Jatuh Cinta = Baik atau Buruk?

Semenjak baru masuk SMA, Selena secara diam-diam tertarik dengan seorang lelaki bernama Bryan.

Entah mengapa, lelaki itu mirip dengan seorang tokoh dalam film drama Korea yang biasa ditonton oleh Selena. Film itu berjudul The Crowned Clown, yang dibintangi oleh seorang aktor muda Korea Selatan bernama Yeo Jin Goo.

Wajah dan penampilan aktor tersebut adalah tipe idaman Selena. Terutama, senyuman aktor tersebut. Senyuman yang menawan dan maskulin itu benar-benar membuat hati Selena terenyuk. Dia sendiri baru saja mempelajari bahwa dirinya ternyata sangat tertarik pada lelaki yang 'maskulin'.

Namun, memikirkan hal itu saja sudah membuat wajah Selena merona dan pusing. Padahal saat ini baru awal bulan Februari di tahun baru dan dia baru saja mulai bersekolah kembali setelah liburan natal dan imlek, namun Selena sudah berpikir yang tidak-tidak.

Sebagai pelajar, untuk apa membayangkan tentang sosok seorang lelaki idaman dan bukannya belajar? pikirnya.

Namun, setiap kali Selena hendak melupakan atau menghilangkan rasa tertariknya kepada Bryan, lelaki itu malah sering sekali bertemu atau berpapasan dengannya. Hal itu jadi membuatnya gugup, bahkan salah tingkah.

"Selena, apa kabar?" tanya Bryan suatu hari secara tiba-tiba.

Selena amat terkejut dan wajahnya sedikit merona ketika disapa oleh pujaan rahasianya tersebut.

"Ba--baik. Kalau kamu?" jawab Selena kikuk.

"Aku juga baik-baik saja. Senang bisa melihatmu lagi hari ini." kata Bryan sambil memaparkan senyuman tampannya, lalu berpamitan singkat kepada Selena untuk bergabung dengan teman-temannya yang mengajaknya bermain basket bersama-sama.

Tubuh Selena seketika membeku, wajahnya merah seperti tomat, dan ia tidak dapat berkata-kata.

"Apa maksud dari perkataannya barusan?" gumamnya dengan berjongkok seorang diri setelah berhasil kabur dan menyembunyikan diri di halaman belakang sekolah yang jaraknya hanya berupa belokan dari lapangan basket.

Tak lama kemudian..

KRYUUKK

Perut Selena berbunyi karena lapar.

"Ah, benar juga. Ini kan jam makan siang. Kok aku malah berkeliaran di lapangan luar sekolah dan... mengamati Bryan secara diam-diam?" Selena menggaruk kepalanya seperti seekor kera kecil yang sedang kesal.

Ia pun berdiri dan hendak menuju ke kantin sekolah, namun--

"Bry--Bryan!"

Selena sangat terkejut melihat Bryan yang entah sejak kapan berdiri mengamatinya sambil menyandarkan bahu sebelah kanannya pada dinding. Selena kalang kabut untuk bersembunyi atau kabur dari tempat itu.

GREP

"Tunggu."

Lalu, bukannya berhasil kabur, tangannya malah digenggam oleh Bryan.

Jantung Selena entah mengapa juga berdetak lebih kencang daripada biasanya. Apakah karena lapar ataukah malu? Adrenalin? Selena hanya dapat memikirkan hal-hal yang tidak membantunya.

"Ini. Kau belum makan, bukan?"

Eh-- Roti? Lelaki itu bahkan memberinya sebuah roti yang dibelikannya secara khusus dari kantin sekolah. Pertanda apakah ini?

Wajah Selena merah padam. Astaga.. tidak! Tidak di depan Bryan! serunya dalam hati, tanpa sadar ia memejamkan matanya.

"Selena?"

DEG DEG DEG

"A--aku.. harus pergi sekarang. Ini.. terima kasih, untuk rotinya. Kau baik sekali, hahaha..-- sampai jumpa!" jawab Selena terbata-bata dan malu-malu, lalu pergi begitu saja.

Sementara itu, Bryan masih bengong sejenak. Kemudian, ia tertawa.

"Imutnya kamu, Selena."

Hari itu, tidak ada satu orangpun siswa atau siswi yang mendengar perkataan Bryan dan melihat tingkah laku Selena di hadapan Bryan. Jadi, bagi kedua remaja itu mereka 'aman.'

Namun, suatu saat nanti akankah Bryan dan Selena menjadi semakin dekat dan lebih mengenal satu sama lain sebagai lawan jenis?

Apakah jatuh cinta adalah hal yang buruk untuk seorang pelajar karena dapat berpengaruh pada studi mereka? Benarkah berpacaran di usia dini bisa saja berdampak amat buruk?

Bagi Selena, berpacaran itu bukanlah suatu kesenangan atau keisengan semata. Selena tahu betul bahwa tujuan berpacaran adalah untuk menikah dan membentuk keluarga baru. Dan dia tahu bahwa dirinya tentu saja belum siap akan semua hal itu.

Atau, mungkinkah jatuh cinta itu baik dan boleh saja dialami oleh seorang pelajar di tingkat SMA karena sudah terbilang cukup besar dan mulai penasaran?

Yang diketahui secara pasti oleh Selena adalah mengenai pentingnya memiliki sebuah pengendalian diri. Walaupun untuk saat ini Selena masih belum dapat menguasai perasaan gugup dan penasarannya kepada si lelaki bernama Bryan itu, namun ia yakin suatu saat nanti ia akan dapat menguasai dirinya.

Setelah ia beranjak dewasa dan bila ia dapat bertemu lagi dengan Bryan atau lelaki lain yang sepertinya, mungkin saja Selena ingin berpacaran dengan lelaki itu.

Terpopuler

Comments

Fitri Hastutik

Fitri Hastutik

visualx thor

2020-05-05

1

Nbil

Nbil

jangan lupa mampir di ceritaku ada giveawayyy loo judulnya choice

2020-05-02

1

Channi

Channi

😍😍

2020-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!