BAB 04

Keesokkan paginya, Xin Qian sedang mengikuti latihan dengan para ksatria di depan istana. Xin Qian mengikat rambut panjangnya dan membawa sebilah pedang di tangan kirinya.

Master Lin Yang meminta agar para muridnya bertarung menggunakan pedang melawan Xin Qian dengan satu lawan satu. Pada saat awal pertarungan, para murid dari master Lin Yang merasa tidak tega jika harus melawan seorang wanita, apalagi Xin Qian adalah seorang Putri.

Master Lin Yang meyakinkan para muridnya dan memberi tahu mereka bahwa Xin Qian bukanlah gadis yang lemah, merekalah yang seharusnya waspada terhadap Xin Qian. Setelah mereka semua yakin, mulailah pertarungan satu lawan satu dengan Xin Qian.

Xin Qian menangkis pedang dari lawannya dengan sangat cepat, ia bahkan membuat mundur dan menjatuhkan semua lawan bertarungnya. Hingga saatnya giliran terakhir bagi Xin Qian untuk melawan Ji Nian.

Xin Qian saat itu hampir membuat Ji Nian mundur, tetapi ia tidak sengaja menginjak pakaiannya sendiri dan membuatnya terjatuh. Tetapi untungnya saat itu Ji Nian menangkapnya dan mereka saling menatap satu sama lain.

Xin Qian kemudian berpikir bahwa ini adalah kesempatan baginya untuk membuat Ji Nian kalah dalam pertarungan. Xin Qian segera bangkit dan menepis pedang yang dibawa oleh Ji Nian.

Setelah pedang Ji Nian terjatuh, Xin Qian langsung menyodorkan pedangnya di dada Ji Nian. Kemudian Xin Qian menurunkan pedangnya dan semua orang bertepuk tangan untuk kemenangannya.

Seorang Prajurit datang menghampiri master Lin Yang dan berkata jika ada siluman yang keluar dari ruang perpustakaan istana. Semua orang terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Prajurit. Xin Qian sangat khawatir dengan teman-temannya yang sedang bersembunyi di dalam perpustakaan istana.

Xin Qian segera pergi ke dalam istana menggunakan ilmu teleportasi. Sesampainya di sana, ia melihat siluman kura-kura yang sedang bersembunyi di belakang pintu. Xin Qian segera mengembalikan siluman kura-kura itu ke balik rak buku agar tidak ada orang lain yang melihatnya.

Master Lin Yang dan semua muridnya juga sampai di ruang perpustakaan menggunakan ilmu teleportasi. Mereka sangat bingung dengan tingkah Xin Qian saat di ruang perpustakaan.

"Xin Qian, apa yang sebenarnya terjadi? Apa kau telah menemukan siluman itu?" tanya master Lin Yang dengan tatapan mata yang sedikit sinis.

"Tidak, Kakek Guru. Aku tidak menemukan apapun di sini. Mungkin prajurit tadi hanya salah lihat." Xin Qian mencoba untuk meyakinkan.

"Xin Qian, Kakek Guru pernah berkata padamu bahwa siluman juga musuh kita. Kakek Guru rasa kau telah paham akan hal itu." Master Lin sedikit curiga dengan sikap Xin Qian.

"Aku mengerti."

"Master, sebaiknya kita berpencar untuk mencari siluman itu."

"Benar."

Semua orang mencari keberadaan siluman itu, sedangkan Xin Qian hanya bisa berdiam diri dan berharap mereka tidak akan menemukan jejak dari siluman kura-kura tadi.

Xin Qian begitu cerdas, ia bahkan membuat tempat persembunyian para siluman tidak dapat dicium maupun di terawang oleh para manusia maupun siluman lainnya. Dan yang mengetahui jika rak buku tersebut dapat berbalik hanyalah Xin Qian dan ratu Lieng.

"Aku tidak mencium keberadaan siluman sedikitpun."

"Mungkin yang dikatakan putri Xin Qian itu benar, Prajurit tadi pasti salah lihat."

"Kalian kembalilah dan lanjutkan latihannya! Aku akan pergi untuk menemui raja."

"Baik, master."

Master Lin Yang pergi meninggalkan ruang perpustakaan dan semua muridnya juga ikut keluar dari perpustakaan. Xin Qian langsung menutup pintu perpustakaan karena dilihat sudah tidak ada orang selain dirinya.

