Di dunia ini, tak ada sesuatu yang benar-benar abadi. Semua makhluk hidup pasti pernah kehilangan materi, kesempatan, cinta, sampai orang-orang yang disayang.
"Dalam hubungan berumah tangga, jangan biarkan ego menjauhkan dua hati yang saling menyayangi. Jangan kehilangan sampai kalian kehilangan satu sama lain hanya karena sebuah krikil kecil," tutur Raihan.
"Ini bukan kerikil kecil lagi, Bang. Aku kehilangan putraku, aku mengandungnya selama sembilan bulan, dan orang lain mengambilnya begitu saja dariku. Apakah aku harus ikhlas begitu saja, hah?" teriak Rebecca.
"Re, kami mengerti apa yang kamu rasakan saat ini. Kami juga merasakan semuanya, tapi kamu masih memiliki dua putri yang masih bayi. Mereka masih membutuhkan kamu, Re …." sahut Airy.
"Lihatlah suamimu, apakah kamu tega melihat keadaannya yang kacau seperti itu? Hargai perjuangannya," lanjut Airy.
"Ketika kamu kehilangan, relakan itu dengan senyuman dan ambil pelajaran. Dan percayalah, Allah akan mengganti dengan yang lebih baik lagi." tukas Adam.
Yusuf mendekati Rebecca, menggenggam tangannya dengan erat. Bahkan sampai bersimpuh meminta maaf. Ia terus menciumi tangan sangat istri, berharap jika Rebecca mau membuka mata hatinya untuknya dan kedua putrinya.
"Sayang, aku di sini. Kedua putri kita di sini, kami membutuhkanmu. Apakah kamu tega mengabaikan kami seperti ini?" suara Yusuf sampai serak.
Menjadi sabar dan ikhlas memang tak mudah, tapi itu harus. Belajarlah untuk menerima arti kehilangan dan penantian. Namun, bagi Rebecca semuanya berbeda. Dia telah kehilangan seluruh keluarganya, dan kini putranya.
"Kami tetap akan mencari putramu sampai ketemu, Re." lanjut Raihan.
Rebecca menangis, ia melihat kedua putrinya yang begitu mungil. Memang tak seharusnya Rebecca mengabaikan mereka.
"Maafin aku ya, Mas. Aku yang bodoh, aku bener-bener egois. Maafkan Aku …."
Yusuf langsung memeluk istrinya, ia tetap akan berusaha mencari putranya. Meski mustahil baginya, hanya saja doa yang selalu menyertainya.
Keadaan Rebecca semakin membaik, dia mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Bahkan bisa dibilang kondisi Rebecca sudah stabil.
Suatu pagi yang cerah, sampailah suatu pesan dari Cindy terkirim di ponselnya. Dalam pesan tersebut, ia meminta untuk Rebecca meninggalkan Yusuf.
Cindy juga mengancam jika Rebecca sampai bicara jujur dengan Yusuf, maka ia akan menyakiti putranya.
"Apa, jadi kamu …?"
"Ya, Re. Akulah yang menculik putramu. Dia ada bersamaku saat ini. Kau mau dengar?" desis Cindy.
Saat itu, bayi laki-lakinya Rebecca pas sedang menangis. Rebecca semakin resah, Cindy juga mengirim bukti jika bayi laki-laki itu adalah putranya.
"Aku sudah mengirim gelang rumah sakit yang menempel di tangan putramu. Aku sudah mengirimkan ke rumahmu,"
"Ikuti intruksiku jika kau tak ingin putramu tersakiti! Setuju atau tidak, aku tidak memberimu pilihan, Rebecca." Cindy menutup telponnya.
"Kurang ajar! Rupanya, Cindy yang menculik anakku, aku tidak boleh diam saja. Aku harus bertindak!" sulut Rebecca.
Kling ….
Pesan masuk di ponsel Rebecca.
[Ingat, jangan macam-macam. Atau putramu yang akan menanggung semuanya!] -ancam Cindy.
"Astaghfirullah hal'adzim, apa yang harus aku lakukan?" gumam Rebecca kebingungan.
Rebecca kini tahu jika bayinya diculik oleh Cindy. Setelah memiliki anak, seorang wanita akan terlihat lemah karena anaknya.
Sebelumnya, Rebecca sangat gesit dan tangkas dalam memikirkan sesuatu. Ia juga selalu berhati-hati dalam bertindak. Namun sekarang, karena nyawa anaknya di tangan orang lain, ia menjadi lemah dan gampang terperdaya.
[Apa yang kau inginkan, Cindy?] -tanya Rebecca.
[Sederhana, perceraian!] - jawab Cindy tanpa basa-basi.
Namun, percakapan itu terhenti karena Yusuf masuk ke kamar. Ia meminta Rebecca untuk menjemur bersama baby twins-nya.
"Assalamu'alaikum, sedang apa, yang?" tanya Yusuf.
Rebecca tersenyum, ia terpaksa berbohong. Ia merasa, selama dirinya larut dalam kesedihan, Yusuf sudah terlalu banyak mengorbankan waktu untuknya dan dua bayinya.
"Wa'alaikumsalam, Mas. Aku sedang bermain dengan kedua putriku. Mereka wangi sekali meski belum mandi, ada apa, Mas?
"Alhamdulillah, bagaimana keadaanmu sekarang? Aku ingin mengajakmu untuk menjemur anak kita di depan rumah," ajak Yusuf.
~Mas Yusuf, aku tidak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau salah. Putraku akan aman bersama Cindy dimana dia berada. Keinginanku menikah dan memiliki anak bersamamu juga sudah aku dapatkan. Kini, aku akan pergi, membawa satu putriku bersamaku, dan membiarkanmu hidup dengan damai. Tanpa permasalahan yang bersumber dariku~
Dua hari berlalu, Rebecca memutuskan untuk mengajukan perpisahan dengan Yusuf. Tentu saja hal itu sangat mengejutkan bagi Yusuf. Tidak ada badai dan tak ada maslah diantara mereka.
Lalu, dengan santainya Rebecca meminta perpisahan dengannya. Tentu saja Yusuf menolak, bahkan ia juga menentang perpisahan yang Rebecca inginkan.
"Apa? Pisah? Kamu kalau ada masalah denganku, katakan!"
"Jangan tiba-tiba minta pisah, sedangkan aku tidak tau apa kesalahan yang telah aku lakukan kepadamu, Re!"
Rebecca menarik nafas dengan dalam, dan mengeluarkan secara perlahan. Menguatkan hatinya, dengan menyebut nama almarhum Ayah dan Ibunya.
"Mas, aku sudah tidak cinta lagi denganmu, dan aku ingin … kamu segera mengucapkan talak kepadaku," ucap Rebecca dengan nada bergetar.
Semua itu atas desakan Cindy, ia terus pengancam akan membawa putranya pergi jauh dari keluarga kandungnya, jika Rebecca dan Yusuf masih tetap bersama.
"Re, jika karena cinta membuatmu ingin berpisah dariku … aku siap untuk membuatmu jatuh cinta lagi kepadaku," ucap Yusuf lirih, ia mulai meneteskan air mata.
"Aku mohon jangan ada air mata berhargamu yang menetes, menangisi wanita sepertiku," ucap Rebecca menyeka air mata Yusuf.
"Lepaskan aku, Mas. Ini demi kebaikan kita semua," mohon Rebecca.
"Aku mencintaimu, Re. Lillahita'ala, apapun yang membuatmu marah, benci maupun memudarnya cintamu kepadaku, tolong katakan! Aku akan memperbaiki kesalahanku," Yusuf sampai memohon.
"Jika putra kita yang kamu inginkan, aku siap mencarinya saat ini juga. Lalu, aku akan kembali saat aku sudah menemukannya. Tapi tolong, jangan katakan ingin aku berpisah dariku lagi …." sejauh apapun Yusuf memohon, keputusan Rebecca sudah tak bisa di ganggu digugat.
Ia sampai menodongkan pistol ke arah kepala Yusuf, lalu dengan tangan satunya lagi, ia mengarahkan belati yang sudah tersimpan lama dalam almari itu ke dadanya.
"Aku tidak main-main, Mas. Talak aku sekarang juga, atau ketiga anak kita akan menjadi yatim piatu,"
"Kita tau betul rasanya menjadi yatim piatu, bukan?" hardik Rebecca.
Kebetulan saat itu, Airy dan Laila datang hendak bermain dengan putri kembar mereka. Sontak, membuat Airy dan Laila terkejut melihat pemandangan yang mengerikan itu.
"Re …."
"Jangan mendekat, atau kami akan mati di depan kalian!" Rebecca juga tak tanggung-tanggung menghardik Airy dan Laila.
"Yusuf, ada apa ini?" tanya Laila.
Yusuf menatap mata Rebecca lekat-lekat, ia melihat ada kesedihan, kewaspadaan dan ketakutan dalam mata birunya. Dengan sekali tetesan air mata lagi, akhirnya Yusuf mengiyakan apa yang Rebecca mau.
"Kau ingin perpisahan, bukan? Maka aku akan berikan," ucap Yusuf lirih.
"Yusuf!" teriak Airy.
"Besok, tante Clara akan mengirim surat dari pengadilan untukmu. Aku yang akan memberimu perpisahan ini,"
"Yusuf," Airy semakin tak kuasa menahan emosinya.
"Aku yang membawamu dalam kehidupanku, aku yang mengulurkan tangan kepadamu, juga bersedia terluka untukmu. Maka sekarang, aku juga yang akan melepas belenggu rumah tangga ini," ucap Yusuf dengan suara parau.
"Aku bawa si lesung, kau bawa si pirang. Itu jauh lebih baik, sementara kamu bisa tinggali rumah ini. Aku akan kembali ke rumah Kakakku, assallamu'alaikum, ibunya anak-anakku." tukas Yusuf dengan tegar.
Baik Rebecca dan Yusuf masih sama-sama menahan air matanya. Mereka masih saling mencintai, namun Yusuf lebih memilih untuk mengalah. Ia tidak ingin Rebecca terluka lagi perasaannya karena dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
Ulfah Saffanah As-syakir
ppil989997nn.
2022-03-14
0
Fuadah Elmi Endriani
mengulang lg dari awal, tp tetep sedih ya bacanya 😢
2021-07-18
0
herlin yunnita
mengulang lagi ya kak
2021-05-10
2