Setelah terdiam beberapa saat. Akhirnya Zia memberikan jawaban sesuai hatinya. Melupakan logikanya untuk berfikir realistis.
"iya kak, aku mau" jawab Zia tanpa ragu lagi.
"beneran kamu mau jadi pacar aku? makasih ya" Aji langsung memeluk Zia saking senangnya tanpa peduli dimana mereka sekarang.
"kak lepasin, ini masih di sekolah" Zia pun berontak untuk melepaskan diri.
Akhirnya setelah bersusah payah. Aji pun menyerah dan melepas pelukannya.
"pulang yuk kak. Udah siang juga ini" ajak Zia sedikit canggung.
"kalau gitu kita makan dulu, nanti aku antar pulangnya"
Zia pun setuju dengan saran Aji. Jadi disinilah mereka sekarang. Warung mie ayam dekat sekolah. Mereka berdua duduk di bangku paling pojok.
Sambil menunggu pesanan mereka datang. Keduanya memanfaatkan waktu untuk bertukar cerita. Ketawa-ketiwi layaknya remaja lainnya yang sedang jatuh cinta.
"woy, disini loe rupanya" tiga cowok yang masih menggunakan seragam OSIS sama seperti Aji menghampiri mereka berdua.
"wih bedua aja, hati-hati ketiganya setan" cletuk Vino, salah satu dari ketiga teman Aji.
"loe betiga tu setannya, ganggu orang pacaran aja" ucap Aji dengan memainkan alisnya naik turun.
"wiiiissshhh.... udah jadian aja loe. Jangan lupa 'PJ' buat kita"
"gampang, kalian pesen aja, gue yang bayarin"
Zia yang melihat tingkah empat cowok didepannya hanya terdiam sesekali tersenyum untuk merespon omongan mereka. Dan tak butuh lama pesanan mereka pun datang.
Mereka langsung menikmati mie ayam tersebut dengan sesekali masih saling melempar candaan. Dan Aji juga memberikan perhatian lebih pada Zia. Tiba-tiba saat asik menikmati semangkuk mienya. Ponsel Zia yang diletakkan di atas meja bergetar.
"bentar ya kak, ibuku telfon" Zia pun pamit keluar untuk mengangkat telfon yang langsung dianggukan oleh Aji.
Setelah kepergian Zia, Aji nampak terlibat obrolan serius dengan ketiga temannya. Bahkan ketiga cowok tersebut nampak memberikan uang pada Aji. Tapi saat Zia kembali dari menelfon, obrolan mereka berempat sudah selesai.
"udah selesai telfonnya?" tanya Aji saat Zia telah duduk disampingnya kembali.
"udah, habis ini aku langsung pulang ya kak, soalnya ibu nitip dibelikan donat buat moli" jelas Zia.
"iya, nanti aku anterin sekalian ke toko rotinya"
"kok toko roti sih, siapa yang mau beli roti?"
"katanya mau beli donat buat moli, kalau gak ke toko roti emang mau beli dimana?"
Zia pun tertawa. Membuat Aji dan ketiga temannya mengernyit bingung.
"kenapa kamu malah ketawa?" tanya Vino.
"gini ya kak, moli itu nama kucing aku di rumah. Jadi beli donatnya ya di petshop bukan di toko roti" jawab Zia yang masih juga tertawa.
"bilang dong dari tadi, kirain moli itu adik kamu atau siapa kamu gitu"
Selesai makan, sesuai ucapannya tadi Aji yang membayar semua pesanan mereka.
Begitupun saat pulang, Aji mengantar Zia sampai depan rumah. Meskipun pakai motor masing-masing. Apalagi ini kali pertama Zia merasakan pacaran. Jadi dia merasa perlakuan Aji ke dia itu sangat romantis.
¤¤¤
Ini malam minggu pertama Zia yang udah gak jomblo lagi. Meskipun tak ada yang sepesial sih, seperti kencan mungkin. Tapi mereka berdua saling berbalas pesan via WhatsApp. Membuat Zia yang biasanya selepas maghrib berebut remot dengan adiknya disibukan dengan bermain ponsel.
"mbak, ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Riko yang melihat kakaknya senyum sendiri saat bermain ponsel.
"kepo!" ketusnya.
"buk, mbak Zia punya pacar!" adu Riko pada ibunya.
"berisik deh" akhirnya kedua adik kakak itu terlibat adu mulut dan saling menggoda satu sama lain. Membuat orang tua mereka hanya geleng kepala melihat anak sulungnya yang sudah SMK masih seperti anak kecil saat bersama adiknya.
"sudah-sudah, kalian itu ya kalau gak ada nyariin, giliran ada udah kayak tom&jerry." Akhirnya bu Nurul turun tangan juga melerai mereka berdua karena tak kunjung kelar kalau terus dibiarkan.
"mbak Zia duluan tuh buk,"
"kamu itu duluan yang ngrecokin aku, awas aja gak usah tidur sama aku, dan gak usah minta beliin es krim."
"alah, bisanya ngancem, aku beli es krim sendiri juga bisa"
"emang punya uang?"
"minta ibuk lah"
"terserah, tapi gak usah tidur sama aku, tidur aja sendiri di depan tv sama moli" Zia langsung masuk kamar dan mengunci pintunya.
Riko yang melihat kakaknya mengunci pintu kamar pun langsung menggedornya. Sebenarnya dia itu penakut, makanya tidurnya masih ikut kakaknya. Saat kakaknya ngambek dia akan kelimpungan sendiri karena dia tidak pernah mau tidur bersama orangtuanya.
Sedangkan Zia di dalam sedang asik vidio call dengan Aji.
Zia_
assalamu'alaikum, kak. Maaf ya tadi bales chatnya lama.
Aji_
wa'alaikumsalam, sayang. Iya gak papa. Emangnya habis ngapain?
Zia_
biasa, ada urusan sama adik. Kakak lagi ngapain?
Aji_
lagi telfonan sama pacar.
Zia_
masak?
Aji_
iya, panggilnya masak kakak sih, panggil sayang aja lah.
Zia_
eh... hehehe iya kak,
Aji_
loh masih kak lagi
Zia_
maaf sa- sayang.
Zia masih malu-malu untuk memanggil Aji dengan sebutan sayang. Alhasil membuat pipinya memanas. Untung hanya lewat VC, andaikan langsung berhadapan apa yang akan terjadi dengan pipinya itu.
Aji_
kenapa pipi kamu, kayak tomat gitu.
Zia_
emang iya? enggak tuh biasa aja.
Mereka pun terus mengobrol sampai larut malam. Sedangkan Riko yang sudah mengantuk kembali menggedor pintu kamar Zia. Memelas agar bisa masuk. Dan mau tidak mau akhirnya Zia mengakhiri VC-nya.
Zia_
sayang, VC-nya udah dulu ya, dilanjut chating aja. Kayaknya adikku udah ngantuk mau masuk.
Aji_
iya sayang.
Akhirnya panggilan tersebut terputus. Setelah itu Zia membuka kunci pintu kamarnya. Tak menunggu lama Riko langsung masuk dan langsung tertidur disamping Zia.
Tak berapa lama, saat asik chating Zia pun juga ikut tertidur dengan sendirinya. Karena hari juga sudah cukup larut.
@Aji
kamu udah tidur, kok gak dibales pesan aku. Yaudah selamat tidur. Nice sweet dream, love u.
¤¤¤
Keesokan paginya setelah sholat subuh. Zia menyempatkan diri untuk membuka ponselnya sebelum membantu ibunya di dapur.
"oh so sweet banget sih pacar ku" ucap Zia sambil memeluk ponselnya. "kira-kira dia udah bangun belum ya, aku chat aja lah"
@Zia
morning sayang, udah bangu apa belum nih? cepet bangun ya, aku mau bantuin ibuk masak dulu.
Setelah mengirim pesan tersebut Zia langsung beranjak ke dapur untuk membantu ibunya memasak. Selesai memasak dan berbagi tugas dengan adiknya untuk membersihkan rumah. Dia langsung mencuci baju. Setelah semua pekerjaan beres baru dia bisa bersantai di depan tv sambil menikmati sepiring sarapannya.
"mbak, tadi ada yang telfon loh" ucap Riko yang sedang bermain game di ponsel milik Zia.
Tanpa basa-basi Zia pun langsung merebut ponselnya. "shuuut jangan keras-keras, nanti kedengeran ibuk. Nanti aku beliin es krim. OK!" Zia memperingatkan adiknya itu.
"tergantung!" jawab adiknya acuh.
"kamu minta apa deh, aku beliin tapi jangan yang mahal-mahal"
"OK, deal"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Siti Arbainah
Zia korban taruhan ya
2023-06-21
0