Mereka berpindah tempat menggunakan ilmu teleportasi dan menuju hutan tersebut. Mereka muncul tepat di depan orang pincang itu untuk menghadangnya.
"Berhenti!! Siapa kau?" tanya Xin Qian.
"Putriku, kemari lah! Ini Ibundamu." Orang itu memperlihatkan wajahnya yang mirip sekali dengan ratu Lieng.
"Ibunda?" Xin Qian melepaskan Zhulong dan berjalan pelan mendekati orang itu. Ia terpengaruh oleh wajah yang menyerupai Ibundanya.
"Tidak!! Dia bukanlah ratu Lieng!!" Ji Nian menegaskan dan menarik kembali tangan Xin Qian agar tidak mendekati orang itu.
"Xin Qian, kau jangan mudah termakan oleh tipuan iblis itu. Dia hanya mengubah wajahnya seperti ratu Lieng agar dia bisa mengelabui mu." Zhulong menjelaskan.
"Tidak, Putriku. Aku Ibundamu, Ibunda sangat merindukanmu. Ikutlah dengan Ibunda dan kita akan hidup bahagia bersama!" balas iblis itu menghasut Xin Qian.
"Tidak!! Ibundaku sudah tiada. Kau adalah iblis yang menyerupai wajah Ibundaku." Xin Qian menegaskan.
Iblis itu kemudian menunjukkan wajah aslinya yang buruk rupa dan berjalan pincang mendekati Xin Qian. Ji Nian bersiap perlahan mengeluarkan pedangnya.
"Aku akan membawamu pergi ke negeri iblis, Xin Qian. Aku akan menyerahkanmu kepada raja Wang Shu." Iblis itu menarik tangan Xin Qian.
Ji Nian langsung menyerang iblis itu dengan pedangnya. Mereka sama-sama bertarung menggunakan pedang, hingga iblis itu membuat Ji Nian terpental ke tumpukan ranting pohon dan pedangnya diambil oleh iblis itu.
Xin Qian melawan iblis itu menggunakan satu pedang, sedangkan iblis itu menggunakan dua pedang sekaligus. Zhulong juga ikut membantu Xin Qian untuk melawan iblis itu.
Ji Nian bangun dan terbang untuk menyerang iblis itu dari atas. Tetapi iblis itu sangat kuat dan membuat mereka bertiga terpental mengenai bebatuan.
Iblis itu berjalan menuju Xin Qian untuk menyerangnya. Kemudian Xin Qian berpikir untuk membuat iblis itu menjadi beku. Ia menyentuh tanah yang berada didepannya dan seketika tanah yang dipijak iblis tersebut beku dan membuat iblis itu tidak dapat bergerak sedikitpun.
Ji Nian memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil pedangnya dan menyerang kembali si iblis. Iblis itu berhasil dikalahkan dan tubuhnya perlahan berubah menjadi abu.
"Putri, kau tidak apa-apa?"
"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga baik-baik saja. Aku akan membantumu untuk berdiri."
"Terima kasih, Ji Nian."
"Sama-sama."
"Dimana Zhulong?"
"Aku di sini."
"Kau tidak apa-apa?"
"Ya."
"Putri, kita harus segera kembali ke istana."
"Baiklah."
Tanpa mereka sadari, abu dari iblis yang telah mereka kalahkan berubah menjadi laba-laba hitam. Laba-laba hitam itu merambat ke tubuh Ji Nian dan bersembunyi di pakaiannya.
*****
Sesampainya di istana, laba-laba itu melompat ke arah semak-semak dan masuk ke istana melalui jendela yang terbuka.
"Ji Nian, aku harus pergi karena aku ada urusan. Kita bisa bertemu lagi nanti."
"Baiklah, Putri."
Zhulong berlari kedalam istana dan tidak sengaja kuku kakinya menyangkut di hanfu Xin Qian dan membuat Xin Qian hampir terjatuh. Ji Nian dengan sigap menangkap Xin Qian dan mereka berdua kini saling menatap.
Xin Qian yang merasa malu segera berdiri dan meminta maaf kepada Ji Nian. Kemudian ia pergi meninggalkan Ji Nian sendiri. Ji Nian sangat senang karena bisa menghabiskan waktu dengan sang Putri, walaupun itu hanya sebentar.
