Di sebuah ruangan yang luas berdiri seorang wanita yang menyandarkan bahunya di samping jendela kamarnya. Banyak kupu-kupu yang berterbangan mengelilinginya.
"Xin Qian!! Xin Qian!!" panggil seseorang dengan nada pelan dari balik pintu kamarnya.
Xi Qian mendekati pintu kamarnya dan menempelkan telinganya di pintu. Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menarik bahunya dan membawanya ke suatu tempat menggunakan ilmu teleportasi.
Xin Qian berada di sebuah hutan bambu yang lebat, di dalamnya terdapat tujuh batu yang mengelilinginya. Ia mendengar suara gesekan dari arah belakangnya dan membuatnya merasa takut.
Sebuah tongkat melayang kearah Xin Qian. Ia langsung menangkis tongkat tersebut dengan pedangnya. Tapi tongkat itu terus menerus menyerangnya dan membuat pedang yang di bawanya melayang dan menancap di salah satu pohon bambu.
Tongkat itu kembali menyerangnya dan ia mencoba untuk menghindar. Xin Qian memegang tongkat yang hampir saja mengenai lehernya lalu membuat tongkat tersebut membeku dan hancur.
"Siapa kau? Tunjukkan wujud aslimu dan kemari hadapi aku!" ucapnya dengan kesal sambil berjalan mendekati salah satu batu.
Ia merasa ada seseorang yang berada di belakangnya. Kemudian ia langsung berbalik dan benar saja ada seseorang yang memakai jubah hitam hendak menyerangnya.
Xin Qian dan orang misterius tersebut saling menyerang hingga akhirnya Xin Qian terpojok. Kemudian Xin Qian menarik pedangnya dengan ilmu telekinesis dan menyerang mundur orang misterius tersebut.
"Kakek Guru?" tanyanya kaget setelah membuka penutup kepala orang tersebut.
"Xin Qian, aku mengakui kekuatanmu. Kau telah berhasil membuat Kakek Guru mundur," ucap master Lin Yang sambil tersenyum kagum dengan kemampuan Xin Qian.
"Kakek Guru, maafkan aku. Aku sungguh tidak tahu jika orang yang sedang bertarung denganku adalah Kakek Guru," balasnya dengan suara yang lembut dan membungkukkan tubuhnya.
"Xin Qian, kau adalah putri semata wayang raja Arlo. Kelak kaulah yang akan menjadi pemimpin negeri ini, jadi persiapkan dirimu dengan baik. Kau harus bisa menjaga dirimu sendiri dan juga negeri Peacelavia dari para musuh."
"Baik, Kakek Guru."
Mereka kembali ke istana menggunakan ilmu teleportasi. Sesampainya di istana, Xin Qian berjalan menuju ke taman belakang istana dan duduk di bawah pohon sakura yang rindang. Tiba-tiba ada seekor kucing yang berlari terbirit-birit menuju kearahnya. Kucing itu langsung terbujur kaku dengan kaki yang di penuhi dengan darah.
Xin Qian langsung memangku kucing tersebut di pangkuanya. Ia mengobati kucing tersebut dengan ilmu yang telah ia pelajari dari sang Ratu. Saat diobati, kucing tersebut mengalami kejang-kejang lalu lukanya menghilang. Kucing tersebut bangun dan merasa bahwa dirinya sudah merasa baikan.
"Terima kasih karena kau telah menolongku."
"Tidak masalah. Namaku Xin Qian."
"K-kau ... kau dapat berbicara denganku?"
"Tentu saja."
"Apa kau seorang manusia?"
"Yaa, aku adalah seorang manusia."
"Tapi bagaimana bisa seorang manusia berbicara dengan hewan? Dan mengapa kau memiliki mata berwarna ungu terang, sedangkan manusia lainnya memiliki mata berwarna biru gelap?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu tentang keduanya."
"Siapa namamu? Dan mengapa kakimu bisa terluka?" tanya Xin Qian sambil mengelus bulu halus kucing tersebut.
"Namaku Zhulong. Aku tersesat di dalam hutan dan bertemu dengan seekor serigala yang hampir saja memakanku, tetapi aku bersyukur karena aku dapat melarikan diri darinya."
"Tuan Putri, Yang Mulia Raja memintamu untuk menemuinya di ruang tahta," ucap seorang Dayang istana.
"Aku segera datang."
"Baik."
"Zhulong, aku harus pergi karena Ayahanda memanggilku."
"Bisakah aku tinggal bersamamu?"
"Hanya aku manusia yang dapat memahami ucapanmu. Tinggallah di istana bersamaku, akan ku kenalkan kau dengan teman-temanku."
"Terimakasih atas kebaikanmu."
Xin Qian hanya tersenyum lalu berdiri dan meninggalkan taman itu dengan diikuti Zhulong.
*****
Sang Raja sedang duduk di tahtanya ditemani oleh beberapa Master senior.
"Ayahanda memanggilku?"
"Xin Qian, Ayahanda ingin menyampaikan sesuatu kepadamu."
"Apa yang ingin Ayahanda sampaikan?"
"Ayahanda akan mempercepat penobatanmu sebagai seorang Ratu."
"T-tapi mengapa dipercepat Ayahanda? Aku bahkan belum siap untuk menjadi pemimpin negeri ini."
"Xin Qian, Ayahanda sudah putuskan. Kau adalah gadis yang baik, kau pasti bisa menjadi seorang Ratu yang baik untuk rakyat Peacelavia."
"Baiklah. Aku tidak bisa menentang keputusan Ayahanda, sesungguhnya Ayahanda lebih tahu hal yang baik untuk negeri Peacelavia."
Semua orang yang berada di ruang tahta tersenyum dengan jawaban Xin Qian, tetapi tidak dengannya. Ia sangat ragu dengan dirinya sendiri, ia tidak yakin jika dirinya bisa memimpin Peacelavia dengan baik. Xin Qian membungkukkan tubuhnya dan segera meninggalkan ruang tahta.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Zhulong sambil melompat kecil di depan Xin Qian.
"Aku tidak yakin dengan hal ini. Mengapa Ayahanda mempercepat penobatanku sebagai seorang Ratu?"
"Bukankah tadi kau telah menyetujuinya?"
"Tapi apakah aku bisa menjalankan tanggung jawab sebesar itu?"
"Bukankah kau wanita yang kuat? Aku sangat yakin kau pasti bisa!"
"Kau baru bertemu denganku, tapi kau mengatakan seolah-olah kau sudah lama mengenalku."
"Kita memang baru bertemu, tetapi aku melihat sifatmu yang begitu lembut dan baik hati. Kau pasti bisa menjadi pemimpin yang baik untuk Peacelavia."
"Sudahlah. Aku akan membawamu ke suatu tempat yang akan kau sukai."
"Tempat apa?"
Xin Qian berjalan menuju tempat yang berada tidak jauh dari kamarnya, lalu kucing itu mengikutinya dengan senang. Mereka sampai di depan ruangan yang yang didalamnya terdapat banyak sekali buku. Ruangan tersebut dipenuhi dengan jendela kaca, sehingga terlihat pemandangan dari luar istana yang begitu indah.
"Apa kau suka membaca?"
"Ya. Dulu aku sering membaca bersama Ibundaku di perpustakaan ini, tapi sekarang aku sering membaca buku seorang diri. Masuklah! Aku akan menunjukkan sesuatu kepadamu."
"Baiklah."
Xin Qian menutup pintu perpustakaan lalu menuju ke sebuah rak buku, yang ternyata rak buku tersebut dapat berbalik jika disentuh olehnya.
Terlihat sebuah hutan yang sangat lebat dan rindang. Di sana terdapat banyak sekali jenis hewan dan tumbuhan. Terdapat sebuah danau yang airnya sangat jernih dan di dalamnya terdapat banyak ikan yang sedang berenang.
Di samping danau tersebut terdapat pohon sakura dengan bunga berwarna merah muda yang sangat lebat dan cantik. Para hewan yang melihat kehadiran Xin Qian segera pergi menghampiri dan memeluknya.
"Xin Qian!!" panggil seekor tupai dari atas pohon.
"Kau dari mana saja? Aku sangat merindukanmu."
"Kau ini, aku belum lama meninggalkanmu dan kau sudah sangat merindukanku?" Xin Qian menggoda tupai tersebut sambil tersenyum.
"Kau berteman dengan siluman?" tanya Zhulong yang begitu keheranan.
"Mereka semua adalah temanku."
"Tapi bukankah para siluman itu bekerja sama dengan para iblis dan mereka akan membawa kehancuran bagi dunia?"
"Zhulong, selama hati memiliki tempat untuk pulang, maka para siluman tidak akan menjadi jahat."
"Xin Qian adalah teman sekaligus tempat pulang bagi kami," ucap seekor kura-kura yang membawa setangkai bunga dan memberikannya pada Xin Qian.
"Ini adalah teman baru kita, namanya Zhulong."
"Zhulong? Apa dia siluman?" tanya seekor burung yang berdiri dibahu Xin Qian.
"Bukan, dia bukan siluman. Aku harap kalian semua bisa menerimanya dengan baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments