11.00 WIB
Seluruh peserta diberi waktu sejenak untuk meluruskan badan. Tentunya istirahat sepesial ala Semakensa. Sedangkan seksi konsumsi sedang membagikan Snack dan nasi kotak pada seluruh panitia dan petugas.
Untuk siswa kelas XI, instruksi diambil alih oleh bagian kesiswaan. Dan tamu dari koramil pun dipersilakan menuju ruang yang telah disediakan untuk menikmati jamuan makan siang.
Sayup-sayup dari dalam ruangan tempat istirahat panitia dan petugas. Pak Heri memberikan instruksi pada siswa kelas XI.
"bagaimana kegiatan pembukaan hari ini? masih semangat?" tanya pak Heri menggunakan pengeras suara dengan semangat berapi-api.
"SEMANGAT!" teriak seluruh siswa.
"SMK!"
"BISA!"
"SMK!"
"BISA!"
Dan mereka semua pun menyanyikan yel-yel Semakensa dengan semangat. Meskipun terik matahari menyengat kulit tapi semangat mereka tetap berkobar.
Itu lah beda nya dari anak SMK. Anak SMK itu tahan banting disegela situasi. Bukan sekedar ilmu akademik dan non-akademik yang diajarkan disini. Melainkan juga mental mereka diasah disini.
Saat sedang asik menikmati nasi kotak dengan backsong yel-yel dari kelas XI di lapangan. Tiba-tiba tanpa permisi ada seorang pria yang duduk disebelah Zia. Dan wangi itu, Zia sangat familiar.
"boleh kan duduk disini?" ucap pria yang tadi menyapanya di pinggir lapangan.
"kan udah duduk, masih juga minta ijin" gumam Zia yang masih bisa terdengar oleh pria tersebut.
"kenapa gak dateng ketempat yang aku bilang tadi?"
"gak enak sama yang lain, lagian kakak juga udah disinikan?"
Pria itu pun akhirnya tertawa mendengar ucapan Zia. Baru kali ini dia merasa dicuekin seorang cewek. Padahal biasanya juga tanpa susah payah cewek-cewek mendatanginya.
Siapa sih yang bisa menolak pesona mantan ketua OSIS tahun lalu itu. Setiaji wicaksana yang penuh kharisma. Tapi Zia sadar diri, bahwa dia bukan siapa-siapa. Jadi dia berusaha menepis perasaannya sendiri dan mengagumi sosok mantan ketos tersebut dalam diam.
"aku pengen ngobrol sama kamu, boleh enggak?" tanya Aji.
"kan ini juga udah ngobrol," jawab Zia yang masih asik menikmati makan siang nya. Karena sejatinya menjadi tim kesehatan itu sangat menguras tenaga. Ditambah lagi tadi pagi dia tidak sarapan. Jadi dobel rasa laparnya.
"nama kamu siapa?" tanya Aji lagi dengan mengulurkan tangannya. "aku Setiaji, kamu bisa panggil aku Aji aja".
"aku Fauzia," dengan canggung Zia meraih tangan Aji untuk menyalaminya tanda perkenalan mereka.
"namanya cantik, kayak orangnya" ucap Aji.
"wah raja gombal lagi disini, anak orang woy jangan digombalin mulu," tiba-tiba teman Aji gabung bersama mereka berdua.
"berisik banget sih, gue tabok juga loe" ketus Aji karena merasa momen berdua nya bersama Zia diganggu oleh teman kampretnya itu.
"whis, santai bro." cowok tadi pun menghindar saat tangan Aji ingin menaboknya. "eh hati-hati loe sama nih ketos jangan sampai baper, dia itu raja gombal siapa aja digombalin sama dia"
"waah gak sopan nih anak, minggir gak loe, ganggu orang aja, pakek ngompor-ngomporin gak jelas lagi" Aji pun memiting temannya itu.
"woy lepasin, KDRT nih namanya, bisa gue laporin ke KPAI ini" cowok tersebut masih berusaha berontak melepaskan diri dari pitingan Aji.
Zia yang sudah menghabiskan nasi kotaknya pun segera beranjak dari tempatnya duduk. Dia ingin membuang sampah box ketempat sampah tanpa memperdulikan dua orang yang tengah berdebat sampai terjadi pemitingan tersebut.
Sedangkan Aji dan temannya itu menjadi pusat perhatian tim kesehatan dan beberapa anggota OSIS yang lalulalang disekitaran ruangan tersebut
Beberapa saat kemudian Aji baru menyadari bahwa Zia sudah pergi.
"ah elah. Gara-gara loe nih dia jadi pergi" ucap Aji kesal.
"salah sendiri, ngapa loe miting gue, kan gue cuma bercanda, lagian itu juga kenyataannya, biar dia gak kaget kalau mau deket sama loe" jawab cowok itu. Yang tak lain adalah Haris.
"berisik" Aji pun meninggalkan Haris yang masih mengoceh sambil merapikan baju dan rambutnya yang acak-acakan.
¤¤¤
Kegiatan hari ini berakhir pukul 13.00 WIB setelah acara apel siang. Setelah siswa kelas XI membubarkan diri. Seluruh panitia dan petugas evaluasi bersama waka kesiswaan. Selesai dengan waka kesiswaan, setiap line evaluasi bersama organisasi masing-masing.
Zia baru bisa pulang sekitar jam 15.00 WIB. Saat menuju parkiran, Zia menyempatkan untuk membuka ponselnya yang sedari pagi ia non-aktifkan. Suara notifikasi chat beruntun ketika ponselnya telah berhasil menyala.
Ternyata setelah dibuka pesan dari grub kelasnya. Mereka sedang heboh membahas remidial ulangan semester 1 yang mereka ikuti selama 1 minggu kemarin. Zia yang sedari pagi tidak menjumpai teman sekelasnya pun melihat daftar nama peserta remidial yang sudah selesai di teliti oleh guru mapel.
Tengah fokus mengecek nama-nama yang masuk dalam remidial tes pada ponselnya. Zia tersentak karena wangi khas seseorang menguar tajam menusuk hidungnya. Tapi dengan sekuat tenaga dia menahan diri untuk tidak mendongak mencari sumber keharuman yang memabukan itu.
"kok belum pulang?" tanya orang tersebut yang tak lain adalah Aji.
"belum, nyatanya aku masih disini! lagian kakak sendiri juga belum pulang" balas Zia masih menekuri ponselnya untuk menyembunyikan rasa gugub dari Aji.
Aji pun hanya mengulum senyum. "lihat apa sih, diajak bicara kok lihat ponsel terus?" dia pun mengintip dari balik punggung Zia.
"apaan sih kak, gak sopan banget"
"abisnya kamu diajak bicara mainan ponsel terus sih"
"maaf, aku masih lihat pengumuman remidial soalnya"
Mereka pun akhirnya mengobrol meskipun Zia masih sedikit canggung. Apalagi jika mengingat perkataan Haris tadi. Dia takut kalau tiba-tiba ada kakak kelas mendatanginya dan melabraknya.
"udah sore kak, aku pulang duluan ya," saat Zia melihat dari kejauhan ada segerombol cewek OSIS menuju parkiran.
"yaudah, barengan aja yuk keluarnya" Aji pun mengambil motor sportnya yang berada di ujung parkiran, sedangkan Zia sudah berlalu pergi menuntun motornya kearah gerbang keluar.
Aji yang sadar perkataannya tak diindahkan oleh Zia pun mempercepat langkahnya mendorong motornya menyusul Zia. Tapi karena arah rumah mereka berlawanan akhirnya mereka berpisah di depan gerbang.
¤¤¤
"mana, mana, mana..." Aji masih sibuk mengotak-atik ponselnya mencari sesuatu "ah sial! perasaan gue tadi udah minta nomor ponselnya deh kok gak ada sih" gerutunya saat yang dicari tak di temukan.
Aji yang kesal karena lupa meminta kontak Zia pun membantik ponselnya seketika. Disusul dengan tubuhnya yang lelah ambruk kearah kasur empuknya.
"bodoh banget sih gue," Aji masih saja merutuki kebodohannya hingga tak terasa matanya terpejam dengan sendirinya.
¤¤¤
Sedangkan Zia yang baru sampai di rumah pukul 16.00 langsung mandi sebelum ibunya mengomeli dirinya tiada henti. Selesai mandi dan badan juga sudah segar kembali. Zia pun langsung merebahkan badannya di depan tv menonton film kartun kesukaannya sikotak kuning dengan rumah nanasnya.
"gak makan dulu, Zi?" tanya ibu yang sudah duduk disebelahnya.
"nanti aja bu, tadi udah makan nasi kotak di sekolah" jawab Zia yang masih asik ketawa ketiwi melihat kartun kesukaannya.
Bu Nurul pun membiarkan anak sulungnya itu. Dia tahu kalau anaknya tersebut pasti sangat kelelahan mengikuti kegiatan hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments