Bruuuuukkkk...
Suara benda terjatuh mengejutkan Rania, ia yang saat itu sedang menyiapkan piring dan minuman langsung berlari ke sumber suara.
Ternyata bukan benda yang terjatuh, melainkan Mirza yang dahinya terbentur pinggiran meja makan. Ia terduduk sambil mengaduh memegangi dahinya yang mengeluarkan darah.
"Astagfirullah kak Mirza, itu dahinya berdarah!" Teriak Rania panik, karena ia memang takut pada darah.
"Ada apa Ra? kenapa?" Tanya bunda yang tiba-tiba turun dari tangga dengan panik.
"Ini bun, kak Mirza berdarah kepentok meja makan. Rania lemes bgt liat darah sebanyak itu, tolongin obati ya bun, kalo engga tolong bersihin dulu darahnya deh biar nanti Rania yang terusin." Pinta Rania sambil menyerahkan kotak Air dan kotak P3K pada bunda kemudian ia memalingkan wajah.
"Haduh masih takut juga sama darah, ya udah nak Mirza biar bunda bersihin dulu ya darahnya!" Izin bunda yang dibalas dengan anggukan oleh Mirza.
Dengan telaten bunda membersihkan bagian wajah Mirza yang terkena darah, Mirza terlihat meringis menahan perih.
"Mau kamu yang obati Ra, ini darahnya udah bersih harus buru-buru dipakaikan perban biar mampet!" Tanya bunda sambil melirik Rania yang tengah memalingkan wajah karena ketakutan melihat darah.
"Iya bun, udah bersih kan darahnya?" Tanya Rania balik sambil melirik ke arah Mirza.
Bunda mengangguk lalu menyerahkan kotak P3K pada Rania. Rania mengambil kapas
dan antiseptic lalu dioleskan ke luka memanjang di dahi Mirza. Mirza meringis lagi manahan rasa yang teramat perih.
Namun ia sangat bahagia karena bisa melihat wajah cantik Rania yang natural tanpa make up sedekat ini, hanya berjarak beberapa senti saja. Embusan nafas gadis itu juga terasa menerpa wajah Mirza, Mirza sangat menikmati sensasi ini. Tangannya yang terasa lembut dengan telaten memasangkan perban di bagian yang luka, Mirza sampai lupa dengan rasa sakitnya karena ia terpesona melihat gadis itu dari jarak yang sangat dekat.
"Tahan ya sedikit lagi." Ucap Rania sambil memasangkan plester di atas perban.
Mirza hanya mengangguk sambil menatap lurus ke arah mata Rania. Rania yang merasa sedang ditatap, ia merasa malu dan salah tingkah hingga pipinya merona merah.
"Makasih ya, maaf jadi ngerepotin." Ucap Mirza saat tersadar dari pesona yang Rania pancarkan.
"Emmh iya sama-sama kak, udah gak sakit kan?" Tanya Rania masih tak mau menatap karena malu.
"Sudah tidak kok, ajaib banget tangannya seketika luka saya sama sekali tidak terasa sakit!" Jawab Mirza sedikit berlebihan
"EHM.. EHM.. bunda berasa kaya nonton sinetron nih, dramatis ya kalian!" Sindir bunda sambil tertawa.
"Ihhh apaan sih bunda!" Ucap Rania dengan nada manja.
"Ya udah kalau mau shooting sinetron lagi lanjutin ya, bunda mau terusin nonton drakor lagi di kamar Riri." Bunda berkata sambil melangkah menaiki tangga.
"Oh iya nak Mirza kalau mau makan ambil aja ya jangan sungkan-sungkan!" Sambung bunda lagi sambil berlalu.
"Iya, makasih banyak ya bun!" Ucap Mirza terlihat malu.
"Ya udah makan dulu yuk kak!" Ajak Rania.
Rania memberikan piring dan menuangkan air minum untuk Mirza, Mirza merasa ia seperti seorang suami yang sedang dilayani oleh istrinya, andai bisa menjadi nyata...
"Makannya seadanya ga apa-apa ya kak. Soalnya tadi bunda ga masak jadi adanya masakan saya doang!" Ucap Rania sambil menunjuk makanan yang terhidang di meja.
"Wah justru saya maunya cobain masakan kamu."
"Ambil sendiri aja ya kak jangan sungkan-sungkan, maafin kalo rasanya gak enak, belum saya cobain juga tadi."
"Saya jamin rasanya pasti enak!" Ujar Mirza sambil menyendok nasi dan mengambil fire wings.
"Emm... enak. Masya Allah!" Puji Mirza ketika berhasil memasukkan lauk ke dalam mulutnya.
"Serius?" Tanya Rania sumringah.
"Ini lebih enak daripada yang asli!" Puji Mirza lagi excited.
"Alhamdulillah, syukur kalo kak Mirza suka. Tambah lagi aja jangan malu-malu.... "
"By the way tadi kenapa bisa terbentur gitu sih?" Tanya Rania yang masih penasaran.
"Tadi saya lagi jalan sambil ngeliatin kolam ikan, gak sengaja injak bola itu." Jelas Mirza sambil menunjuk bola kecil berwarna kuning di kolong meja makan.
"Ya ampun, pasti injak bola si Molly, aduh maafin ya. Dasar Molly nakal!" Ujar Rania sambil melirik kucing persia putih gembul yang sedang tertidur di kursi sampingnya.
"Saya aja yang ceroboh gak perhatiin jalan, habis saya suka liat konsep taman sama kolam ikannya, jadi gagal fokus deh!"
"Hehe makasih loh kalau suka, itu saya sendiri yang bikin konsepnya." Bangga Rania sambil memperlihatkan deretan giginya
"Wow keren, multi talent banget ya kamu. Makin kagum deh saya!" Puji Mirza sambil melirik ke arah Rania.
"Alhamdulillah, yang ada saya yang kagum sama kak Mirza. Masih muda udah jadi Manager, divisi lain mana ada Manager semuda ini."
"Alhamdulillah, apa sih yang ga mungkin kalau ada doa, tekad dan usaha? Saya terus mensugesti diri saya bahwa saya pasti bisa. Saya dari dulu percaya, bahwa usaha keras tidak akan mengkhianati hasil." Ucap Mirza dengan berapi-api.
"Saya setuju banget sama kak Mirza, dulu kalau saya gak masuk jalur beasiswa mana bisa saya kuliah. Bunda sama ayah aja udah pesimis bahwa pendidikan saya bakal stop sampai SMA, karena keadaan keuangan yang kurang memadai. Saya gak mau nyerah sama keadaan, disaat temen-temen seumuran saya melakukan aktifitas layaknya remaja, saya malah berkutat sama buku-buku, soal-soal, rumus-rumus. Saya bertekad bahwa saya harus bisa masuk ke bangku kuliah tanpa sepeser pun keluar uang. Allah mengabulkan doa-doa saya, setelah lulus tanpa susah payah melamar, PT. ADIGUNA sendiri yang datang nawarin pekerjaan ke saya. Gak ngerti harus bersyukur seberapa banyak lagi!" Cerita Rania panjang lebar, tak terasa bulir bening membasahi pipinya.
Mirza tertegun mendengar kisah hidup Rania, ternyata dia sudah berjuang keras untuk ada di titik ini. Perasaannya kian membuncah, dia semakin menyukai gadis ini.
"Ssshhh jangan nangis ya, kamu perempuan paling hebat yang pernah saya kenal, pasti ayah sama bunda bangga banget punya anak sehebat kamu, saya aja ikut bangga." Ucap Mirza sambil menghapus air mata Rania dengan jemarinya.
Rania tersenyum kecil, hatinya merasa hangat akan kata-kata yang diucapkan oleh Mirza. Sudah seharusnya ia juga berbangga dengan diri sendiri, karena untuk ada di posisinya saat ini, jalan yang ia lewati tidaklah mudah.
Tentu bukan Rania sendiri yang berjuang, tanpa doa dan dukungan dari kedua orang tuanya dia tidak akan menjadi apa-apa. Dia bersyukur saat ini bisa membantu meningkatkan perekonomian keluarga, bahkan membiayai sekolah Riana, adik centil satu-satunya.
"Oh iya, kak Mirza punya adik atau kakak?" Tanya Rania penasaran.
"Saya cuma punya 1 adik perempuan tapi dia sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena kecelakaan." Jawab Mirza raut wajahnya berubah sendu.
"Ya Allah, maafin saya kak. Saya gak ada maksud buat mengungkit lagi." Ucap Rania menangkupkan kedua tangan di bawah dagunya merasa tidak enak.
"Tidak masalah, itu sudah lama terjadi. Tania sudah tenang di sisi Allah." Jawab Mirza mencoba tersenyum tegar.
"Tania?"
"Iya, dia seumuran dengan kamu dan kebetulan namanya hampir mirip ya!"
Mirza lalu memandang Rania dengan penuh kasih sayang, Rania benar-benar mengingatkan Mirza pada Tania, adik yang sangat disayanginya. Nyawanya terenggut oleh orang tak bertanggung jawab, Tania menjadi korban tabrak lari dan meninggal seketika di tempat.
Dipandang seperti itu membuat Rania salah tingkah hingga menundukkan wajahnya. Di sisi lain ia juga merasa tidak enak karena telah mengungkit kenangan dan membuka luka lama yang telah Mirza pendam rapat-rapat.
"Kak makan lagi yuk, nanti makanannya keburu dingin, gak enak!" Ajak Rania membuat Mirza tersentak.
"Sorry.. sorry.. Keasikan ngobrol jadi saya lupa dengan lezatnya rasa masakan buatan kamu. Ya udah saya lanjut lagi ya makannya." Ucap Mirza sambil menikmati kembali makanannya. Rania mengangguk.
Drrrrrttttt.... drrrrrrtttt..... drrrttttt....
Nama Stella terpampang di layar hp Rania. Seketika Rania menjawabnya..
"Hallo Stell"
"Raniaaaaa tolong guee, tolooooooongg.........."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Andropist
dilanjut seru
2021-06-03
1
Mommy Agam
like mendarat thor. Jangan lupa mampir yah..
" WANITA TANGGUH KESAYANGAN CEO"
2021-05-20
1