Matahari mulai terbenam, para Dayang istana mempersiapkan makanan untuk makan malam. Sedangkan di kamar, Xin Qian sedang belajar tentang sistem pemerintahan di kerajaan, karena sebentar lagi ia akan menjadi seorang Ratu.
Seekor laba-laba masuk ke kamarnya melalui celah di bawah pintu lalu menggigitnya. Xin Qian merasa ada sesuatu di lehernya, ia langsung memegang lehernya dan merasakan ada bekas gigitan. Ia tidak terlalu menghiraukan bekas gigitan itu, karena ia pikir itu hanyalah bekas gigitan semut.
"Tok ... tokb... tok ...." Suara ketukan dari balik pintu kamar Xin Qian.
"Putri, makan malamnya sudah siap. Raja telah menunggu Putri di bawah," ucap seorang Dayang istana.
"Baiklah, aku akan segera turun," balas Xin Qian dengan nada yang sedikit tinggi.
Xin Qian berjalan menuruni tangga dengan wajah yang pucat. Ia merasakan sakit di kepalanya, tetapi ia mencoba untuk menahannya. Belum sempat ia menginjak anak tangga yang terakhir, tiba-tiba ia terjatuh dan pingsan.
Semua orang yang berada di meja makan terkejut dengan apa yang mereka lihat. Xin Qian tak sadarkan diri dihadapan mereka. Raja Arlo menghampiri Xin Qian dan memangku kepalanya.
Ia mencoba untuk membangunkan Putri kesayangannya, tetapi Xin Qian sama sekali tidak bangun. Raja Arlo membawa Xin Qian ke kamarnya dan memerintahkan Tabib istana untuk mengobati Putrinya.
"Yang Mulia, putri Xin Qian telah digigit oleh hewan yang beracun dan racun ini hampir menyebar ke seluruh tubuhnya. Jika tidak secepatnya diobati, maka akan membahayakan nyawa sang Putri."
"Aku tidak akan membiarkan nyawa Xin Qian dalam bahaya. Katakan apa yang harus aku lakukan?"
"Yang Mulia, hamba akan menarik racun itu semampu hamba."
"Baiklah, Tabib. Tolong selamatkan Putriku."
Tabib itu mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menarik racun yang menyebar di dalam tubuh Xin Qian. Tetapi Tabib itu malah mengeluarkan darah dari mulutnya karena tidak kuat menarik seluruh racun dalam tubuh Xin Qian.
"Yang Mulia, maafkan hamba. Hamba tidak dapat menarik sebagian racun dalam tubuh Putri, karena racun itu sangat kuat dan cepat sekali menyebar."
"Apa tidak ada cara lain yang bisa aku lakukan?"
"Yang Mulia Raja, aku akan mencoba untuk menarik racun itu dari tubuh sang Putri."
"Baiklah, Kakek Guru."
Master Lin Yang menggunakan kekuatannya untuk menarik racun itu dari tubuh sang Putri. Tetapi hal itu malah membuat dirinya jatuh terpental.
"Kakek Guru!"
"Master!"
"Kau tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa."
"Yang Mulia Raja, hamba pernah mendengar jika ada seorang Tabib yang ahli dalam menarik racun dari tubuh seseorang. Namanya adalah tabib Urong, dia tinggal di sebuah negeri bernama Longyou."
"Negeri Longyou? Bukankah itu adalah negeri yang merupakan tempat tinggal para siluman?."
"Benar, Yang Mulia."
"Apakah itu artinya tabib Urong adalah siluman?"
"Tidak, Yang Mulia. Tabib Urong adalah seorang manusia, tetapi dia sekarang tinggal bersama para siluman."
"Baiklah. Aku akan datang ke negeri Longyou dan meminta tabib Urong untuk mengobati Xin Qian."
"Yang Mulia Raja, izinkanlah hamba yang pergi menemui tabib Urong. Jika yang mulia raja pergi, maka tidak ada yang akan menjaga negeri ini dan juga putri Xin Qian," ucap Ji Nian.
"Baiklah, Ji Nian. Tapi kau harus selalu berhati-hati karena Longyou merupakan tempat tinggal para siluman," balas sang Raja.
"Baik, Yang Mulia Raja. Hamba pamit."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments