Pagi pun tiba, Matahari mulai menampakkan wajahnya yang menyinari hari-hari setiap manusia yang telah menunggunya untuk kembali melaksanakan aktivitasnya.
Seperti biasa di pagi hari, selesai shalat Subuh Adinda menyiapkan sarapan untuk dirinya juga Adiknya dua piring nasi goreng dengan telur mata sapi diatasnya. Setelah selesai Adinda segera memanggil Arul dan bersiap untuk berangkat Sekolah. Meskipun raut wajah Adiknya masih datar karena soal kue tapi ia tetap memakan sarapan yang dibuat oleh Kakaknya, setelah selesai mereka kemudian langsung berangkat ke Sekolah bersama.
Flashback On
Arul : "Ehmm kak, kuenya... ??." Adinda langsung menghadap Adiknya.
Adinda : "Oh kuenya, masih di kam... Masya Allah! Kakak lupa kuenya tertinggal di mobilnya Kak Dimas, maaf." Dengan menundukkan kepalanya kebawah, tak lupa semua jari jemarinya saling mengerat.
Arul : "Huft. Padahal Arul ingin kue itu sekarang, tapi malah tertinggal. Apa besok kakak..." Kata-kata Arul terhenti oleh ucapan Adinda.
Adinda : "Kakak janji besok kue itu sudah ada dan siap kita makan, okey? Ayo dong senyum dek, Kakak minta maaf😳
Arul : "Oke! Baiklah tapi janji yah😑
Adinda : "Iya sayang, Kakak janji untuk Adik kesayangan Kakak." Ucapnya kemudian. "Kenapa bisa lupa sih😣 ceroboh banget." Gerutu Adinda dalam hati sambil memukul kepalanya dengan pelan.
Flashback End
Sesampainya di Sekolah...
Amel : "Selamat pagi semua!!." Teriak Amel yang baru masuk kedalam kelas.
Siswa lain : "Huuuu!." Sorak semua temannya kepada Amel.
Amel : "Kalian ini, itu adalah semangat dari gue untuk kita semua apalagi sebentar lagi kita akan ujian akhir nih, dan tandanya sebentar lagi kita berpisah. Emang loe pada enggak akan kangen sama gue?!"
Siska : "Enggak deh gu, enggak mau gue kangen sama lo Mel." Jawab salah satu teman sekelasnya.
Restu : "Dasar mak rombeng loe tuh Mel, ini masih pagi, kita ujian masih lama, jangan sok drama deh loe." Jawab Restu salah satu siswa laki-laki yang ada di Kelas tersebut yang tak lain juga sahabatnya.
Vania : "Eh baby Restu, kata siapa ujian masih lama?! Kita adja bentar lagi udah mulai latihan ujian. Sekitar dua bulanan lagi kita berjuang jadi anak kesayangannya Bu Marta sama Pak Jono. Bakal sedih deh gue jika harus pisah dengan kalian semuanya, gue pasti rindu banget sama kalian, apalagi saat-saat kita bersama😢
Mengingat dua bulan lagi mereka akan ujian dan mendengar perkataan Vania, mereka yang ada di Kelas langsung sedih karena harus berpisah dengan kelas yang dijuluki sebagai kelas rempong itu. Pasalnya kelas mereka memang selalu rempong ketika setiap kali ada acara di Sekolah baik itu kerja bakti, ekstrakurikuler, maupun pembinaan lainnya bahkan meski ada Guru mereka tetap sama, namun meski rempong mereka selalu kompak dan setia kawan.
Saat mereka sedang bersedih karena ucapan Vania, masuklah seorang gadis cantik salah satu penghuni kelas yang menjadi bintang mereka. Namun pagi ini, ia menjukkan wajah datarnya yang kemudian diperhatikan oleh setiap pasang mata yang berada di dalam kelas itu. Gadis itu tidak lain adalah Adinda Amaralia, wajah yang sudah biasa mereka lihat dengan senyum yang mengembang namun pagi ini wajahnya terlihat tanpa ekspresi.
Restu : "Kyaaaa! Kenapa sih Din muka Loe ditekuk gitu? Ada masalah ya loe?"
Hening....
Amel : "Adinda Amaralia Setiawan, loe sehat kan? Kenapa itu muka pake lusut kaya jemuran emak-emak Komplek yang ada di sekitar Rumah gue? Cerita sama gue."
Mendengar perkataan Amel, Adinda langsung menoleh padanya dengan tatapan tajam namun setelah itu ia menunduk dan menceritakan semua yang terjadi kemarin malam.
Restu : "What!! Jadi ini karena soal kue? Ya ampun sayang ku cinta ku Amara. Loe itu ada-ada saja karena hal ini itu muka sampai lumer gitu ditekuknya."
Amel : "Ini bukan hanya tentang kue tapi juga tentang Arul, Res. Loe tau kan bagaimana bujuk Arul jika muka datarnya mulai muncul."
Vania : "Betul kata Amel, susah bujuk Arul jika muka datarnya dateng."
Geraldi : "Ini kenapa pada kumpul begini?" Tanya Geraldi yang baru saja masuk Kelas bersama Adit.
Adit : "Din, muka loe kenapa? Habis diapain loe sama si Restu?" Restu menatapnya tajam, Adit hanya terkekeh.
Geraldi : "Pasti Arul lagi ya?" Tebaknya yang memang tepat sasaran. "Sudah gue duga." Ucapnya dengan percaya diri.
"Huuuuu" Sorak para sahabatnya kecuali Adinda yang hanya diam.
Restu : "Sudah, sekarang kita fokus belajar dulu bentar lagi bel bunyi, soal Arul nanti difikirin lagi." Tak berselang lama terdengar suara bel.
TEET... TEET... TEET...
Bel berbunyi, tanda masuk dan jam pertama akan segera dimulai. Mereka menjalani rutinitas seperti biasa yaitu belajar dengan rajin karena sebentar lagi kelas dua belas akan segera melaksanakan ujian. Hingga jam terakhir selesai wajah Adinda tetap sama. Amel yang melihat hal itu hanya bisa pasrah, karena ia tahu jika sudah menyangkut tentang Arul maka Adinda tidak bisa diganggu.
Amel : "Din, loe bareng gue adja deh ya, nanti sekalian gue anterin beli kue. Mobil loe kan masih sama di bengkel." Ucapnya.
Disini Amel sudah diberitahu jika, mobil Adinda berada di bengkel karena bannya bocor.
Adit : "Loh, mobil loe di bengkel Din? Kenapa lagi mobilnya. Bareng gue aja deh pulangnya."
Geraldi : "Enak aja loe, terus gue pulang sama siapa? Masa sama Memel, ogah gue balik sama dia." Amel menatapnya dengan sinis.
Amel : "Yeee, gue juga ogah balik sama loe Ger. Biarpun kita di Perumahan yang sama tapi tetap aja gue ogah."
Restu : "Kalian itu jangan sering berantem, nanti kalau kalian berjodoh gimana? Kita juga yang bakalan susah." Amel dan Geraldi saling pandang, kemudian.
"Ogaaaah" Jawab keduanya yang hampir bersamaan, yang lain hanya tertawa.
Vania : "Sudah, kalian ini hentikan. Lihat tuh wajah Adinda masih sama." Ucapnya melirik Adinda yang masih diam saja.
Belum sempat Adinda menjawab ajakan Amel dan melerai pertengkaran sahabatnya, tiba-tiba terdengar suara ponsel dari dalam tas Adinda...
.
.
.
.
Siapa yang menghubungi Adinda yaa, Adiknya atau....
Tunggu kisah selanjutnya. Salam hangat dari Author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments