Dalam tidurnya, Selena jarang sekali bermimpi. Namun, dalam keadaan setengah sadar ia sering sekali bermimpi. Yakni mimpi di pagi hari atau di siang bolong, alias melamun.
"Selena! Hei, Selena!" seru sahabat perempuan Selena yang bernama Mariana, saat mereka berada di ruang kelas di pagi hari.
"Mary, will you marry me?" kata Selena melantur kepada Mariana yang akrab dipanggil Mary.
"No, tidak terima kasih." jawab Mariana ketus.
Selena langsung cemberut dan berpura-pura sedih.
"Kamu sedang apa, sih? Melamun lagi? Sudah seminggu kamu begini. Apa kamu tidak malu sebagai ketua OSIS? Apa kamu akan mengakui --Hei, aku Selena, si ketua OSIS yang suka melamun-- begitu?" tegur Mariana sekaligus menyindir temannya.
"Aku sudah bertemu sang pangeran berkuda putih, Mary." kata Selena lagi dengan tatapan kosong yang sama.
Mariana merasa kesal. Entah Selena sedang bergurau dan mempermainkannya atau dia memang sudah benar-benar gila.
"Ah, tidak tahu lah. Kamu bicara sendiri saja. Aku akan bergabung dengan teman-teman yang lain." kata Mariana, kemudian ia meninggalkan Selena sendirian.
Baru setelah sang ibu guru datang dan pelajaran dimulai, Selena langsung tersadar kembali dari dunia mimpi.
Benar, mimpinya yang satu lagi jauh lebih penting. Mimpinya untuk menjadi seorang dokter!
Apalagi, pelajaran pertama hari ini adalah biologi dan sains. Tentu saja, Selena sangat bersemangat dan siap untuk mencatat poin-poin penting yang akan diterangkan oleh ibu guru.
Sayangnya, teman-teman sekelasnya terlihat keberatan dan tidak tertarik dengan pelajaran pertama ini.
"Ah, kenapa harus biologi, sih? Bosan sekali, deh." bisik keras seorang siswa kepada siswa lain.
Karena bisikan tersebut, anak-anak lain pun terbawa suasana dan menjadi ribut berunding.
"Stt! Diamlah. Kalian sudah kelas berapa masih saja bertingkah seperti anak-anak? Ibu minta kalian lebih memperhatikan saat ibu menerangkan. Lihat, bahkan salah satu teman kalian mencatat apa yang ibu guru terangkan. Ini semua termasuk dalam bahan ujian kalian. Bisa diam tidak?" kata ibu guru dengan suara lantang dan jelas.
Anak-anak sekelas pun secara bersamaan menjawab; "Iya, Bu."
"Huh, lagi-lagi si ketua OSIS. Dia selalu berlagak sok pintar dan sok rajin, padahal dia biasa saja. Kalau mau pamer, bukankah dia sebaiknya cari pacar saja dan bukannya menjadi seorang kutu buku?" ucap seorang siswi pelan sambil tertawa-tawa dengan temannya.
Seluruh bentuk ucapan teman-teman sekelas itu hanya terdengar oleh telinga, namun tidak pernah didengarkan oleh Selena. Ia hanya akan fokus belajar, karena hanya itulah tujuannya datang ke sekolah.
Kemudian..
"Kyaaa!!" seru para siswi perempuan baik di dalam kelas maupun dari luar ruang kelas tersebut.
Rupanya, Bryan dan Joseph. Mereka adalah kakak beradik yang paling terkenal di sekolah. Keduanya amat tampan dan pandai dalam semua bidang yang pernah ada untuk dipelajari.
"Jangan ribut-ribut! Cuma gara-gara anak laki-laki saja kalian begitu!" bentak ibu guru.
Semua anak perempuan di dalam kelas pun terdiam. Lalu, ibu guru juga menegur para siswi di luar ruang kelas. Namun, anehnya ibu guru selalu lembut kepada Bryan dan Joseph.
Lalu, beberapa jam kemudian saat jam makan siang di kantin..
"Ibu guru benar-benar aneh. Dia sangat baik hanya kepada Bryan dan Joseph. Apa jangan-jangan.. ibu guru menyukai anak muda?!" ucap Mariana.
"Tidak perlu menyimpulkan secara sepihak. Bukankah ayah Bryan dan Joseph sering membantu dalam pendanaan sekolah ini? Tentu saja, para guru akhirnya baik sekali kepada mereka." jawab Selena acuh tak acuh sambil menyantap makanannya.
"Ah, justru itulah jawabannya!" kata Mariana tiba-tiba.
"Apa maksudmu? Kau tahu sesuatu?" tanya Selena, akhirnya menatap Mariana.
"Justru karena adanya ayah mereka itu! Kudengar, ayah mereka adalah seorang duda tampan yang kaya raya. Lalu, ibu guru adalah seorang wanita berumur yang belum menikah."
CEBLEK
Selena langsung menyeblek dahinya sendiri. "Apaan, sih? Hanya itu yang dapat kau pikirkan?" katanya ketus kepada Mariana.
"Buat apa kamu marah? Aku kan cuma berkata begitu karena mungkin saja--"
"Aku tidak suka. Jangan membicarakan hal ini lagi." sela Selena.
Akhirnya, mereka hanya makan dengan diam hingga selesai. Sejak saat itu, entah mengapa dan baru pertama kalinya, hubungan antara kedua gadis bersahabat itu menjadi semakin renggang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Channi
wah wah melamun tuh selena gara2 cowo. andai aku jg punya cowo utk dilamunin 😁 kalo kategori kayak bryan gt sih oke wkwkwk
2020-03-05
1
Maya
tulisanmu flawless bangetz ya thorr. lanjut terus n semangat ya! ♥
2020-03-05
1