Dari Hati Ke Hati

"Assalamualaikum ... Kek, Naya pulang" Naya menghamburkan diri kedalam rumah. Naya membuka pintu dan menghempaskan dirinya di sofa. Selonjoran disofa membuatnya nyaman setelah berjalan kaki. Udara panas siang itu membuat dia menjadi gerah.

"Waalaikumsalam ... " jawab seseorang bernada suara bagiton.

Naya menoleh pada suara asing yang keluar dari kamar kakeknya. Rian keluar dari dalam kamar, dia melihat Naya yang tiduran diatas sofa. Kedua mata mereka saling bertemu. Sesaat mereka berdua terdiam. Dan tiba-tiba Naya tersadar, lalu bangun dari tidurnya. Merapihkan lagi cara duduknya. Rian memalingkan wajahnya sesaat.

"Siapa kamu?" tanya Naya.

"Kamu Kanaya?" Rian balik bertanya tanpa menjawab pernyataan Naya.

"Iya" jawab Naya singkat.

"Maaf, mengganggu waktu istirahat mu sepulang sekolah"

"Kakek mana?"

"Dia sedang tidur. Tadi dia memuntahkan semua makanan yang dimakannya. Seperti nya dia kurang sehat"

Naya berlari kedalam melihat keadaan kakeknya. Dia berdiri diambang pintu. Kakek sedang tertidur pulas. Rian menghampirinya, menepuk lembut pundak Naya.

"Biarkan kakek istirahat" ucap Rian.

Naya mengangukkan kepalanya. Dia kembali keruang tamu dan duduk disofa.

"Aku Rian. Adrian Fauzy Nugraha. Kakekku adalah teman baik kakekmu di PT Timah"

"Aku Naya. Kanaya Davilla Myezha"

Rian tersenyum. Naya memperhatikan laki-laki yang duduk dihadapannya. Apakah laki-laki ini yang dimaksud kakek? Laki-laki yang akan menjadi suaminya?, batin Naya.

"Maaf kedatanganku yang tiba-tiba. Kakekmu sudah menceritakan semuanya. Dan kamu tahu bukan rencana kakek terhadap kita" tanya Rian lembut. Naya menganguk. Dia menatap Rian dalam-dalam. Laki-laki itu bicaranya begitu santun dan lembut. Wajahnya juga tampan. Kulitnya tidak bisa dibilang putih dan tidak juga hitam, yaaa... Standar orang melayu asia. Tubuhnya tinggi tegap. Lebih tinggi darinya.

"Berapa umurmu?" tanya Rian.

"Enam belas tahun"

"Hmm..."

"Memangnya Kak Rian umur berapa?" tanya Naya balik.

"Dua puluh tujuh"

Naya membulatkan bibirnya. Artinya mereka terpaut usia sebelas tahun.

"Jadi...bagaimana menurutmu?" tanya Rian.

"Ehhh..." Naya mengerutkan kedua alisnya mendengar pertanyaan Rian.

"Bagaimana perasaanmu? Bukankah kita akan menikah?"

Naya menarik nafasnya. Dia lagi-lagi menatap Rian dalam-dalam.

"Aku..." ucap Naya perlahan.

"Aku sebenarnya ingin terus bersekolah. Jika aku menikah aku pasti tidak bisa bersekolah lagi"

"Tidak apa-apa. Kamu masih bisa bersekolah. Aku malah senang jika kamu memikirkan masa depanmu. Aku tak akan melarangmu sekolah" Rian tersenyum pada perempuan cantik didepannya itu.

"Benarkah?" Naya nyaris tak percaya dengan apa yang didengarnya. Rian tersenyum dan mengangguk. Lama-lama dia makin tertarik dengan gadis cantik berwajah mungil yang ada dihadapannya.

"Terima kasih" ucap Naya.

"Sama-sama"

Rian dan Naya tersenyum. Mereka baru pertama kali nya bertemu. Masih terasa kaku dan canggung diantara mereka.

"Baiklah, aku permisi dulu. Aku akan mempersiapkan segalanya. Besok kita akan menikah. Karena tiga hari lagi aku akan kembali ke Riau untuk bekerja"

"Besok??" Mata Naya melotot. Menikah sih menikah tapi ... Besok... Astaga. Secepat itukah, pikir Naya.

"Memangnya tidak bisa di tunda pekerjaannya. Sebulan lagi kek" sewot Naya.

Hahahahaha....

"Bisa-bisa aku dipecat orang kalau begitu. Jatah cuti tahunanku hanya lima belas hari kerja, selebihnya ya potong gaji" jelas Rian menanggapi protes calon pengantinnya itu.

"Kejam sekali?!"

"Begitulah dunia kerja"

"Sepertinya sulit untuk dipikirkan sekarang. Kepalaku jadi pusing memikirkannya"

"Jalani saja, Dek. Jangan dipikirkan"

"Iya, aku juga masih ingin kuliah. Masih ingin mengejar ilmu" ucap Naya kemudian.

"Bagus kalau kamu berfikiran seperti itu. Artinya kamu berfikir maju kedepan"

"Kak Rian tidak marah aku tetap menempuh pendidikanku?"

"Tidak" jawab Rian yakin.

"Kenapa?"

"Karena aku juga ingin istriku nanti cerdas dan berpendidikan, agar kelak anak-anakku bisa di didiknya dengan baik" ucap Rian kemudian. Kanaya terdiam mendengarnya. Sungguh ucapan Rian diluar dugaannya. Dia merasa tersanjung mendengar pernyataan calon suaminya itu.

"Kenapa kamu tersenyum?" tanya Rian.

"Kak Rian baik sekali"

******

Terpopuler

Comments

Fheny Nahak

Fheny Nahak

ceritanya bagus thor

2020-07-27

1

Bunda Nya Elma

Bunda Nya Elma

menarik untuk di baca lanjut thor. . .

2020-07-25

1

Lailatul Hawa

Lailatul Hawa

novelmu bagus thor. tulisanmu juga cukup rapi tapi kok dikit yang ngelike ato mampir yah. well anyway, semangat berkarya thor!!! ,🤗🤗🤗

2020-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!