Xin Qian segera membuat rak buku berbalik dan masuk ke dalamnya. Para siluman terlihat sangat cemas, namun setelah melihat kehadiran Xin Qian mereka langsung gembira.

"Xin Qian, maafkan aku. Aku telah keluar dari tempat ini tanpa meminta izin darimu," ucap salah satu siluman kura-kura yang menangis.

"Jangan khawatir, aku di sini bersama kalian."

"Tapi, saat aku keluar dari tempat ini ada beberapa orang yang melihatku. Aku sangat takut jika mereka datang dan membunuh kami."

"Tidak siluman kura-kura. Kita sudah berjanji untuk selalu melindungi satu sama lain. Jadi, aku tidak akan membiarkan orang lain mengetahui keberadaan kalian di sini."

"Xin Qian, terima kasih."

"Aku harus pergi sekarang."

"Tapi ...."

"Jangan khawatir, aku akan segera kembali. Jaga diri kalian baik-baik."

"Baiklah."

Xin Qian memberikan sehelai benang untuk diikat di tangan para siluman dan pergi meninggalkan mereka. Benang itu digunakan untuk melindungi mereka dari serangan para manusia.

*****

Di ruang tahta berkumpul raja Arlo, master Lin Yang, master Chen yaitu master pengendali elemen air, master Feng yaitu master pengendali elemen angin, master Yibo yaitu master pengendali elemen api, dan master Pin yaitu master pengendali elemen tanah. Mereka sedang membicarakan tentang siluman yang dilihat oleh salah satu prajurit istana.

"Yang Mulia, aku rasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh putri Xin Qian."

"Apa maksudmu, Kakek Guru?"

"Aku merasa jika putri Xin Qisn menyembunyikan siluman di dalam istana ini. Karena gerak-geriknya sangat aneh ketika mendengar ada siluman yang keluar dari ruang perpustakaan."

"Tapi dimana Xin Qian menyembunyikan para siluman itu?"

"Entahlah. Xin Qian adalah gadis yang sangat cerdas. Dia pasti membuat tempat persembunyian para siluman tidak dapat dicium maupun diterawang oleh manusia.

*****

Xin Qian masuk ke kamarnya dan mencari Zhulong, tetapi tidak ada. Ia juga mencari keberadaan Zhulong di dalam istana, tetapi tidak juga ditemukan. Ji Nian menghampiri Xin Qian karena melihat Xin Qian sedang kebingungan.

"Putri, kau terlihat sangat bingung. Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Aku tidak menemukan Zhulong dimana pun. Apa kau melihatnya?"

"Zhulong? Apa dia seorang laki-laki?"

"Ya. Dia baru beberapa hari tinggal di istana, tapi aku belum melihatnya sejak tadi pagi."

"Putri sangat khawatir dengannya. Apakah dia kekasih putri Xin Qian?" batin Ji Nian cemburu.

"Ji Nian, apa kau melihatnya?"

"Eh, tidak. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Tapi aku akan membantumu untuk mencarinya."

"Baiklah."

Saat mereka sedang sibuk mencari Zhulong, tiba-tiba Zhulong berlari menghampiri Xin Qian dan menggesekkan kepalanya di kaki Xin Qian sambil mengeong.

"Zhulong? Kau dari mana saja? Aku sangat menghawatirkan mu," ucap Xin Qian sambil menggendong dan menciumi wajah kucing itu.

"Jadi ... Zhulong adalah seekor kucing?" tanya Ji Nian keheranan melihat Xin Qian.

"Benar. Bukankah dia adalah kucing yang sangat tampan?"

"Yaa, aku rasa begitu."

Zhulong mengatakan bahwa ia baru saja bertemu dengan seekor burung dan burung itu mengatakan bahwa ada iblis yang berjalan di tengah hutan es untuk menuju Peacelavia.

Xin Qian langsung menarik tangan Ji Nian dan mengajaknya pergi ke suatu menara yang sangat tinggi. Menara itu berada di tengah-tengah negeri Peacelavia. Dari menara itu mereka melihat seseorang yang berpakaian serba hitam dan berjalan dengan kaki pincang di dalam hutan.

"Zhulong, apakah orang itu adalah iblis yang burung tadi maksud?"

"Aku tidak tahu, tapi kita harus memastikannya."

"Baiklah, kita harus memastikannya."

"Dia benar-benar berbicara dengan seekor kucing?" Ji Nian membatin.

"Ji Nian, kita harus menyusul iblis itu."

"Baik."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!