Hari ini adalah hari dimana aku akan melaksanakan ujian akhir, pagi ini aku bangun lebih awal karena aku harus berangkat pagi karena aku tidak mau ujian akhirku jelek. Aku cepat – cepat untuk mandi dan sarapan, tapi rumah tampak sepi sepi seperti ibukku sudah berangkat ke kantor hari ini soalnya hari pertama masuk kerja setelah kemarin libur karena hari minggu. Setelah selesai semua, aku cepat – cepat membuka pintuku dan aku terkejut saat melihat Sandy ada di depanku
“Pagi nona manis” ucap Sandy sambil tersenyum
“Mmmm ... Pagi juga ... kamu ngagetin aku sih” protesku
“Hihihi ... maafkan diriku ini... hayuk kita berangkat” ucap Sandy dan kamipun berangkat bersama seperti biasanya
“Tumben kamu berangkat awal?”
“Loh ...aku tau kamu bakal berangkat awal kalau ujian, makanya aku berangkat awal banget” gumam Sandy
“Makasih ya Sandy” ucapku dengan tersenyum
“Apa sih buat kamu” goda Sandy
“Iiihh ... apaan sih alay” gumamku dan tidak beberapa lama kami sampai di sekolah, sudah banyak orang yang datang pagi untuk hari ini, karena kelas di acak mungkin aku tidak sekelas dengan Sandy
“Sandy ayo liat papan pengumuman” ajakku dan Sandy mengikutiku
Setelah sampai di depan papan pengumuman aku mencari kelas yang akan aku gunakan untuk ujian begitupun Sandy yang juga sibuk mencari namanya, dan ternyata aku di kelas D-1
“Sandy... kamu di ruang apa?” tanyaku
“Aku di D-1, kamu dimana?”
“Aku juga di D-1”
“Waaah sekelas dong” ucap Sandy dengan tersenyum
Ting ... tong ... ting ... tong
“Eh ... bel nya udah bunyi ... ayo ke kelas jangan sampai kita telat” ucap Sandy dan langsung menarikku ke kelas
“Semangat ya ujiannya sayang, fighting” bisik Sandy saat di depan kelas
“Kamu juga ya” ucapku dan kami pun duduk di tempat duduk kami masing – masing dan tidak beberapa lama pengawas ujian datang ke ruangan ujian
“Baik anak – anak semangat untuk mengerjakan soal ujiannya ya” ucap pengawas sambil membagikan kertas ujian.
Aku sangat bersemangat dalam mengerjakan ujian ini, karena aku sudah siap sebelumnya dan juga soal – soal yang ada sudah aku pelajari sebelumnya.
“Aku tidak boleh kalah dengan Sandy” gumamku sambil terus mengerjakan soal yang ada
“Waktu kurang 5 menit lagi ya ...” ucap pengawas ruangan dan semua murid yang ada di dalam kelas ramai
“Husst ... dimohon untuk diam” ucap pengawas dan murid – murid pun diam
Ting ... tong... ting ... tong
“Baiklah, silahkan kertas ujiannya dikumpulkan...” ucap pengawas ruangan saat bel sekolah berbunyi
“Bentar pak” teriak salah satu murid
“Bentar lagi pak” teriak murid yang lain
“Tidak ada sebentar ... dikumpulkan sekarang” ucap pengawas ruangan dan berlalu ke luar kelas dan banyak murid – murid yang terlambat mengumpulkan kertas ujian berlari menyusul pengawas ruangan sedangkan aku sudah selesai dari awal
“Kamu udah selesai?” tanya Sandy di sebelahku
“Oh ... sudah dong”jawabku sambil merapikan alat tulisku
“Ayo kita ke suatu tempat” ucap Sandy sambil menarik tanganku
“Kemana?”
“Kamu akan tau sendiri”
“Emang mau ngapain?”
