Kalau Kalian suka tolong tinggali Jejak ya. Jangan Lupa untuk Like , komentar atau berkenan Vote ya. Terima Kasih.
\================
BAB 04.
" Pinggir Pak." kataku ke pak Sopir tepat di depan gang penghubung Rumahku.
Arya yang mendengar suaraku Refleks turun duluan agar bisa membayar ongkos Angkutan yang kami tumpangi.
" Di mana Rumah kamu?" Tanya Arya menatap ku dengan senang.
" Kamu mau ke Rumah aku?" Dengan Ekspresi takut.
" Kenapa wajah kamu berubah seperti itu?" Tanya Arya yang tahu perubahan mimik wajahku.
" Egh. . . bukan nya aku mau menolak. Tapi jangan dech papa aku galak." kataku dan membuat tawanya seketika pecah.
" Kamu ke Geeran banget. . . aku cuma mau tahu kamu tinggal di mana." katanya dengan menyentuh kepalaku.
" Apaan sih. . . kek satpam aja." Jawabku sambil manyun dan berjalan.
Arya menatapku sebentar lalu menyamakan jalannya denganku.
" Apa kamu setiap hari seperti ini?" Tanya dia bingung.
" Iya. . . kenapa? kamu nyesal ngantar aku pulang? capek kan jalan kaki."
" Tidak. . . cuma berpikir kenapa kulit kamu seperti sawo mentah ternyata panas - panas begini kamu jalan kaki. Mana jauh lagi."
Aku menoleh tajam ternyata dia orangnya jujur juga pikirku.
" Ya mau gimana? tidak ada yang bisa menjemput. Karena aku tidak punya sopir seperti kamu. Lagian kamu kenapa ngikuti aku sih?"
" Kan tadi aku sudah bilang , aku mau tahu kamu tinggal di mana." kata Arya masih senyum.
Aku menghentikan langkahku menatap wajahnya yang putih penuh keringat.
" Kamu pasti capek kan?" Tanyaku tidak tega.
" Engga sih apa masih jauh?"
" Itu Rumahku yang berpagar putih cat Biru. Apa kelihatan?"
Arya menatap arah yang ku tunjukkan.
" Iya. . . ayo jalan."
" Yaa. . . sampai di sini aja. Sebentar aku ke warung."
Aku pun berlari masuk ke dalam warung membelikan sebotol Air Mineral. Lalu membawanya ke Arya.
" Ini Minumlah." kataku dengan membuka tutup botol.
Benar saja dia sangat haus hingga meneguknya habis.
" Terima Kasih. Kalau begitu aku kembali. Sampai Jumpa besok." kata Arya melambaikan tangannya dan berlari menuju arah gang.
Disudut gang ternyata sopir Arya sudah menunggu. Dengan sengaja dia mengikutiku hanya untuk tahu di mana aku tinggal. Walau berjalan panas - panasan Arya dengan semangat berjalan bersamaku.
***
Pagi itu aku tiba di ruangan kelas dengan suara kegaduhan yang membuat kelas menjadi ramai. Aku sangat kenal suara itu.
Itu Arya , langsung aku berlari membelah kerumunan orang di depan pintu kelas. Benar saja saat itu Arya lagi baku hantam dengan Moses teman sekelas kami juga.
" Kenapa Ra?" tanyaku masih bingung saat mendapati semua temanku yang hanya menonton .
" Itu Nena waktu sama Lala ngobrol megangi foto Arya . pas Arya datang jadinya ketahuan sama Arya , Arya langsung marah mau rampas foto itu karena Nena kedapatan nyimpan fotony waktu Arya duduk di kelas sewaktu kita SD. Arya gak suka Nena punya foto dia. "
" Jadi apa hubunganya dengan Moses?" tanyaku aneh karena mereka yang duel di depan kelas.
" Moses gak terima Nena di bentak - bentak di depan teman lainnya hanya karena selembar foto."
Dengan cepat aku melemparkan tas ku ke atas meja. Karena yang lainnya tidak berani memisahkan keduanya. Sebab Arya kalau sudah marah tidak ada yang bisa melarangnya.
" Aryaaaa." Panggilku dengan kuat.
Semua sisiwi perempuan menatapku aneh.
" Arya Lepasi Moses ini di Sekolah." panggil ku dengan lantang masih saja tidak menghiraukan ku.
Untuk ketiga kalinya aku memanggil sambil menarik tangannya yang masih beradu dengan Moses.
" Arya!!! Kamu bisa dengarrrrr gak lepasi Moses!!!!!"
Dengan nada marah aku menariknya sekuat tenagaku tapi nihil Arya yang sudah kelewat emosi menghempas kasar tanganku hingga tanganku terlepas tanpa pegangan dan terpental ke lantai. Tepatnya di bawah papan tulis.
Arya mnghentikan aksinya karena melihatku terjatuh dan meringis kesakitan karena kakiku bergesekan dengan lantai yang membuat pergelangan kaki ku tergores hingga mengeluarkan darah. Semua mata termasuk para sahabatku menatap aku.
" Carrol." panggil Arya mendekati ku dan menyentuh tanganku.
" Kaki Carrol keluar darah Ya." Kata Clara mendekati Aku.
" Ayo kita obati." kata Arya tanpa tahu aku meneteskan air mataku karena aku tertunduk merasakan sakit.
" Lepaskan aku!!!" kataku saat dia membantu aku untuk berdiri.
" Carrol!!!" Arya memanggilku saat aku sudah berdiri berjalan dengan tertatih.
Tanpa menoleh aku tetap berjalan ke arah Toilet.
" Carrol dengeri dulu. Aku minta maaf." katanya sambil menyamakan jalanku hingga dia berdiri tepat di depanku.
Arya terdiam saat matanya menatap air mataku yang mengalir dengan rasa sakit di kakiku.
" Kamu menangis? Agh . . . maafkan aku." katanya sekali lagi.
" Aryaaaa!!! " Teriak Guru Bp dari depan pintu kantornya. Arya menoleh dan aku melanjutkan langkahku ke arah Toilet.
" Kamu dan Moses ke ruangan saya!!!" kata Pak Alvin.
Beberapa jam terlewati untuk satu mata pelajaran. Aku melewatinya karena aku meminta ijin untuk tetap di ruangan UKS karena mataku yang sempat sembab habis menangis. Lagian aku di situ juga di obati oleh Bang Dedi dan kak Intan selaku yang bertugas di ruangan UKS.
Masuk ke mata pelajaran ke dua aku meminta ijin ke Bang Dedi untuk kembali mengikuti pelajaran. Saat itu bu Melda sudah di ruangan. Bu Melda selaku guru mata pelajaran Bahasa Inggris menatap kedatanganku dengan merasa aneh.
" Permisi Bu . . . Maaf saya telat untuk masuk." kataku masih di depan pintu menunggu jawaban Bu Melda.
" Masuk Carrol . . . gimana kaki kamu sudah mendingan?"
" Sudah Bu hanya saja masih terasa peri."
" Ya sudah duduklah."
Arya sedari tadi menatapku khwatir. Ya aku yakin Ekspresi wajahnya saat itu menggambarkan rasa bersalahnya.
Usai pelajaran Bahasa Inggris selesai langsung saja James dan Aston serta ke tiga sahabatku menatapku. Ya saat itu jam Istirahat tiba.
" Kenapa kalian menatapku aneh?" tanyaku pada mereka.
" Kenapa kamu berani banget masuk dalam perkelahian Arya. Apa kamu gak tahu kalau Arya sudah berantam kek apa." kata James Protes.
" Engga . . . untuk pertama kalinya aku melihatnya bertengkar. " Jawabku santai.
" Duh. . . kamu apa gak lihat kita semua pada diem. Kamunya aja nyosor." kata Clara.
" Terus sebenarnya kenapa sih sama Arya dan Nena?" Tanyaku lagi.
" Ya ampun Rol. . Nena itu suka sama si Arya. Aryanya gak suka , apa lagi barang miliknya ada pada Nena. Itu Foto gak tahu dapat dari mana. Tadi aja kamu gak tahu Arya langsung nyobek tuh Foto di depan sambil bilang gini Kalau lain kali aku tahu Fotoku ada pada kamu lagi!!! jangan nyesal aku bisa kasar , gitu kata Arya." Balas Momo.
" Iya Roll lain kali jangan ikut campur. " Hera menimpali.
Tidak berapa lama Arya masuk ke dalam kelas tanpa menatap ke arahku seperti aku masuk ke dalam kelas.
Ada apa dengannya? Gumamku dalam hati.
" Kamu gak tahu hukuman yang Arya dapat?" Tanya Aston berbisik ke aku.
" ya engga lah kan aku di UKS."
" Arya di Skors selama 3 Hari begitu juga dengan Moses." Balas James dari arah belakang.
" Ya sudah ayo kita Ke kantin." Ajak Aston ke Hera , Clara dan Momo lalu ke Arya.
" Kalian saja." Jawab Arya membuatku merinding.
" Yuk Rol. . . kamu gak ikut? " ajak Clara ke aku.
Aku menggelengkan kepalaku karena memang kaki aku saat itu sakit.
" Kalian saja aku di kelas ingin tiduran." jawabku seadanya.
" Mau aku temani?" Tanya Clara.
" Tidak usah. " jawabku sambil senyum.
Seluruh teman - temanku keluar dari kelas. Hingga di dalam kelas tertinggal aku dan Arya. Hanya keheningan yang terjadi. Seperti alasan aku ke teman - teman aku memilih menidurkan kepalaku di atas mejaku. Dan menatap ke arah luar.
Jujur saja hawa kelasku tiba - tiba menjadi dingin. Walaupun memang memakai AC tapi dinginya sampai tembus ke dalam kulitku.
Ya ada dia di belakang sana menatap bahuku. Mungkin saja dia tidak berani menghampiriku karena dia merasa bersalah karena kesalahannya sendiri aku terluka.
Bersambung.
............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
LaRa SeRa
makin seru ceritanya..Teruskan thor
2020-09-05
0