Gwen mencari alamat lengkap Ayahnya yang di Jogja. Ia berusaha keras untuk bisa bertemu dengan Ayah dan saudara kembarnya.
"Jika Mami tidak mau membawaku pulang kepada Ayahku, aku akan pulang sendiri!"
"Lihat saja, aku Nona Lim. Aku bisa melakukan hal sekecil ini sendiri!" gumamnya percaya diri.
"Nona Muda? Kau kah itu?"
Aksi Gwen tertangkap basah oleh Chris. Ia mengarahkan belatinya kepada Chris dan memintanya untuk membantu dirinya pulang ke Jogja.
"Nona Muda, apakah anda lupa, siapa yang mengajarimu bertarung?" desis Chris.
Gwen tetap tidak menurunkan belatinya, ia tetap menyerang Chris dengan begitu gesit. Terjadilah perkelahian antara pria dewasa dengan anak berusia sembilan tahun.
Belati milik Gwen mampu melukai Chris, tapi tetap saja, Chris masih ingin menghentikan aksi Gwen yang selalu tiba-tiba menyerangnya. Di tengah perkelahian, kepala Gwen ditimpuk menggunakan bantal kecil oleh Rebecca.
Puk!
Begitulah bunyinya.
"Cih, siapa yang berani menimpukku menggunakan bantal jelek ini?" sulut Gwen.
"Aku!"
Mendengar suara Ibunya, Gwen kali itu melepaskan Chris begitu saja. Rebecca meminta Gwen untuk mengatakan maaf kepada Chris karena sudah membuatnya terluka.
"Tidak!" jawab
"Apa susahnya minta maaf, Gwen. Apakah harga dirimu akan jatuh jika meminta maaf?" bentak Rebecca.
"Aku tidak bersalah. Dia yang sudah mengagetkanku, jadi aku refleks melukainya," tampik Gwen.
"Dia? Dia kamu hilang? Anak sekecil dirimu memanggil orang yang lebih dewasa dengan sebutan Dia? Hey, dimana sopan santun, Nona Lim?" Rebecca kesal.
"Jika aku tinggal bersama dengan ayah dan saudariku, mungkin aku akan tahu apa itu arti sopan santun!" pekik Gwen.
Gwen berlalu begitu saja. Ia marah sampai guci mahal yang ada disampingnya ia tendang hingga pecah menjadi berkeping-keping.
"Gwen!" teriak Rebecca.
"Nyonya, Apakah anda tidak terlalu keras dengan Nona Muda? Dia masih kecil, saya sangat ingat sekali ketika Nyonya seusianya. Saat itu … Anda bersikeras untuk ke Korea hanya ingin menemui …." Chris terdiam sesaat.
Kemudian, Rebecca pergi lagi. Ia kembali karena paspornya tertinggal. Hari itu, ia akan menemui Cindy dan menanyakan tentang putranya.
Di kamar, Gwen tidak kehabisan cara untuk kabur dari rumah. Ia sudah bersiap dan membawa paspornya untuk mencari ayahnya di Jogja.
"Apapun yang Mami katakan, aku tetap akan pergi!"
"Aku Nona Lim, aku seorang mafia. Jadi, aku tidak akan pernah takut kepada siapapun dan apapun juga,"
"Setelah itu, aku akan menguasai geng naga mas dan membuat dunia gempar ketika aku datang,"
"Lalu, mereka akan gemetar ketika namaku disebut!" sentak Gwen mengarahkan belatinya ke tikus yang sedang lewat di belakangnya.
Tikus itu mati seketika di bunuh dengan belatinya. Sejak dini, sama seperti Rebecca waktu lalu, baik Chris maupun Willy sang ayah angkat telah melatihnya dengan sempurna.
"Nona Lim, anda membunuh hewan lagi?" tanya Willy yang baru saja kembali dari luar.
"Ohiya, ayah angkat. Kenapa anda kesini?" tanya Gwen dengan tatapan psikopat.
"Aku muak menikah dengan Ibumu. Bisakah aku keluar dari belenggu rumah tangga ini?" Willy duduk dan mengangkat kakinya.
"Ada satu hal yang bisa membuatmu bisa bercerai dengan wanita tidak waras itu. Yaitu, dengan mempertemukanku dengan ayah kandungku. Setelah itu … serahkan semuanya kepadaku." ujar Gwen.
Terjadilah rencana yang serius diantara mereka. Meski sudah lama Willy mengabdi kepada keluarga Lim, tetap saja dirinya tidak bisa mencintai Nona-nya sendiri.
Willy mau menikahi Rebecca hanya karena Gwen dan juga suatu saat nanti, agar bisa kembali dengan Yusuf di saat putranya sudah kembali.
Dengan perginya Rebecca ke Tiongkok, Willy membantu Gwen untuk bertemu dengan Yusuf. Sifat dingin Gwen dengan Ibunya sendiri membuatnya sering terlibat pertengkaran antara keduanya.
Apakah mereka bisa kabur dari rumah?
_____
Sementara itu di Tiongkok. Mungkin sudah takdir bagi sepupu ini saling bertemu. Feng dan Chen satu sekolah. Mengapa Feng masih ada di Tiongkok?
Sejak lahirnya Feng, Hamdan dan Yue masih belum menikah. Yue harus menyelesaikan pendidikannya lebih dulu, lalu ia juga membuka usaha baru di Tiongkok.
Setiap tiga bulan sekali, Hamdan akan pergi menjenguk Feng ke Tiongkok. Meski begitu, kedua pasangan gokil yang tertunda ini memiliki putra yang pendiam. Feng sangat pemikir dan tidak pernah banyak bicara kepada orang tuanya.
Saat berangkat sekolah, tepat di bulan ketiga Hamdan datang ke Tiongkok. Di sana, Feng meminta Hamdan dan Yue mengantarnya ke sekolah. Misi Feng hanyalah membuat keduanya menikah dan hidup selayaknya keluarga.
"Kamu datang terlambat, dokter tua!" sulut Yue.
"Aku sudah katakan, dua hari lalu aku harus menghadiri seminar. Bagaimana mungkin aku datang ke sini mendadak," kesal Hamdan.
"Oho, jadi kau sangat sibuk? Lalu mengabaikan putramu? Bagus!" Yue tak tahan dengan emosinya.
"Ya Sallam, Wallahu Akbarn Jika kamu mau menikah denganku saat itu, pasti kita akan menjadi keluarga sakinah mawadah dan warohmah, Yue …." Hamdan tidak mau kalah.
"Lha kok ngungkit masa lalu? Karepmu pie? Gelud njo!" Yue semakin menggila.
Pertengkaran konyol mereka tak bisa tertahankan lagi. Mereka bahkan tidak melihat situasi, dimana sang putra masih ada di belakang kursi mereka.
"Cukup!" teriak Feng.
"Bisakah kalian diam? Aku pusing dengan kalian berdua. Cepatlah menikah dan cepatlah enyah dari kehidupanku,"
"Aku jauh lebih suka hidup mandiri. Kalian seperti anak kecil saja. Menyebalkan!" tukas Feng turun dari mobilnya.
Mulut Hamdan dan Yue hanya bisa menganga ketika putranya menasihati mereka. Antara malu dan tak tahu diri, mereka malah meneruskan percekcokan konyolnya kembali.
Meninggalkan dua pasangan bar-bar yang tertunda, Feng dan Chen akhirnya bertemu. Mereka saling bertabrakan dan tak sengaja berjalan sejajar ke sekolah.
"Hey, kau bisa enyah dari sisiku?" tanya Chen dengan angkuh.
"Bukan urusanku!" Feng tak menghiraukan Chen.
"Kau ingin mati sekarang?" Chen kesal dibuatnya.
"Jika itu yang kau mau … racunku tidak akan menolaknya, pecundang!" tantang Feng.
Namun, pandangan pertama mereka terhalang oleh kepala sekolah yang datang dari arah berlawanan.
"Ingat, racunku dan belatimu, akan beradu pada waktu yang ditentukan oleh takdir, Tuan Muda Wang." desis Feng.
Mereka belum mengetahui jika bersaudara, mengenal sejarah jika keluarga mereka bermusuhan, jadi meraka merasa bahwa mereka juga musuh sejak dini.
"Ingat Chen, klan Hao dan Lim Naga Emas, adalah musuh keluarga kita. Ini pertama kali kau masuk sekolah ke sekolahan, jadi Ibu harap kau mengerti akan batasanmu. Bunuh mereka yang menghalangi pandanganmu! Kau mengerti?" hal yang terus ditanam akal dalam ingatan Chen dari Cindy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
Leli Noer Octavia
saudara kandung yg terpisah sama-sama savage dan tsundere.terlebih dia tipe ice prince aku menyukainya kakak author 👍
2021-10-23
1
🍇🐊⃝⃟🍒EndahCђαη🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼ🍂
dasar cindy gk berbudi
2021-05-11
1
Ih.. Keppo!
semangat yok
2021-05-11
4