BAB 03

Malam semakin larut dan bulan bersinar terang menerangi langit Peacelavia. Terlihat seorang pria yang memakai hanfu berwarna merah sedang menaiki pedati dan membawa sesuatu di dalamnya. Pedati tersebut berjalan menuju kerajaan.

"Tunggu! Apa yang kau bawa dalam gerobak mu itu?" tanya salah satu prajurit yang berjaga di gerbang kerajaan.

"I-ini ... aku membawa buah-buahan dari ladang. Raja yang memintaku untuk mengantarkannya," jawab orang tersebut dengan sedikit gugup.

"Tapi mengapa mengantarkannya malam-malam begini?" tanya prajurit yang satunya.

"K-karena raja mengatakan bahwa putri Xin Qian sering memakan buah di malam hari."

"Aku tidak tahu jika sang Putri sering makan buah dimalam hari," ucap salah satu prajurit.

"Baiklah, kau boleh masuk."

"Terima kasih."

Pria tersebut langsung turun dan membuka penutup kepalanya. Ia merubah wujudnya menjadi wujud sang Raja, lalu masuk ke dalam istana dengan santainya.

"Ayahanda!" panggil Xin Qian dari arah belakang dengan Zhulong yang terus mengikutinya.

"K-kau? Kau di sini?" tanya pria itu bingung.

"Iya, Ayahanda. Apa yang sedang Ayahanda lakukan?"

"Ayahanda hanya sedang melihat-lihat isi istana. Kenapa kau di sini?"

"Tidak ada, aku hanya lewat dan melihat Ayahanda berada di sini."

"Ya sudah. Pergilah ke kamarmu untuk tidur, ini sudah larut malam."

"Baiklah, aku permisi dulu." Xin Qian membungkukkan tubuhnya lalu pergi meninggalkan tempat itu, kemudian diikuti oleh Zhulong.

"Aku harus segera mencari tempat di simpannya batu permata, aku harus segera mendapatkannya," gumamnya.

Xin Qian sampai di depan kamarnya, tetapi ia baru sadar jika Zhulong tidak mengikutinya saat itu. Xin Qian hanya tersenyum dan mengira Zhulong sedang berjalan-jalan untuk melihat isi istana. Ia kemudian masuk kamar dan menutup pintunya.

Di tempat lain, Zhulong sedang mengikuti pria yang menyamar menjadi sang Raja secara diam-diam. Zhulong adalah hewan biasa, tetapi ia dapat merasakan jika ada siluman yang berkeliaran di sekitarnya. Pria itu telah sampai di sebuah ruang rahasia, tetapi pintunya digembok dan dilindungi dengan sihir yang sangat kuat. Pria itu jatuh terpental saat mencoba untuk mendekati pintu tersebut.

"Ahh, kekuatan apa yang melindungi ruangan ini? Dadaku terasa sangat sakit."

"Aku tidak boleh meremehkan sihir yang melindungi ruangan ini. Aku juga harus menggunakan sihir untuk membuka pintu ini."

Ia mencoba berkali-kali untuk membuka pintu itu menggunakan sihirnya, tetapi tetap saja ia gagal. Kemudian ia menggunakan mantra pelebur dan gemboknya langsung terbuka.

Saat orang itu hendak masuk, Zhulong melompat ke atas kepalanya dan mencakar wajah pria tersebut. Suara gaduh pun terdengar sampai kamar Xin Qian dan ruang tahta. Semua orang yang mendengarnya langsung datang menghampiri suara gaduh tersebut.

"Zhulong!!" panggil Xin Qian.

"Ayahanda? Bagaimana bisa Ayahanda ada dua?" tanya Xin Qian kaget karena melihat keanehan yang terjadi.

"Xin Qian, dia adalah penyusup yang menyamar menjadi yang mulia raja. Jangan biarkan dia keluar dari tempat ini!" Zhulong menegaskan.

Pria tersebut sangat takut jika dirinya tertangkap, lalu ia pergi meninggalkan tempat itu. Xin Qian mengeluarkan banyak kupu-kupu dari telapak tangannya, seketika para kupu-kupu menutupi wajah pria itu. Zhulong terus mencakar dan menggigit kaki pria itu hingga terjatuh.

"Aaahhh, kucing kurang ajar! Aku tidak akan membiarkan mu pergi begitu saja!" teriak pria tersebut.

"Ruangan batu permata. Yang Mulia, kita harus segera mengunci ruangan ini. Orang itu sepertinya berusaha untuk mengambil batu permata," ucap master Lin Yang.

"Baik, Guru," balas raja Arlo.

Xin Qian mengeluarkan akar pohon dari kedua telapak tangannya, lalu melilit orang tersebut hingga orang tersebut menjerit kesakitan.

"Siapa kau? Mengapa kau ingin mencuri batu permata dari kami?"

"Aku di perintahkan oleh Tuanku untuk mengambil batu permata."

"Siapa orang yang telah memerintahkanmu?"

"Aku akan mengatakannya jika kalian melepaskanku."

"Tidak! Kau adalah siluman jahat, aku tidak bisa percaya padamu begitu saja."

"Aarrghh! Aku tidak berbohong. Aku akan mengatakannya kepadamu."

"Xin Qian, lepaskan saja! Dia akan mengatakannya kepada kita."

"Tapi Ayahanda, kita tidak bisa percaya begitu saja."

"Kita coba saja."

"Baiklah."

Xin Qian melepaskan lilitannya dari pria tersebut. Dan benar saja pria itu hampir melarikan diri, tetapi master Lin Yang langsung mencekiknya.

"Jangan berbicara omong kosong dengan kami! Cepat katakan siapa yang telah memerintahkan mu!"

"Aku di perintahkan oleh raja Wang Shu untuk mencuri batu permata dari Peacelavia."

"Wang Shu? Di mana tempatnya bersembunyi?"

"Dia telah menjadi pengikut setia monster iblis dan sekarang dia telah menjadi raja di istana Havocia."

Lin Yang terus mencekiknya dan membuat orang tersebut seketika mati menjadi abu.

"Kakek Guru, mengapa Kakek Guru membunuhnya?"

"Dia adalah siluman jahat yang telah bekerja sama dengan Wang Shu untuk mencuri batu permata."

"Tetapi, bukankah dia telah memberi tahu kita semuanya?"

"Benar. Tapi jika kita membiarkannya hidup, maka dia akan pergi menemui Tuannya dan mengatakan bahwa kita telah mengetahui tempat persembunyiannya. Hal itu akan membuat Wang Shu waspada dengan kita."

"Apakah Wang Shu adalah murid dari Kakek Guru yang telah berkhianat itu?"

"Benar, Xin Qian. Jangan pernah percaya kepada para siluman, karena mereka semua adalah teman dari iblis!"

"Tapi tidak semua siluman itu jahat, bukankah begitu?"

"Xin Qian, Kakek Guru juga pernah percaya kepada siluman dan berteman baik dengannya, tetapi siluman itu berkhianat dan hampir membunuh Kakek Guru. Siluman dan iblis adalah musuh kita, mereka ingin menguasai dunia dan menghancurkan para manusia di muka bumi."

"Ini sudah larut, pergilah ke kamarmu dan tidur. Aku akan memerintahkan para prajurit untuk memperketat penjagaan."

"Baiklah."

Xin Qian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Di dalam kamar, ia masih memikirkan ucapan Kakek Guru. Ia takut jika orang lain mengetahui bahwa ia menyembunyikan siluman di dalam istana.

"Mengapa kau belum tidur? Apa ada hal yang kau pikirkan?" tanya Zhulong yang terbaring di atas sofa.

"Zhulong, aku takut jika orang lain mengetahui bahwa aku menyembunyikan siluman di dalam istana ini."

"Jadi, kau belum memberitahukan hal itu kepada siapapun?"

"Benar. Hanya kau dan aku yang mengetahui hal ini. Aku takut jika Ayahanda ataupun Kakek Guru tahu maka mereka akan membunuh para siluman itu."

"Aku tidak yakin, tapi cepat atau lambat mereka pasti akan mengetahui hal itu. Sudahlah, kau harus tidur."

"Kau tidurlah dulu, aku ingin keluar sebentar."

"Baiklah."

*****

Xin Qian pergi ke luar istana dan melihat para murid dari master Lin Yang masih berlatih di taman saat tengah malam begini. Semua murid melihat ke arah Xin Qian dengan tersenyum dan memberikan hormat, begitupun dengan Ji Nian.

Ji Nian adalah ketua dari para murid master Lin Yang. Ia sudah lama memiliki perasaan kepada sang Putri, namun ia tidak pernah menyatakan perasaannya itu.

"Hey, kenapa dia terus menatap putri Xin Qian?" tanya salah satu teman Ji Nian.

"Apa kau tidak tahu jika Ji Nian sangat tergila-gila dengan putri Xin Qian? Dia adalah gadis yang sangat cantik dan anggun, siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta kepadanya," balas teman Ji Nian yang satunya.

"Aku memang tergila-gila dengan putri Xin Qian. Tapi apa yang dia lakukan di tengah malam begini?" ucap Ji Nian.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Master Lin Yang menyela pembicaraan mereka.

"Master!!"

"Ini sudah tengah malam, kalian bisa melanjutkan latihannya besok. Pergilah untuk beristirahat!"

"Baik, Master."

Ji Nian merasa penasaran dengan apa yang di lakukan Xin Qian di tengah malam begini. Lalu ia diam-diam mengikuti Xin Qian. Namun Xin Qian yang merasa jika dirinya diikuti oleh seseorang segera mengeluarkan pedangnya dan menyodorkannya di leher Ji Nian.

"Ketua?" tanya Xin Qian yang masih menyodorkan pedangnya di leher Ji Nian.

"Apa yang Putri lakukan di luar istana malam-malam begini?"

"Aku hanya ingin melihat langit di malam hari. Bukankah kau sedang berlatih dengan murid yang lainnya?"

"Master Lin Yang meminta agar kami menghentikan latihan dan pergi untuk beristirahat."

"Lalu mengapa kau datang kemari?"

"Aku hanya ingin memastikan bahwa Putri baik-baik saja."

"Jangan khawatir, Ji Nian. Aku baik-baik saja."

"Bolehkah aku tetap di sini? Sebenarnya aku juga ingin melihat langit di malam hari."

"Baiklah."

"Apa kau sering menghabiskan waktu hanya untuk melihat langit di malam hari?"

"Tidak juga. Saat kecil aku sering melihat bulan bersama Ibundaku, dan saat ini aku sedang merindukan masa-masa itu."

"Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang Ibu. Aku hidup bersama master Lin sejak bayi. Master Lin adalah tempat bagiku untuk pulang."

"Ji Nian, bulan pun tidak memiliki keluarga. Tetapi para bintang selalu ada untuknya layaknya keluarga."

"Apa maksudmu?"

"Semua orang yang berada di istana ini adalah keluargamu, jadi kau tidak perlu bersedih. Jika kau membutuhkan bantuanku, katakan saja padaku."

"Mengapa kau tersenyum, Ji Nian?"

"Putri, sebenarnya aku sangat senang dapat melihat bulan bersamamu."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!