Jam pulang pun menandakan suara Bell berbunyi. Dengan semangat seluruh siswa atau siswi ingin berhamburan keluar. Carrol bersama Clara yang selalu senang mendengarkan suara bel jangankan suara Bel jam tangan pun selalu di tatap.
" Ra. . . kalau Arya ngajak aku pulang bareng bilang kita uda janjian ya Ra. "
" Emangnya Arya ngjajak Lo pulang bareng?"
Carrol memberikan kertas dengan tulisan Arya.
" Kek nya Arya suka sama Lo car."
" Ya ampun Lo jangan ngada - ngada Ra "
Di sini aku belum tahu Clara sempat menaruh hati pada Arya. Sejak kita duduk di bangku SMP kelas 1 Arya yang merupakan Murid lama bersama Clara tak pernah sedekat itu sama teman ceweknya selain aku. Hanya sekedar tertawa , bercanda atau pun jahil. Arya selalu seperti itu ke teman sekelas mereka dulu yang juga menjadi teman sekelas ku hari ini. Kau tahu buku Diary? Aku tahu Clara , Momo maupun Hera mengagumi sosok Arya. Tapi perlakuan Arya sangat berbeda dari cara Arya memperlakukan Aku dan ketiga temanku. Aku sama sekali tidak tahu tentang yang namanya cinta. Walaupun kadang ada rasa suka atau pun merasa ada yang menggelitik di hati saat perhatian Arya ke Aku. Tapi aku masih belum mengerti saat itu. Tentang cinta atau pun perasaan
Aku punya sebab kenapa aku tidak paham akan yang namanya cinta saat usiaku masih 14 Tahun saat itu. Mungkin aku trauma melihat seorang kakak perempuanku bernama Sharon. Berumur 18 Tahun terpaut 4 tahun dari aku menjadi sebab ketakutanku menaruh hati pada seorang Pria. Ketika
melihat papa yang sangat marah saat anak gadisnya mulai berpacaran. Karena papa takut jika anaknya yang masih ber Sekolah lepas dari tanggung jawabnya sebagai pelajar.
Saat papa marah dengan Kak Sharon perkataan papa yang paling aku ingat saat itu.
" Carrol jika kamu dewasa nanti jangan ikuti kakak kamu Sharon. Masih Sekolah saja sudah berani pacaran!!!" Bentak papa ke Ka Sharon.
Aku hanya melihat amarah Papa saat itu yang tidak bisa aku abaikan. Mungkin Saja karena itu ku sudah terekam di otakku.
Kembali lagi saat jam pulang Sekolah Arya mendekatiku.
" Yuk kita jalan bareng." ajak Arya.
" Ya. . . Sorry aku sama Clara uda janjian mau jalan." Jawab Carrol.
" Ya Lo ama kita aja kenapa? " tiba - tiba Aston ikut nimbrung.
Arya seperti kecewa menatapku.
" Okeyla. . . yuk jalan." Jawabnya ke Aston.
Arya jalan meninggalkan kelas tanpa sepatah kata pun ke aku. Aku hanya menatap kepergiannya yang juga di ikuti dengan James maupun Aston.
Kalau kalian mau tahu saat kami pulang Sekolah tidak seperti jaman sekarang anak Sekolah banyak yang membawa Kendaraan sendiri. Tapi kami tidak! kebanyakan dari kami ada yang berjalan kaki karena Sekolah kami tidak jauh dari Rumah teman - temanku.
Kalau Aston dan James mereka membawa Sepeda , Sedangkan Arya biasa ada yang mejemputnya. Karena setahu aku Arya itu anak yang bisa dikata berada. Hanya saja Arya tidak mau menampakkan dirinya sebagai anak orang kayah. Sedangkan aku pagi di antar papa , Siang saat pulang Sekolah aku menaiki angkutan umum. Hera , momo , dan Clara mereka berjalan kaki karena Rumah mereka tidak jauh dari Sekolah.
" Gimana Car? kek nya Arya marah deh." kata Calara.
" Iya tuh sepertinya Arya marah sama kamu Rol." timpal Momo.
" Kenapa dia marah sama aku?" Tanya Carrol.
" Setahu aku Arya tidak pernah bertingkah seperti itu" balas Hera.
" Sudahlah gak usah di pikirkan ayo pulang." ajak ku ke mereka.
Sambil berjalan keluar kelas aku berpisah dengan ketiganya di depan pintu gerbang sekolah ,karena Rumah mereka dengan jalanku tidak searah. Mareka ke kiri aku ke kanan .
" Bye Carrol hati - hati ya." kata mereka ke aku.
Aku pun melambaikan tanganku lalu berjalan ke arah kanan. Masih banyak anak Sekolah yang memenuhi area di luar Sekolah. Aku pun berjalan sendiri tanpa memperhatikan orang - orang yang ada di sekitaran Sekolah.
Saat aku berjalan sudah hampir sampai di ujung gang aku merasa ada yang mengikuti dari arah belakang. Aku pun terhenti dan menoleh ke belakang dengan kebiasaanku menarik tali tas sandangku.
" Arya." kata ku dari posisi yang tidak terlalu dekat dengan Arya.
Arya yang melihatku menoleh pun memberikan senyumannya. Benar saja senyum nya itu sangat manis. Pantas saja Arya di juluki dengan Siswi tertampan di kelas kami. Sampai kelas lain juga ada yang mengagumi ketampanan Arya. Lain kali akan ku ceritakan di Lembaran Diary ku selanjutnya.
" Katanya sudah ada janji dengan Clara. Apa aku salah melihat? Atau jangan - jangan Clara punya ilmu menghilangkan jiwa dan Raganya?" Tanya Arya sambil senyum sendiri.
Aku pun salah tingkah karena ketahuan bohong sama Arya. Aku menggaruk kepalaku bingung untuk memberikan jawaban atau alasan apa yang bisa aku berikan ke Arya. Tapi otak ku mampet , tak bisa berpikir baik. Langsung saja aku membalikkan tubuhku dan berjalan cepat.
Aku tahu Arya mengikutiku hingga aku berlari sekencang mungkin ke arah tempat ku mengambil angkutan umum.
" Carrrol!" panggil Arya saat aku hendak menyeberangi simpang Empat jalan Raya yang saat itu masih lampu hijau.
Langsung saja Arya menarik lenganku karena aku terhenti untuk menunggu lampu hijau.
" Kenapa kamu lari?" tanya Arya aneh ke aku.
" agh. . . bukan begitu Ya. Aku mau pulang." kataku sambil menarik tanganku.
Arya tersenyum. " Aku antar." katanya dengan santai.
" Tidak usah Ya Rumah ku jauh. Dan kita tidak searah juga. Lagian kamu biasanya di jemput sama sopir kamu. Kenapa repot - repot sih pulang bareng aku?" Tanyaku ke Arya.
Lagi - Lagi Arya tersenyum.
" Sudah jangan membantah biar aku temani saja."
Seluruh kendaraan pun terhenti pertanda lampu merah sudah menampakan wujudnya. Arya yang tahu itu langsung saja menarik tanganku dan bersama - sama membawaku menyeberang jalanan.
Setibanya di pinggiran Jalan tempatku biasa menyetop angkutan umum langsung saja aku menarik tanganku. Arya menatapku bingung.
" Naik angkutan umum Nomor berapa?" Tanya Arya membuatku merasa gugup.
" Ya. . . sampai di sini aja dong. Gak usah pake ikut ngantarin segala." kataku dengan khawatir.
" Biarkan aku mengantar kamu." katanya masih dengan santai. " Buruan kasih tahu nomor berapa banyak Angkutan yang sudah lewat. Nanti kelamaan tiba di rumah kamu telat makan siang."
Duh ni anak perhatian banget sih. Gumam Carrol dalam hatinya.
" Hey . . . kenapa melamun sih?"
" Nomor 07." jawabku datar.
" Jangan ngambek jelek." katanya ke aku.
Benaran saja tidak lama aku mengucapkan nomor angkutan umum menuju rumahku Arya langsung menyetop Angkutan yang lewat.
" Ayo naik." perintahnya ke aku untuk naik duluan.
Mau tidak mau aku pun naik dulun duduk di paling sudut karena cuma bangku itu yang bersisa pas untuk kami berdua.
" Ya. . . kamu tahan naik angkutan umum?" Tanyaku ragu karena Arya jarang sekali ku lihat menaiki kendaraan umum.
Arya tersenyum lagi. " Tidak usah takut dulu waktu kecil mama aku sering membawa aku naik ini." katanya dengan santai.
Banyak anak sekolahan yang juga pulang dalam satu Angkutan kami..Ada yang menatapku , ada juga yang curi - curi pandang ke Arya. Tapi asal kalian tahu Arya tidak sedikit pun tergerak menatap orang sekitarnya. Hanya saja dia menatap ke arah jalanan. Entah dia ingin mengingat atau sekedar membuang jenuh aku pun tidak tahu. Selebihnya Arya mengajak aku untuk bercerita. Kadang sesekali dia diam sambil menatapku. Membuat hatiku mulai merasa yang namanya berdebar - debar.
**Bersambung.
..........
Mohon dukungannya ya. Novel ini saya buat untuk mengikuti Lomba menulis Novel yang bercerita tentang masa remaja , Sekolah maupun Kampus. Tolong dukung saya. Jika berminat juga mampir di Novel saya lainnya yang berjudul Terpaksa Menikah
Terima Kasih.🥰**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
LaRa SeRa
teruskan thor..ceritanya menarik.
2020-09-05
0
Yulien
jd keinget saat smp☺☺
2020-04-27
0
hollalala
aku suka sekali dengan novel ini karena novelny bercerita tentang kisah remaja apalagi awal cerita ini dimulai dari masa-masa sekolah^_^
2020-04-23
0