Aku tidak bisa berhenti tertawa karena video-video receh yang Anye bagikan di grup whatsapp. Temanku yang satu itu memang receh parah. Tapi setidaknya, video yang ia bagikan berhasil membuatku tertawa.
Tia: Jangan kirim video receh mulu, perut gue sakit.
Anye: 🤣🤣 stok digaleri gue masih banyak loh.
Yuli: Memori hp gue penuh gara-gara lo.
Anye: Wkwkwkwk
Jihan: @Tia cieee yang tadi makan ditemenin Kak Ryan.
Yuli: Iri gue sama lo Ti
Tia: Apaan sih. Dia cuma nyelametin gue dari hukuman Pak Wahab.
Yuli: Tetep aja sikap Kak Ryan itu aneh.
Dita: Iya, pasti ada maksudnya.
Jihan: Tuh, Dita yang diem aja tahu maksud dari sikap Kak Ryan.
Tia: Udah ahh, gue males bahas itu.
Yuli: Bilang aja lo baper.
Anye: Gue yakin ntar malam lo nggak bisa tidur.
Jihan: Temen gue nggak jomblo lagi.
Karena mereka terus-terusan memojokkanku, akhirnya aku memilih untuk mematikan hp dan turun ke dapur. Setelah mengambil segelas susu aku naik untuk kembali ke kamar. Mengecek hpku yang kuyakini banyak notif dari grup JYDAT karena aku yang tidak muncul. Namun, sebuah notif mengejutkanku.
Hai, dek.
Masih inget gue kan?
Aku menekan profilnya dan ternyata itu adalah akun instagram milik Kak Ryan. Berkali-kali aku meneguk susuku, berharap bahwa ini salah lihat. Entahlah apa ada hubungannya antara susu dan mataku.
Tahu instagramku dari siapa, Kak?
Aku kira dia akan membalasnya lama. Tapi sedetik setelah pesanku terkirim, dia terlihat sedang mengetik. Fast respon sekali.
Gue tulis aja nama lo. Btw, follback :)
Namaku? Kak Ryan tahu dari mana? Sementara tadi kami belum berkenalan. Sebelum menjawab dm-nya, aku memfollback akunnya yang memiliki 1.200 pengikut. Pantas saja kata teman-teman Kak Ryan terkenal.
Tahu namaku dari mana? Kan kita belum kenalan.
Segera aku membuka whatsapp untuk memberitahu ke-4 temanku. Jujur saja aku takut jika tiba-tiba saja Kak Ryan dm aku seperti ini.
Tia: Guys, Kak Ryan ngefollow gue.
Jihan: Tuh, kan. Dia tuh mau pdkt sama lo, Ti.
Anye: Gila sih, Ti. Lo bisa dideketin sama Kak Ryan yang gantengnya masya allah.
Yuli: Gue yakin, lo di dm kan?
Tia: Kok lo tahu, Yul?
Jihan: Gila, habis ini pasti minta nomer whatsapp lo.
Anye: Kok gue seneng tapi ada irinya yah sama lo, Ti?
Yuli: Jihan yang cantik dan beauty vloger aja nggak dideketin sama Kak Ryan.
Jihan: 😭😭 Yang deketin gue malah si Aji.
Anye: Ngakak gue.
Notif dari Kak Ryan muncul. Aku membukanya. Bed diseragam lo. Tiara Zelmita.
Oh iya juga, yah. Kenapa aku tidak melihat bed seragamnya juga. Otakku sepertinya sedikit tidak berfungsi.
Oalah.
Mungkin jawabanku ini terlalu cuek. Tapi aku harus jawab apa. Kamus kata diotakku hanya menemukan kata itu.
Boleh minta nomor whatsapp?
"Jihan, ucapan lo kok bener banget, sih?"
~•~
Aku mengangguk. Iya, tadi malam saat Kak Ryan meminta nomor whatsapp, aku memberikannya. Lalu kami pun saling kirim dan balas pesan. Bahkan, tak terasa jika 2 jam lebih aku habiskan untuk menyimak ceritanya.
"Cerita apa aja Kak Ryan?" tanya Jihan yang duduk di depanku. Kami sedang di perpustakaan karena jam pelajaran kosong. Sebuah lingkaran kecil terbentuk dan akulah yang jadi pusat perhatiannya.
"Iya, Ti. Kepo gue," kata Anye. Mereka terus-terusan memojokkanku. Sejak datang pagi tadi mereka sudah menyuruhku untuk bercerita. Namun aku menolak dan mengatakan akan menceritakannya nanti. Dan sekarang aku harus menepati ucapanku.
"Setelah gue kasih nomor, dia chat di whatsapp. Tanya gue lagi ngapain, ada tugas atau enggak. Gue jawab gue nggak ada kerjaan, cuma chat sama dia dan beberapa teman lainnya. Habis itu dia bilang kalau dia juga nggak ada kerjaan dan minta gue buat nemenin dia chat. Akhirnya dia cerita tentang ekskul theaternya dan banyak cerita lucu lainnya," ceritaku seratus persen benar apa adanya tanpa ada yang kulewatkan.
Ke-4 temanku langsung heboh. Padahal aku biasa saja. Walau kalau boleh jujur, awalnya aku senang bisa dekat dengan Kak Ryan. Namun, sikap Kak Ryan yang mendekatiku membuat sedikit ada rasa takut.
"Tapi, gue kok takut, yah?" ucapku membuat ke-4 temanku berubah ekskpresi. Tapi mereka mencoba meyakinkanku bahwa jika Kak Ryan tidak akan menyakitiku. Kata mereka, Kak Ryan baik dan tidak pernah pacaran. Jihan bilang jika Kak Ryan hidupnya hanya pelajaran dan jika sekalinya Kak Ryan jatuh cinta, maka itu untuk selamanya.
"Emang gue pantes buat Kak Ryan yang kalau diibaratkan dia itu toko dengan rating atas. Banyak orang yang mampir dan pastinya orang-orang itu juga levelnya atas. Dan gue..."
"Lo sebagai pemilik tokonya, Ti," ucap Jihan.
~•~
1 Minggu sudah aku dekat dengan Kak Ryan. Hampir setiap hari kami chatting-an. Hal yang buat aku tidak takut lagi dengannya adalah dia berbeda. Tidak menunjukkan jika ingin pdkt denganku. Dia hanya butuh teman untuk mendengarkan ceritanya. Bahkan, dengan baiknya dia menawari untuk mengerjakan tugas fisikaku. Awalnya aku menolak, namun dia datang ke kelas dan memberikanku sebuah kertas berisi jawaban. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa tahu soal yang diberikan oleh Bu Yanti. Dan hebatnya, jawabannya benar semua. Buat aku jadi minder jika menjadi pasangannya.
Pangeran: Dek, besok ada tugas sekolah nggak?
Tia: Nggak ada, Kak. Kan, aku kalau ada tugas langsung aku kerjakan di Sekolah.
Pangeran: Anak rajin, dapet 2 jempol nih dari gue.
Tia: Nggak deh, kak. Jari aku masih lengkap.
Pangeran: 🤣🤣
Pangeran: Berarti besok pulang Sekolah kosong? nggak ada acara?
Tia: Kosong kayak hati aku😔
Pangeran: Kasian
Pangeran: Mau nggak nemenin gue nonton?
Setelah membaca itu, refleks aku melempar handphoneku. Masih tidak percaya Kak Ryan mengajakku nonton. Aku harus terima atau tolak. Jika aku tolak, mungkin tidak ada kesempatan lagi untuk menonton bersama pangeran selucu itu.
Tiba-tiba handphoneku bergetar. Aku mengambil dan terkejut lagi namun tidak sampai melemparnya. Pangeran menelponku. Angkat atau tidak ini? Dengan tangan yang bergetar, jariku berusaha menekan tombol hijau.
"Ha-halo, Kak," ucapku dengan bibir yang bergetar. Aku harap Kak Ryan tidak menyadari itu.
"Kok cuma dibaca? Lo lagi ngapain?"
"I-itu, tadi Mama manggil."
"Jadi gimana?"
"Apanya, Kak yang gimana?"
Terdengar suara tawa dari sebrang sana. Pasti dia menertawakanku, jadi malu. Namun karena tawanya yang lucu, aku jadi ikut tertawa dalam diam. "Kok ketawa sih, Kak?"
"Lo lucu sih."
"Makasih loh udah bilang aku lucu."
"Jadi, gimana?"
Otakku berpikir sebentar. Menimbang apa aku menerimanya atau tidak. Tapi aku rasa, tidak ada jawaban lagi selain "Iya."
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
fauzahs
aw nonton bareng
2020-05-06
1