°Siang Harinya
Tepat jam dua siang itu, Yuyun dan Bambang berangkat ke kantor pak Sigit. Rumah kembali sunyi, Mawar menonton tv untuk sekedar mengisi waktu nya sambil menunggu Yuyun dan Bambang kembali.
Tidak lama terdengar suara bel berbunyi,sejenak dia sedikit ragu, karena teringat pesan Yuyun. Terlebih dia tengah sendirian dirumah. Tapi dengan langkah pelan dia memutuskan untuk melihat siapa yg datang.
Mawar sedikit mengintip dari tirai jendela yang tertutup, teryata yang datang adalah om Alan salah satu klien ibu nya dulu. Mawar mengenal nya dan memutuskan membukakan pintu tetapi tidak akan mempersilakan untuk masuk.
Udara diluar terasa dingin menusuk kulit, sudah sejak pagi tadi cuaca mendung dan kadang diselingi rintik hujan.
"Selamat siang Mawar, Saya turut berdukacita atas meninggalnya orangtuamu." Alan ter senyum sambil mengulurkan tangan ke Mawar.
"Terimaksih atas perhatiannya om. " Sambut Mawar membalas uluran tangan Alan.
"Yuyun kemana? Biasanya dia yang menyambut saya." Tanya Alan
"Yuyun sedang tidak di rumah om, tapi sebentar lagi dia kembali." Mawar terpaksa berbohong karena perasaan nya mulai tidak enak.
Sedari tadi Alan selalu menatap Mawar dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa kamu tidak menyuruhku masuk?
Saya haus menempuh perjalanan ini sangat melelahkan mawar." Ucap Alan.
Mawar yang polos dan tidak mengerti rencana Alan pun mempersilakan Alan masuk dan membuatkan minum untuknya. Tapi belum juga Mawar sampe didapur, ternyata Alan mengikuti langkah Mawar.
"Kau sangat cantik, saya tahu kamu sedang sedih, saya bisa menghiburmu Mawar." Alan melangkah maju sambil tersenyum mencurigakan.
"Saya tidak butuh hiburan, saya minta om keluar dari rumah saya," Jawab Mawar dengan muka panik dan pucat pasi.
Dengan gerakan cepat dan tiba-tiba Alan berusaha mencium Mawar.
"Hentikan om, lepaskan saya. Tolooonngg.....!" Mawar mulai menjerit dan menangis.
"Berteriaklah sekeras mungkin, tidak akan ada yang mendengarmu!" Alan semakin kuat dan kasar mendorong tubuh Mawar.
Saat Mawar menemukan kesempatan untuk melawan, dia menedang aset Alan dan mengigit lengannya yang sedari tadi mencengkram bahu Mawar. Cengkraman Alan pun mulai mengendor, itu digunakan Mawar untuk lari.
"Dasar gadis Sialan!" Berusaha mengejar Mawar.
Baru beberapa langkah, tangannya pun berhasil ditangkap oleh Alan. Dua kali tamparan dilayangkan kepipi mulus Mawar. Tidak sampai disitu Alan juga menjambak rambut Mawar.
"Kamu kira kamu siapa, Hah! Berani sekali kamu menendang saya. Alan melampiaskan amarahnya terhadap Mawar.
"papa tolong Mawar, Yuyun kumohon.." ucap Mawar dalam hati.
Tangan kecilnya mencoba mengapai-gapai, tanpa sengaja tangan kecilnya menyentuh vas bunga. Dengan sisa tenaga yang dia punya, Mawar mengapai vas tersebut dan diayunkan sekuat tenaga kekepala Alan. Lelaki itu langsung jatuh dengan kepala yang berlumuran darah segar.
Mawar beringsut kepojok ruangan, memeluk kedua kaki dan kepala nya dibenamkan diantara kadua lututnya. Rasa sakit dan takut membuat air matanya tidak berhenti mengalir.
°°°°
°Sore Harinya
Ketika Yuyun dan Bambang sampai di rumah mereka langsung curiga melihat pintu terbuka lebar. Alangkah terkejutnya mereka melihat pemandangan mengerikan diruang tengah.
Ruangan itu berantakan dan darah yang membanjiri lantainya. Dipojokan mereka mendegar suara tangisan Mawar dengan tubuh yang bergetar hebat. Menangis dengan tubuh penuh luka. Yuyun segera menghampiri Mawar.
"Sayang, apa yang terjadi? Bicaralah padaku." Yuyun mendekat hendak memeluk, namun Mawar menolak dan menjauh, ketakutan.
"Pergi, pergi! Jangaaaan sentuh saya. Teriaknya histeris.
"ini aku sayang, Ku mohon...!"
°°°°
°10 tahun Kemudian
Udara masi terasa sejuk walaupun matahari telah menanjak naik. Mawar mengancingkan jaketnya hingga ke bawah leher, Sebab di perkebunan nanti pasti lebih dingin. Hari ini Mawar akan berkeliling kebun untuk memastikan kondisi perkebunan nya.
"Kau akan ke perkebunan lagi?" tanya Yuyun berjalan mendekati Mawar.
"Aku menyukai perkebunan, aku juga suka pemandangan nya. Sahut Mawar sambil memakai sepatu nya.
"Kenapa bukan kehidupan pribadimu yang kau perhatikan?" Tanya Yuyun lagi dengan nada sedikit mengeluh.
"Ayolah, kita sudah sepakat untuk tidak membicarakan masalah ini?" Sahut Mawar sambil berdiri.
"Aku tidak akan mati tanpa pria, setidaknya aku sudah hidup dengan tenang untuk sekarang ini. Mawar mulai menaiki mobilnya dan keluar dari perkaran rumah nya.
Yuyun bernafas panjang. Bukan salah Mawar jika gadis itu tidak ingin menjalin hubungan dengan seorang pria. Setelah kejadian naas itu, kondisi kejiwaannya beberapa tahun ini sudah banyak kemajuan di banding saat pertama kali masuk kepusat rehabilitasi kejiwaan.
Jarak antar rumah dan perkebunan tidak terlalu jauh, hanya sekitar 20 menit ditempuh dengan mobil. Tidak banyak yang diliat di sepanjang jalan hanya ada pepohonan dan ladang berumput dengan bukit kecil yang memanjakan mata. Saat memasuki area perkebunan, beberapa pekerja melambaikan tangan menyapanya, yang dibalas Mawar dengan senyuman. Bagi mawar mereka bukan hanya pekerja tapi sudah seperti keluarga. para pekerjanya inilah yang selalu setia tetap bertahan, meski ayahnya telah tiada dan diganti kan oleh om Bambang.
Mawar menuju sebuah bangunan kecil yang dikelilingi oleh beberpa bunga yang indah. Bangunan itu hanyalah ruangan besar berbentuk persegi dengan teras kecil tempat beberapa perkakas perkebunan itu. Ayah Mawar sengaja membangun tempat itu untuk para pekerja yang ingin beristirahat saat makan siang atau tempat berteduh saat hujan turun.
"Hai om, ada yang bisa saya bantu?" tanya Mawar muncul dari balik pintu.
Bambang yang sedari tadi serius memeriksa laporan pembukuan langsung berdiri menghampiri Mawar.
"Oh! Mawar kecilku yang cantik," goda Bambang merangkul bahu mawar sambil tersenyum lebar.
"Kau datang sendiri? Tidak membawa kan ku cemilan? Aah.. kau tega sekali terhadap pria kelaparan ini"
"om selalu lapar, memangnya aku ini petugas katering? Lagi pula om sudah tua kurangi makan yang berlebihan." Canda Mawar.
Bambang menarik kursi untuk Mawar duduk.
"Lalu sedang apa gadis cantikku ini kemari?" tanya Bambang.
"memang nya tidak boleh?" Mawar balik bertanya.
"Huh, harusnya kau itu mulai belajar membuka diri untuk seorang pria. Apakah kau tidak ingin membuat someone tertarik padamu?" pancing Bambang.
"Yah kalau someone itu baik hati mungkin bisa ku berteman dengannya."
"Mawar sayang kau tidak akan pernah tau orang itu baik atau jahat tanpa mengenal mereka. Lbih baik kau coba membuka hatimu dan diri mu. Aku dan Yuyun sangat sayang padamu, kami semakin tua, tidak mungkin selalu menemani mu." Bujuk bambang
"Mungkin itu benar, tapi Mawar belum tertarik untuk itu. Lagian om tidak setua itu." jawab Mawar dengan bibir cemberut.
"Mawar kau tidak akan pernah tau yang namanya umur sayang." Ujar Bambang lagi.
"Sudalah, om capek selalu mendegar jawabanmu. Kebetulan kau datang, Apakah kau sudah memikirkan usul om untuk menggunakan jasa accounting kudengar roy cukup handal."
"Aku tidak butuh dia, aku masi bos kan?
aku masih percaya dengan om, om lakukan saja seperti selama ini om lakukan. Beres kan! Lagi pula aku tidak menyukai nya."
"Kau baru sekali bertemu dengannya, tidak adil jika kau langsung menilainya begitu." Tanya Bambang heran.
"Aku tidak perlu berkali kali bertemu dengan nya untuk mengetahui seperti apa dia." jawab Mawar dengan wajah kesal.
"Memangnya dia seperti apa?" Tanya Bambang penasaran.
°°°°°
----Mohon dukungan nya ----
°Jangan lupa
Rate
Like
dan jejak komentar
°Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🕊₮ł₭₳🕊
lho kan bener
psikologisnya yang kena..
2022-09-11
3
☠ᵏᵋᶜᶟ🕊₮ł₭₳🕊
trauma satu belum hilang ketambahan trauma lagi...
kasihan juga..
2022-09-11
3
☠ᵏᵋᶜᶟ🕊₮ł₭₳🕊
good job Mawar 👍
2022-09-11
2