“Ada yang aku omongin ke kamu” ucap Sandy dan terus menarik tanganku
“Iya ... baiklah” ucapku dan mengikuti Sandy dari belakang
Dengan memakai seragan sekolah, aku mengikuti Sandy menuju tempat yang aku sendiri tidak tau apa, tapi jalan yang kami lalui adalah jalan menuju ke Danau Forest
“Kita ke Danau Forest?” tanyaku
“Yups, betul sekali”
“Emang mau ngapain kesana?”
“Ada sesuatu hal yang akan aku beritahu ke kamu?”
“Apa itu?”
“Nanti aja, bentar lagi sampai kok” ucap Sandy dan kami tiba di Danau Forest
“Bagus ya pemandangannya” ucapku kagum melihat pemandangan sore hari di Danau Forest
“Iya emang, biar kamu tetep ingat aku” ucap Sandy tiba – tiba
“A ... apa maksudmu?” tanyaku kaget
“Aku besok berangkat ke luar negeri ...” ucapnya lirih
“Untuk apa?” tanyaku sedih
“Kan aku udah bilang aku akan kuliah di luar negeri”
“Harus besok banget?”
“Iya ... “
“Kan pengumuman ujian belum diumumin” protesku
“Iya ... tapi aku sudah keterima disana”
“Kamu kuliah di negara mana?”
“Di Jepang ...”
“Kapan kamu akan balik?”
“Aku tidak tahu kapan aku akan balik ke kota ini ... kamu baik – baik ya di sini, jangan nakal – nakal... kalau aku udah sukses aku akan menemuimu dan ibumu untuk melamarmu” ucap Sandy dan tanpa sengaja air mataku mengalir
“Jangan sedih sayang, kita akan bertemu lagi kok ... aku janji” ucap Sandy dan mengangkat jari kelingkingnya
“Baiklah aku pegang janjimu” ucapku sambil tersedu – sedu
“Udah jangan nangis, kan kamu bisa menghubungiku” ucap Sandy menenangkanku
“Tapi apakah kamu akan membalas semua pesanku” tanyaku
“Itu pasti” ucap Sandy dengan tersenyum
Aku mencoba tersenyum tetapi sangat sulit bagiku melepaskan seseorang yang selama ini dekat denganku, kemanapun selalu bersama, dan juga pacarku yang dimana kami baru saja pacaran.
“Ayo pulang, udah sore ... nanti tante marahin aku lagi loh” ucap Sandy dan menarikku pulang
“Aku gak mau pulang” ucapku lirih
“Kenapa?”
“Aku pengen sehari ini aja bersamamu”
“Mmm ... baiklah tapi kita pulang dulu, beritahu tante dulu ya”
“Baiklah” ucapku dan kamipun pulang ke rumah untuk mengganti baju dan pamit ke ibukku
Sesampainya di rumah aku tidak melihat ibuku, aku langsung lari ke kamarku untuk berganti baju dan segera mencari ibuku. Disaat aku mencari ibuku di seisi rumah, aku menemukannya di kamar sedang membaca koran
“Mom...”
“Ada apa sayang?”
“Ak keluar sebentar boleh?”
“Ngapain malam – malam?”
“Ayo lah mom please” ucapku memohon
“Kamu mau kemana? ... sama siapa?” tanya ibuku dengan penuh curiga
“Aku mau keluar sama Sandy”
“Mau ngapain?”
“Sandy besok udah gak disini lagi mom, aku pengen sehari ini aja sebelum dia berangkat aku pengen bersama dengan dia” ucapku memohon
“Loh emang Sandy mau kemana?”
“Dia mau kuliah di luar negeri mom, aku sedih” ucapku lirih
“Mata kamu kemana sembab gitu” tanya ibuku saat tau mataku sembab
“Aku sedih mom, dari tadi nangis mulu ... masa momy gak ngijinin aku” ucapku sedih
“Hmm ... baiklah, kalau pulang hati – hati ... jangan aneh – aneh ... jangan pulang larut malam” ucap ibukku menyetujuinya
“Seriusan mom? ... makasih mom” ucapku senang sambil memeluk ibuku
Ting tong ... ting tong
Tiba – tiba bel rumahku berbunyi, aku tau yang ada di depan rumah adalah Sandy
“Sebentar ..” ucapku sembari berlari membukakan pintu dan ternyata ibukku mengikutiku dari belakang
“Kamu udah siap?” tanya Sandy
“Eh Sandy ... silahkan masuk” ucap ibuku ramah
“Terimakasih tante ... umm ... tante bolehkah Sandy mengajak Cherry keluar malam ini?”
“Boleh ... tapi jangan larut malam ... dan jaga diri baik – baik” ucap ibukku dan Sandy senang mendengarnya
“Baiklah mom ... kami pergi dulu” ucapku
“Mari tante” ucap Sandy dan kami berdua pun pergi dari rumah
Selama perjalanan aku melihat banyak orang yang berlalu lalang di jalanan yang kami lalui, dan tiba – tiba kami sampai di taman kota, dimana taman kota ini adalah taman yang paling ramai kalau malam hari
“Kita ke taman kota?” tanyaku kepada Sandy
“Yups benar”
“Sandy” ucapku lirih
“Ada apa sayang?”
“Kamu jangan lupain aku ya” ucapku sedih
“Iya ... tenang aja, aku akna sering – sering mengirimu email” ucap Sandy menenangkanku
“Beneran loh ya?”
“Iya ... kalau aku gak sibuk aku akan mengirimu email”
“Sandy ...”
“Iya sayang”
“Pokok jangan nakal – nakal ya disana” ucapku memohon
“Iya kamu tenang aja ya sayang” ucap Sandy sambil mengelus rambutku
“Sandy...”
“Iya sayang”
“Kalau aku rindu kamu bagaimana?”
“Ya kan kamu punya foto kita, pandangi aja foto kita ... apalagi kan kamu memakai cincin pemberianku kan, kamu elus – elus aja cincin itu seperti aku kok selalu ada untukmu walaupun kita jauh” ucap Sandy sambil menatapku
“Mmm ... baiklah ... tapi kamu janji ya jangan lupain aku”
“Iya ... iya aku janji kok” ucap Sandy sambil memelukku
Aku dan Sandy menikmati malam yang dingin ini berdua, hanya berdua ... karena besok aku tidak akan bertemu dengan Sandy lagi, entah sampai kapan. Aku cuma berharap dia akan bertemu denganku dan menikahh denganku
“Cherry, kita balik yuk” ucap Sandy lirih
“Enggak mau”
“Eh ... kan tadi udah bilang ke tante pulang tidak larut malam, ini udah hampir jam 11” ucap Sandy mengingatkanku
“Hmmm baiklah ...” ucapku sedih dan kamipun pulang ke rumah kami masing – masing
Saat aku sampai rumah, aku melihat ibuku menungguku di ruang tamu sendirian sambil memandangi handphonenya
“Aku pulang” ucapku sambil menutup pintu
“Kok pulang sendiri, dimana Sandy?” tanya ibuku
“Dia udah pulang, tadi hanya mengantar sampai di depan rumah aja”
“Kok matamu tambah sembab?” tanya ibukku
“Enggak apa – apa kok mom”
“Udah jangan sedih – sedih, nanti kalian akan bertemu lagi kok, percaya deh sama momy”
“Benarkah mom?”
“Iya, kamu tenang aja ... oh ya besok kamu bekerja dengan momy ya”
“Loh kenapa mom?”
“Kamu sekarang bekerja di kantor momy”
“Tapi kan aku belum setuju mom” protesku
“Dari pada kamu sendirian di rumah, apalagi Sandy besok udah gak di kota ini” ucap ibuku dengan serius
“Baiklah mom ... aku tidur dulu mom” ucapku lesu dan naik tangga menuju kamarku
Aku tidak tau apa yang akan aku lakukan besok saat bekerja pertama kali di perusahaan terkenal itu, aku takut kalau aku hanya dijadikan pembantu oleh anaknya tuan Mark. Tapi ya udah lah, liat sikonnya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments