Bel pun berbunyi tanda jam pulang Sekolah sudah terdengar di setiap kuping yang menanti sedari tadi. Ada yang sudah mengantuk , Lapar dan lelah. Bagiku sendiri aku ingin sekali rebahan di atas ranjangku. Setidaknya untuk menghilangkan sejenak rasa perih di kakiku. Tapi nggak tahu bagi mereka yang di sini bersamaku.
Rasa khawatir mulai bersarang di hatiku. Mulai ku rasa kebingungan. Bagiamana Aku bisa berjalan menuju tempat di mana Aku memberhentikan Angkutan Umum. Karena jarak dari Sekolah ke Simpang memakan waktu hampir 15 menitan , mana dari gang menuju rumah ku juga tidak dekat.
Dulu dan sekarang berbeda , karena dulu tidak secanggih sekarang . Anak Sekolah sekarang dengan mudanya membawa ponsel dan langsung bisa memesan transportasi online , bebas membawa motor atau juga Mobil. Tapi Jamanku waktu itu tidak sama sekali. Kebanyakan membawa Sepeda , Motor juga ada beberapa yang di bawa oleh kakak kelasku. Jaman ku ini membawa ponsel ke Sekolah saat itu di larang pihak Sekolah saat kami masih duduk di bangku SMP.
Jadi aku hanya bisa memikirkan tiga kendaraan umum. Naik Angkutan Umum , Becak dayung dan Becak bermotor. Ketiganya juga membuatku bingung , bagaimana aku bisa mendapatkannya.
" Kenapa masih bengong? nggak mau pulang?" Tanya James tiba - tiba dari belakangku.
" Agh. . . James aku bingung. Kaki ku tidak bisa berjalan lama , mana aku harus ke simpang sana untuk memanggil angkutan umum."
" Jadi gimana Rol? Kita panggilkan becak mau?" tawar Clara yang masih menunggu ku bersama momo , Hera dan Aston. Arya dia aku tahu masih duduk menatap ke arahku.
" Aku merepotkan kalian. " Jawabku seadanya.
" Apa mau aku bonceng?" Tanya James karena James sendiri membawa Sepeda.
" Tidak usah. . . aku jalan saja kedepan. Biar aku coba , lagian Rumahku jauh James aku tidak mau merepotkan anak orang." kataku dengan semangat
" Ikut aku." Tiba - Tiba Arya mengambil tas Ranselku yang sudah di atas meja. Dan mencoba memapahku untuk berdiri. Aku terkaget dengan aksinya yang tiba - tiba. Menolak pun aku takut.
" Benar karena ulah Arya , kaki Carrol jadi terluka. Ada baiknya bertanggung jawab untuk mengantarkannya pulang. Lagian Arya punya sopir pribadi." kata Aston melempar pandangan ke Arya.
Arya menoleh ke Aston. " Berisikkk Lo!." Katanya ketus.
Dengan pegangan tangan Arya memapahku sampai ke pintu gerbang Sekolah , benar saja sopir Pribadi Arya sudah menunggu. Segera saja Arya membawa ku masuk di bagian bangku belakang yang di ikuti oleh Arya.
Aku berdiam karana bagiku untuk pertama kalinya aku duduk bersama dengan Arya di Mobilnya. Berdua di belakang dengan menatap ke arah depan. Aku tahu aku gugup , sedangkan Arya sendiri aku tidak tahu tampaknya dia tenang. Tidak sepertiku mau membuka percakapan saja aku takut.
" Pak Anteri ke Jalan kemarin ya." kata Arya tiba - tiba memerintah.
" Baik Den." Jawab pak Sopir.
Selama dalam perjalanan Arya hanya diam membuatku merasa aneh sendiri. Di satu sisi aku berasa tidak enakan dengan suasana seperti itu. Menjadi kikuk sampai bergerak ingin merubah posisi saja aku tidak mampu.
Setengah jam kemudian , Mobil berhenti tepat di depan rumahku. Kali ini aku tidak takut karena sebenarnya Papa aku akan pulang di jam 7 Malam. Jadi di Rumah hanya ada mama dan Kakaku Sharon.
Arya langsung saja turun duluan membantuku untuk keluar. Seperti tadi dia memapahku membawa tas ranselku. Arya mencet Bel Rumahku dan tak lama Ka Sharon yang menyambut.
" Loh ada apa dengan kaki kamu Arol?" Katanya saat terkaget Arya memapahku.
" Cuma kesandung ka , gak masalah hanya luka kecil." Jawabku cepat.
Arya masih menatap diam
" Ini cowok kamu?" Tanya Ka Sharon senang.
" Bukan. . . teman sekelas aku ka. Iya teman sekelas ku." aku menjawab dengan tertawa kakuh.
" Sampai di sini saya permisi Kak." Kata Arya pamit dan memberikan Tas Ranselku.
" Gak mampir dulu dek?" Tawar Ka Sharon sebelum Arya melangkah pergi.
" Tidak usah kak , Terima kasih." Jawabnya sopan. Kemudian pandangannya jatuh ke arah mataku. Lalu dia berjalan. Tak lama aku memanggilnya lagi.
" Aryaaa"
Arya menoleh ke aku. " Terima Kasih." kataku kemudian. Hanya dengan senyuman Arya menjawab kemudian masuk ke dalam mobil dan meninggalkan lokasi rumahku.
" Memang bukan cowok Lu De?" Tanya Ka Sharon sambil memapahku masuk.
"Bukan Loh Ka." kataku singkat.
" Tajir de? bisa ngantar Lu pakai Mobil lagi."
" Haisss . . . ka Sharon ada saja."
Sore hari aku terbangung dari tidur siangku yang panjang. Dari siang ke Sore waktu yang panjang untukku. Sebelum bangkit dari tempat tidurku ku rengkuh tas Ranselku untuk mengerjakan pekerjaan Rumah yang seingatku hanya sedikit.
Membuka penutup tas dan menarik salah satu buku mata pelajaranku sepucuk surat terjatuh dari atas buku. Aku merasa aneh , surat dari siapa pikirku? seingatku tidak ada yang memberikan ku surat. Ku ambil dan ku buka lipatan demi lipatan surat itu.
*From : Arya
To : Carrol
Maaf membuat kaki kamu terluka. Mungkin kamu marah hingga kamu tidak mau menatapku apa lagi berbicara padaku. Dengan surat ini aku dedikasikan segala permohonan maaf ku buat kamu wanita pertama yang membuatku merasa bersalah sampai kepalaku ingin pecah. Air mata kamu terlalu berharga jika menangisi perbutanku tadi pagi. Sekali lagi aku minta maaf dari kamu. Sekian surat ini aku tulis , kalau panjang - panjang , bisa - bisa kamu muak denganku. Sampai ketemua 3 hari kemudian.
Cepat sembuh* ^_^.
Begitulah kira - kira permintaan maaf dari Arya kepadaku. Sekarang aku yang merasa bersalah. Membuat Arya yang di takuti teman sekelasku bisa takut pada diriku.
Aku menarik nafas panjang sambil ku pegang surat Arya dan ku tatap dari atas ranjangku ke Langit yang mulai gelap dari Jendelaku.
" Tiga hari harusnya tidak lama." kataku sendiri.
Ku lipat kembali surat pertama yang Arya berikan untukku. Ku simpan dalam laci kecil di dekat ranjangku. ku lanjutkan dengan mengisi jawaban pekerjaan Rumahku.
" Arrrol." Teriak Mama dari bawah.
" Yaaa ma?" Jawabku dari kamarku.
" Kamu makan malam di atas sayang?" Tanya mama lagi.
" Iya ma , takut kaki Arol makin sakit."
" Okey tunggu mama antarin ya."
" Terima Kasih mama Anjani."
Jangan bilang kalau aku tidak sopan menyebut nama mamaku. Mama sendiri sangat senang jika naman6a di sebut , tapi itu terkadang saja sih aku memanggil namanya. Karena bagiku sendiri kalau didengar orang juga sangat memalukan.
" ini makanlah. Papa dan kakak kamu sudah makan di bawah. Nanti papa akan melihat kamu." kata mama membawa makanan di atas ranjangku.
" Iya mamski , Terima Kasih ma."
" Sama - sama. Di habiskan ya , awas saja bersisa. Mama suruh kamu nyuci piring malam ini." katanya sambilan berjalan berlalu di balik pintu kamarku.
Aku hanya tertawa saja mendengar ucapan mama tadi. Gitu - gitu memang tugasku untuk mencuci piring. Sedangkan tugas ka Sharon menyapu rumah dan halaman. Selebihnya mama di bantu Mbok Ijem melakukan tugas lainnya.
Bersambung.
..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
LaRa SeRa
teruskan thor
2020-09-05
0
Vitha Anggraini
baper deh baca surat arya...walau singkat...
2020-05-10
0
Yulien
beneran dech jd keinget masa smp surat2an☺☺☺
2020-04-27
1