"Re, apa kamu yakin? Masih banyak waktu untuk memperbaiki semuanya," Laila mencoba menahan niat buruk tersebut.
"Tinggalkan aku, Kak. Aku butuh waktu sendiri," ucap Rebecca membawa si pirang masuk ke kamar.
Sementara itu, Airy terus menahan langkah Yusuf untuk pergi dari rumah itu dengan si lesung. Upaya Airy hanyalah sia-sia, sampai di rumah airy, Yusuf sama sekali tidak mengatakan apapun juga.
"Assalamu'alaikum," salam Yusuf.
"Wa'alaikumsallam, Yusuf, Ma. Ada apa?" sambut Adam.
Adam melihat ada yang tidak beres antara Yusuf dan Airy, ia pun meminta Ayanna untuk membawa si lesung main ke rumah Syakir atau ke rumah Gehna. Kemudian meminta penjelasan kepada keduanya.
"Ada apa, Suf?" tanya Adam.
"Yusuf dan Rebecca akan berpisah, entah apa alasannya. Mereka tiba-tiba ingin berpisah," jawab Airy.
"Astagfirullah hal'adzim, apa benar itu? Apa alasannya, Suf?" tanya Adam.
"Aku mau ke pesantren, tolong jaga si lesung dulu, ya. Assallaumu'alaikum."
Ketika Airy hendak mengejar Yusuf, Adam menahan tangannya. Adam berharap Airy tidak terlalu dalam mencampuri urusan rumah tangga adiknya. Meski hubungan mereka sedang diambang perpisahan.
Sementara itu, kabar bahagia malah datang dari Falih dan Shinta. Putra pertama meraka telah lahir dengan sehat. Kini, keluarga sangat bingung. Antara bahagia menyambut kedatangan bayi-bayi di bulan yang sama, atau bersedih karena pasangan utama sedang mengalami masalah.
Malam itu, Yusuf yang tengah duduk termenung menemani putrinya tidur, dihampiri oleh Adam.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
"Belum tidur?" tanya Adam.
"Belum ngantuk, Mas," jawab Yusuf memainkan ponselnya.
"Kamu sudah yakin?" tanya Adam.
"Dia yang minta, maka aku akan berikan. Ada hak yang dia tutupi dariku. Aku tidak akan menahannya lagi, jika memang dia jodohku, Allah pasti tidak akan memisahkan kami berdua." jelas Yusuf.
Perpisahan memang tak bisa dihindari lagi. Cindy terus mengancam, dan Yusuf sudah lelah untuk meyakinkan Rebecca. Tak ada keyakinan dalam diri Rebecca untuk Yusuf. Maka Yusuf pun tak ingin egois, ia tetap melepas Rebecca meski hatinya menolak.
Waktu berjalan dengan cepat. Talak pertama dan talak kedua sudah Yusuf turunkan didepan pengadilan, didepan dua saksi dan didepan keluarga.
Sejauh ini Yusuf dan Rebecca masih terlihat tegar. Mereka masih sama-sama tersenyum satu sama lain.
"Suf, ini baru dua talak. Masih ada waktu untuk kalian rujuk kembali, sebelum talak terakhir terjadi," tutur Raihan.
"Bang, semuanya sudah Rebecca putuskan. Ia ingin perpisahan … dan Aku sudah lelah untuk meyakinkan bahwa aku bisa memecahkan semua masalahnya dalam rumah tangga ini,"
"Tapi dia terus memaksaku dan akhirnya aku yang kalah, Bang. Biarkan semua ini terjadi, dan berlalu dengan sendirinya." ucap Yusuf masuk ke mobilnya.
Berdasarkan Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 230, kalau seorang suami telah menjatuhkan talak yang ketiga kepada istrinya, maka perempuan itu tidak halal lagi baginya untuk mengawininya sebelum perempuan itu kawin dengan laki-laki lain.
Namun, saat ini sidang putusan terakhir sebelum hakim ketuk palu dan memutuskan Yusuf dan Rebecca bukanlah suami istri lagi.
Hakim kembali bertanya, "Apakah perpisahan ini, akan dilanjutkan atau tidak?"
Baik Yusuf dan Rebecca menjawab tetap dilanjutkan sampai benar-benar mereka hidup masing-masing. Akhirnya, yang diinginkan Cindy terlaksana. Yusuf dan Rebecca resmi berpisah, mereka bukan pasangan halal lagi.
Suatu saat, jika mereka hendak kembali, Rebecca harus menjadi janda lelaki lain dahulu, agar bisa bersatu kembali bersama Yusuf.
Rebecca masih terlihat tegar, sifat dinginnya muncul kembali setelah sekian lama telah terpendam. Berbeda dengan Yusuf, air matanya mulai terjatuh ketika Airy memeluknya.
"Maafkan aku, Kak. Aku tidak bisa menjaga amanah ini, aku lelaki yang buruk," ucap Yusuf dalam pelukan Airy.
"Aku menyesali perpisahan ini, tapi semua harus terjadi. Aku masih mencintainya, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, Kak." air mata Yusuf terus mengalir membasahi bahu Airy.
Situasi itu, tak jauh beda ketika Ami mereka meninggal dahulu. Dimana Yusuf selalu membuat hati Airy tegar, kini Airy yang berbalik memberi bahu untuk adiknya.
"Yusuf, dengarkan kakak. Kakak akan menjadi ibu bagi si lesung, kakak, Mas Adam, Bang Rai, Laila dan yang lainnya akan menjaga putrimu,"
"Kamu adikku, kamu laki-laki yang sangat tulus, ini bukan kesalahan siapapun. Takdir, ini takdir ya Allah berikan kepadamu, kamu tetap semangat, ya."
"Jangan lupa, kamu masih tetap harus menafkahi putrimu si pirang meski dia bersama dengan ibunya." tutur Airy.
Sampai akhirnya, perpisahan tahap akhir mereka. Yusuf mengungkapkan semua isi hatinya kepada Rebecca, sehingga pecahlah air mata Rebecca saat itu.
"Mata biru, mata yang sangat indah yang sudah memikatku selama 7 tahun waktu itu. Kamu tumbuh menjadi wanita yang kuat, wanita yang sudah di takhlukan,"
"Kau ingat, saat kamu memberiku liontin bergambar naga mas itu? Jantungku selalu berdegup, aku takut nafsu dengan anak kecil,"
"Makanya, dulu aku selalu cuek, selalu kasar kepadamu, dan bahkan seperti tidak menganggapmu ada,"
"Mungkin, hartamu cukup untuk menghidupi si pirang sendirian. Tapi tolong, jangan tolak nafkahku untuknya, hm?"
"Jangan berhenti membicarakan tentangku padanya. Aku ingin dia tetap merasakan memiliki ayah, meski aku tidak ada didekatnya,"
"Jaga si pirang baik-baik, ya. Aku mencintaimu, Mata biruku." ucap Yusuf.
"Aku juga mencintaimu, matahariku." batin Rebecca.
Akhirnya, mereka terpisah. Namun, itu bukan malah membuat Cindy bahagia. Sejatinya, Cindy tak bisa melihat Yusuf s menderita. Namun, keinginannya untuk memisahkan Rebecca dan Yusuf terwujud juga.
Meski begitu, Cindy tidak kembali mengejar Yusuf. Ia malah menikah dengan seorang mafia yang berkewarganegaraan Tiongkok. Lalu, memberi nama putra dari sang kekasih idamannya, dengan nama 'Chen Yuwan Wang'. Atau bisa dipanggil dengan Chen.
Calon mafia, di generasi berikutnya. Tuan Muda Chen Wang. Tapi, gelang yang berliontin lambang negara itu masih ada pada tubuh Chen. Gelang itu tersimpan rapi di pakaian yang dipakai baby Chen ketika hilang. Di simpan rapi oleh pengurusnya yang bernama Bibi Qiao.
Kemudian, bayi yang di bawa Rebecca, bayi ketiga yang memiliki rambut pirang di beri nama, 'Gwen Kalina Lim'. Gwen sendiri diambil dari nama tengah sang buyut, Leah. Masih dengan nama Lim, karena Rebecca kembali menggunakan identitas tersebut.
Bayi berlesung lainnya, yang dibawa oleh Yusuf diberi nama 'Aisyah Adelia Putri. Mereka bertiga, kini hidup terpisah. Chen, berada di Tiongkok. Gwen berada di Austria, dan Aisyah berada di Jogja bersama sang Ayah.
Hari dan malam pertama tanpa Rebecca dan satu putrinya membuat Yusuf tak betah di rumah. Ia selalu membawa Aisyah ke restoran tempat ia bekerja.
"Ica bobok dulu, ya. Ayah mau kerja dulu, oke? Muah!"
Meski ditinggal Rebecca pergi, Yusuf tak pernah patah semangat. Ia tetap bekerja dan menganggap semuanya baik-baik saja. Meski salah hatinya, si setiap malamnya ia merasa hancur.
"Lihatlah, Ayah sedang membuat ttbbokki, makanan kesukaan Ibumu," ucap Yusuf.
"Jika kamu sudah besar nanti, ayah akan pertemukan Ica dengan Ibu dan saudari kembarmu." imbuhnya.
Datanglah Daus dan Fatur, mereka baru saja datang ke restoran setengah jam sebelum buka.
"Assalamu'alaikum … wuih, Ica juga ada di sini? Om pengen gendong …." Fatur sangat menyayangi Aisyah.
"Heh, cuci tangan dulu!" tegur Yusuf dengan memukul tangan Fatur menggunakan sumpit.
"Iyo, iyo!"
"Oh ya Cup. Hari ini ada pesanan untuk malam nanti, catering sekitar 120 kotak. Di kirim di masjid al-ikhlas," timpa Daus memberikan bon pesanan.
Yusuf menyanggupinya, mereka mulai bekerja dan Fatur tengah bermain dengan Aisyah kecil.
Sudah dua tahun berlalu, baik Yusuf dan Rebecca sama-sama tidak ada komunikasi sama sekali. Mereka masih berdiam diri menahan rindu. Rebecca kembali ke rutinitas sebelumnya, mengambil alih perusahaan dan menggerakkan dunia hitamnya kembali.
"Nona, apakah ini jalan yang terbaik? Selama dua tahun ini …." ucap Willy.
"Aku hanya ingin tahu dimana putraku berada. Willy, kita sudah menikah, aku berharap ketika putraku ketemu nanti, aku bisa menyatukan ketiga anakku kembali," ucap Rebecca.
"Masalahnya, aku tidak bisa mencintaimu, Nona. Aku sangat tertekan dengan pernikahan ini!" protes Willy.
"Willy!" bentak Rebecca.
Ya, demi bisa kembali kepada Yusuf, Rebecca menikah dengan Willy. Salah satu cara agar Rebecca mampu mencari anaknya hanyalah dengan menyetujui rencana musuh. Membuat musuhnya selangkah menang, namun ia tidak tahu jika dirinya akan hancur.
Waktu begitu cepat, kini ketiga balita kembar itu sudah berusia 9 tahun. Chen tumbuh sebagai anak yang cerdas dan pemikir sendiri Rebecca.
Namun, sejak kecil. Cindy sudah menanamkan kebencian dalam hatinya tentang seseorang yanga bernama Rebecca, yakin ibu kandungnya sendiri.
Sementara Gwen, ia menjelma menjadi gadis cilik yang tomboy dan lincah. Namun, sifatnya sama dengan Chen yang dingin kepada semua orang.
Sementara Aisyah, ia tumbuh menjadi gadis cilik seperti kecilnya neneknya waktu lalu. Sedikit bawel, dan selalu mengatur. Begitu juga dengan anaknya Hamdan dan Yue, Feng.
Feng, pria kecil berwajah manis, tapi sikapnya sangat tenang. Berada dengan kedua orang tuanya yang sangat berisik dan selalu membuatnya pusing.
9 tahun berlalu, akhirnya Rebecca mampu menemukan keberadaan Chen. Putranya di besarkan oleh musuh terbesar dalam gengnya sendiri.
"Mami, anda mau kemana?" tanya Gwen.
"Mami akan ke Tiongkok," jawab Rebecca.
"Tiongkok? Untuk apa? Pekerjaan apa lagi? Membunuh seseorang?" protes Gwen.
"Willy!" teriak Rebecca.
"Suamimu itu, sedang keluar, Nona Lim!" seru Gwen.
Dengan tatapan yang datar, Rebecca bertanya kepada Gwen, "Siapa yang menyuruhnya keluar?"
"Aku! Nona Muda Gwen yang menyuruh suamimu keluar. Ayolah Mami, kasihanilah ayah angkatku itu, bebaskanlah dia, kita kembali ke ayahnya, oke?" rupanya Gwen mencoba bernegosiasi.
"Cih, lihatlah anak ini. Mirip siapa dia? Jika kau tidak menerima suamiku, maka angkat kaki lah dari rumah ini!" gertak Rebecca.
"Sekarang aku jadi tahu kenapa ayah mengabulkan perceraian itu. Ish, dasar! aku memiliki ibu yang sudah tidak waras. Kepalanya mungkin terbentur saat melahirkan aku! Kalau begini terus, aku bisa pulang sendiri ke Jogja!" umpatnya.
Rebecca dan Gwen terus saja memiliki perselisihan yang lucu. Mereka berdua seperti Rebecca muda dan Yusuf di masa lalu.
Meski orang tuanya sudah berpisah, Gwen tetap masih bisa mendengar dan mengerti kisah tentang orang tuanya yang dulu. Ia sangat merindukan Yusuf dan saudari kembarnya, Aisyah. Rebecca dan juga Willy tidak pernah menutupi kenyataan di masa lalu. Bahkan, Gwen sangat menyayangi ayah nya meski mereka belum pernah bertemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
lembar kosong
pusing aku bacanya. mana cerita awalnya?
sampe sini sayang pusing, kali ada awal mula cerita?
2021-12-26
1
Leli Noer Octavia
ohh kuharap cerita ini terdapat banyak cerita yg bisa di ambil.
2021-10-23
2
𝕤𝕒𝕟𝕠
aneh bgt... ngapain talak 3... talak 1 aja udah cerai dan ini talak 3... cuma mau pisah kan berlebihan sampai talak 3 dan itu gk bisa di ucapkan dalam 1 kali harus bertahap
2021-09-06
1