja 24 jam untuk menjalani usahaku?“ sahut Linda menegaskan.
“Agar lebih fokus lagi begitu,“ tambah Marco dengan cepat.
Linda benar-benar tidak percaya dengan semua penjelasan Marco.
“Jadi maksudmu, aku harus berbohong mengenai status pernikahanku, untuk mendapatkan dana usahaku?“
“Bukan berbohong, hanya saja untuk satu tahun kedepan kau diminta untuk merahasiakan status pernikahanmu.“
“Aku minta maaf,“
Linda menghela napas kesal.
“Tapi kurasa, aku tidak bisa melakukan hal itu apalagi menyembunyikan pernikahanku. Lagipula, kalau kalian semua percaya padaku, hal ini tidak akan menghalangi penilaian kalian padaku! Benar-benar tidak masuk akal!“ erangnya kesal.
“Linda, cobalah mengerti hal ini adalah jaminan bagi kami supaya kau bisa lebih fokus untuk menjalani usahamu.“
“Tapi hal ini tidak masuk akal! Dan aku tidak bisa menerimanya. Kalau begitu aku minta maaf belum bisa memenuhi standar penerimaan kalian.“
Linda berkata dengan ketus.
Marco sedikit tidak senang mendengar penolakan keras dari Linda mengenai permintaannya.
“Kau menolaknya?!“
“Yah. Dengan berat hati aku katakan yah! Kalau tidak ada yang kita bicarakan lagi, aku akan pulang hari ini juga.“
“Sebentar! Kau tidak bisa pergi begitu saja?“
“Tentu saja aku bisa karena tidak ada kesepakatan diantara kita. Oh, apakah karena kalian telah membayar hotel dan akomodasiku, tenang saja aku yang akan membayarnya agar tidak membebani kalian!“ sahut Linda merasa sangat marah.
“Linda, kumohon dengarkan aku!“
Linda menunggu dengan enggan.
“Aku sudah mendukungmu habis-habisan, satu-satunya kesalahanku adalah aku menutupi statusmu agar mereka menyetujui peserta pilihanku, berikan aku waktu untuk meluruskan masalah ini, oke?“
Linda tidak bergeming dan hanya memandangi Marco.
“Aku pasti akan mengatakannya kalau semuanya berjalan dengan lancar.“
“Dengan lancar? Apa maksudmu dan berapa lama aku harus menutupi hal ini? Aku tidak mengerti, mengapa hal ini dijadikan batu sandungan untuk menjalin kerjasama ini!?“
“Paling tidak sampai semua terealisasi dan berkembang.“
Ini adalah tantangan bagi Linda untuk membuktikan kepada perusahaan Marco bahwa wanita yang sudah menikah juga bisa mengembangkan karirnya sama seperti wanita yang masih single!
Linda mulai berpikir sejenak.
Untuk persiapan dan penyediaan gaun, paling tidak membutuhkan waktu satu bulan sampai barangnya dikirim. Satu bulan kedepan akan dilakukan promosi dan pameran untuk memperkenalkan showroom barunya dan bulan ketiga mereka sudah bisa mendapatkan hasil yang mereka harapkan.
Linda menghela napas sambil menatap Marco tanpa mengatakan apapun.
Tapi tiga bulan tanpa suaminya?! Linda tidak bisa membayangkannya! Bagaimana bisa? Lagipula belum tentu suaminya memberinya ijin dan bisa menerima semuanya ini!
Linda merasa tidak yakin dengan tantangan yang tengah ia hadapi sekarang ini.
Disisi lain ia ingin sekali membuktikan bahwa wanita yang sudah menikah juga bisa berhasil dalam berkarir, bagaimana ini?!keluhnya dalam hati.
“Berapa lama?“ tanyanya pada akhirnya.
“Sampai semuanya berjalan lancar.“
Linda menantang tatapan Marco.
“Aku mau, kau memberikan tenggat lancar itu berapa lama?“
“Baiklah! Bagaimana kalau satu tahun?“
Linda tertawa mendengar jawaban Marco. Lalu menghela napas.
“Tidak,“ jawab Linda dengan tegas.
“Enam bulan bagaimana?!“ tanyanya cepat-cepat mencegah kepergian Linda.
“Maksimal 3 bulan dan kau akan mengatakan statusku yang sebenarnya, lalu aku akan membawa suamiku tinggal bersamaku disini. Lagipula kalau kalian menghendaki usahaku dikembangkan disini, aku perlu fasilitas tempat tinggal dan juga mobil beserta sopir yang selalu standby menemaniku.“
Tiga bulan! teriak Marco dalam hati.
Apa yang bisa dilakukannya dalam tiga bulan!?
“Baiklah. Tapi sebelum itu, kau harus membantu aku menutup rapat statusmu.“
“Baiklah,“ jawab Linda pada akhirnya dengan ragu.
Ia tidak tahu apakah keputusan yang ia ambil benar atau salah dan bagaimana caranya, ia bisa menyakinkan Daniel?
Linda membuang napas, merasa putus asa.
Dalam hati, meskipun cemas, Marco tertawa melihat kebimbangan yang dialami Linda sekarang.
Paling tidak selama tiga bulan kedepan Linda akan berada bersamanya!
Ia sangat menyukai kesempatan yang diciptakannya, katanya sambil tersenyum dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Cila Mici
oke deeeh.. lanjut baca...
2021-06-04
1
R⃟ Ratu𝓦⃟֯ ❀🌷🌷🐊
Linda onn mending menidurkan diri dia kan mbinis. orang tulus dan orpang licik GK yau
2021-05-27
1