Pukul sepuluh pagi, kakek duduk di tepi tempat tidurnya. Dia berusaha bangun dan mengambil segelas air minum. Tenggorokannya terasa kering sekali.
Tok ... Tok...
"Assalamualaikum ... "
"Waalaikumsalam ... " Kakek menjawab salam dari dalam kamar. Kakinya tak cukup kuat untuk berjalan.
"Siapa?? Masuklah!!" teriak Kakek dari dalam kamar.
Cekreeeeekkk ...
Suara pintu depan terbuka. Lalu suara langkah kaki seseorang mendekati kamar. Dari balik gorden kamar muncul seorang laki-laki muda, umurnya sekitar 27 tahun. Dia tersenyum dan menghampiri kakek.
"Apa kabar, Kek?" sapa seorang laki-laki muda.
"Kabarku seperti inilah, Nak. Maaf anak ini siapa ya?"
"Saya Adrian, Kek. Putra dari bapak Syahril Nugraha"
"Syahril Nugraha? Astaga.... Kamu cucu nya Pak Zai rupanya. Rian?"
"Betul, Kek. Saya Rian. Adrian Fauzy Nugraha"
"Ya, Tuhan... Kamu rupanya. Dulu waktu kakek bertemu terakhir kali denganmu, kamu masih SMA"
"Kakek apa kabar? Rian dengar kakek sedang sakit??!"
"Iya, nak. Sakit tua. Biasalah ... "
"Kakek tinggal sendirian?" tanya Rian.
"Tidak. Ada cucu kakek. Tapi dia sedang sekolah. Nanti siang baru pulang. Maaf, kakek tidak bisa menyuguhkan apa-apa. Untuk berjalan saja kakek sulit"
"Tidak apa-apa, Kek. Rian hanya mampir sebentar. Rian habis menengok makam Papa dan Mama. Kebetulan libur beberapa hari jadi menyempatkan diri untuk mampir"
"Kamu menginap dimana, Nak?"
"Dipenginapan didekat sini, Kek"
"Kenapa harus di penginapan. Ini juga rumah mu. Kalau kesini, menginap saja dirumah ini"
"Terima kasih, Kek. Nanti merepotkan kakek"
Kakek dan almarhum kakek Rian adalah mantan karyawan dan atasannya di PT Timah. Kakek Rian adalah seorang manajer yang sangat jujur. Sedangkan ayahnya hanya seorang pegawai negeri biasa. Hubungan yang sangat dekat antara kakek dan Pak Zai, kakek Rian, terbilang sangat dekat. Pak Zai merupakan panutan bagi seluruh karyawan.
Sejak kematian ayahnya akibat kecelakaan sepeda motor lima belas tahun yang lalu, Rian dan ibu nya yang hanya ibu rumah tangga hidup dari pensiun Papanya disebuah rumah kontrakan sederhana. Lima tahun kemudian Mamanya meninggal dunia. Rian yang saat itu sedang berkuliah di Bandung, memutuskan untuk menetap disana setelah kematian mamanya. Rian lulus kuliah di ITB dengan beasiswa prestasi full hingga dia lulus dengan cumlaude sebagai lulusan terbaik.
Dan baru kali ini lagi dia menjejaki tanah kelahirannya. Tempat dimana kedua orang tuanya dimakamkan.
******
"Assalamualaikum, Kek ... Maaf Naya terlambat. Tadi ada tugas tambahan disekolah. Jadi kami kerja kelompok sebentar" ucap Naya sambil meletakkan tas ranselnya. Wajahnya terlihat penat dan letih.
"Waalaikumsalam, tidak apa-apa nak. Bersihkan dirimu lalu makanlah!"
"Makan?" tanya Naya sedikit terkejut.
"Iya, tadi nak Rian yang memasakkan untuk kakek. Dia pintar sekali memasak"
"Rian?? Siapa dia, Kek?!"
"Cucu atasan kakek di Timah dulu. Tadi dia mampir kesini"
Waahh... Kebetulan kalau sudah ada yang masak, aku memang sedang capek sekali, pikir Naya. Tapi ternyata bukan hanya masak, rumah dan peralatan masaknya sudah dibersihkan.
"Sering-sering aja begini" batin Naya.
Naya berjalan halaman belakang, dilihatnya beberapa potong seragam dan baju kakek yang tadi pagi direndamnya sudah terjemur. Dia berniat mencucinya sepulang sekolah.
"Rajin sekali orang ini. Jarang sekali ada laki-laki serajin dia. Bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri. Katanya dia cucu mantan atasan kakek. Kok aku tak pernah tahu ya" pikir Naya.
Naya mengambil piring dan menuju meja makan. Dia membuka tudung dan diadalamnya sudah tersedia sayur, nasi dan lauk pauknya. Naya mengambil nasi dan sayur dan meletakkannya kedalam piringnya.
"Hmmm...enak sekali. Rasanya pas. Orang itu pintar masak juga rupanya"
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Maya Mawardi
Thor baca ini serasa bernostalgia...Krn dari kakek sd ayah semua kerja di PT timah...terus kalo orang Bangka kuliah pasti tempat favorit kuliahnya ITB...
2020-06-25
1