Banyak dari mereka yang ikut bergabung dengan PPA karena ini terbuka untuk umum dan juga banyak dari anggota PPA adalah alumni dari SMU tersebut.
Adinda, Vania dan Amel mendaftar paling akhir karena masih bnyak yang sibuk mendaftar dan juga meminta photo dengan Septian juga Mara kecuali Dimas, karena ia tidak suka jika ada orang lain mengusiknya saat tengah melakukan aktivitasnya.
Amel : "Kyaaaa! kenapa kak Dimas ganteng banget sih Ya Allah, meskipun dia itu dingin tapi kharismanya itu loh din, menarik hati gue untuk memandang dia."
Adinda : "Kamu sehat kan Mel? Apa sih yang buat kamu suka sama kutub utara itu? memang tampan tapi sikapnya terlampau dingin mel."
Amel : "Hecmmm Adinda Amaralia ku sayang, gue kasih tau ya din loe enggak akan tau gimana rasanya suka sama cowok dingin, biasanya cowok yang seperti itu sebenernya dia itu tsundere tau din. Dia dingin banget diluar tapi dalemnya dia itu punya hati yang tulus, percaya deh sama gue dan loe pasti berjodoh sama kak Dimas."
Adinda : "What!!! Kamu enggak salah minum obat kan Mel? darimana kamu tau kami akan berjodoh?." Tanya Dinda dengan penuh keheranan.
Amel : "Gue itu punya feeling yang kuat tentang kalian, jadi kita liat adj deh kalau kalian deket gue bakalan minta PJ dari loe. Tapi kalau kalian jauh, gue kasih loe hadiah, gimana? deal setuju!." Amel mengambil keputusan tanpa bertanya pada Adinda. "Oke, ayo kita daftar dind, mumpung sepi gue pengen liat pangeran dari deket."
Adinda : "Itu sih maunya kamu Ameeeel!"
Vania : "Tungguin gue donk Mel, Din. Kalian ini kebisaan deh, serasa hidup berdua." Amel dan Adinda hanya tertawa.
Mereka pun berjalan menggampiri Septian dan Mara untuk ikut mendaftar jadi anggota PPA.
"Kyaaaaaa!!. Apa yang kau lakukan??. teriak Mara karena melihat Septian sedang tebar pesona pada siswa di SMU itu. "Sini gak loe! atau gue bilangin ke abang loe kalau loe cuma mainan disini."
"Ya ampun Mara sayaaang, gue enggak tebar pesona kok, yaah hanya menyapa aja, jadi jangan ngadu ke Dimas deh, ya ya ya?? tau kan loe kalau dia tau pasti udah ditebas gue sama dia, apalagi tatapan elangnya itu, brrrrrr ngeri bener gue." Septian memohon.
Amel : "Kak kita bertiga mau ikut daftar jadi anggota donk!. kita pengen tau lebih lagi tentang alam caranya yaa masuk PPA ini."
"Oke!" sahut Septian dan Mara. "Nama kalian siapa?"
Amel : "Aku Amelia Putri dan ini sahabat aku Vania Mahardika dan yang terakhir Adinda Amaralia S. Dia jago banget kalau soal alam makanya dia juga mutusin untuk ikut gabung jadi anggota disini, jadi sering-sering ngadain acara ya kak disini."
Adinda : "Kamu itu apa-apaan sih Mel, jangan dengerin temen saya kak, karena saya tidak jago seperti kata di..."
Perkataan Dinda terhenti karena ucapan seseorang, dia Dimas...
Dimas : "Kamu ikut gabung jadi anggota? tidak salah kan, gadis ceroboh seperti kamu ikut gabung disini?."
Adinda : "Memangnya kenapa? Kan Kakak sendiri yang bilang ini terbuka untuk umum jadi terserah aku donk kalau mau ikut!.
Dimas : "Yaa whatever lah, asal jangan ceroboh seperti tadi lagi. Jalan lihatin depan jangan sambil bercanda karena orang lain yang akan celaka jika kamu masih ceroboh seperti itu."
Adinda : "Aku kan sudah langsung minta maaf soal pagi tadi ke Kakak, kenapa dibahas lagi sih bikin orang kesel aja. Lagipula aku itu enggak ceroboh hanya tadi itu sedang buru-buru untuk masuk ke Aula jadi enggak lihat kalau Kakak ada didepan Aula. Lagian kenapa juga Kakak disitu kaya bodyguard aja sih."
Dimas : "Makanya jangan bangun kesiangan biar enggak buru-buru."
Disaat mereka sedang sibuk berdebat, dilain sisi Yayak dan Indra tengah memperhatikan keributan mereka, bahkan Amel, Septian dan yang ada disana juga ikut memperhatikan perdebatan keduanya. Mereka sempat kaget melihat Dimas yang tidak seperti biasanya bersikap seperti itu, apalagi harus berdebat dengan seorang gadis yang belum dikenalnya mengingat sifatnya yang terlampau dingin pada siapapun..
Yayak : "Loe lihat itu Ndra?!" Indra menoleh kearah yang Yayak maksud. "Seorang Dimas Surya Adhitama ribut sama seorang cewek SMU, gue enggak salah lihat kan?"
Indra : "Kita memang enggak sedang salah lihat Yak, gue juga kaget tapi ada baiknya jika itu terjadi. Karena kita tahu sendiri sejak dulu, sifatnya masih sama. Dingin terhadap siapapun." Jawabnya.
Yayak : "Maksud loe apa??"
Indra : "Gue harap gadis itu membawa dia kembali ke Dimas yang kita kenal dulu Yak, gue enggak pengen dia menjadi Raja Es seperti ini lagi meski memang itu sifat aslinya, dan yaa sepertinya gadis itu akan bisa mencairkan es batu yang ada pada diri dia."
Mereka hanyut dengan pemikiran mereka sendiri. Memang benar Dimas yang mereka kenal dulu dengan yang sekarang itu jauh berbeda, dulu meski sifatnya dingin dan datat. Dimas lelaki yang ceria, ramah, namun karena kejadian tertentu ia menjadi lebih dingin seperti sekarang bahkan Yayak, Septian, maupun Indra hanya bisa pasrah dan berharap akan ada yang bisa merubah sikapnya itu.
flashback End...
Amel : "Ya sudah lah yaa, loe jangan mikirin itu lagi din, kan yang penting loe udah minta maaf dan kitaa akhirnya udah jadi anggota dari mereka. Pasti masih banya deh yang ganteng selain mereka Din."
Adinda : "Kamu apa-apaan sih mel, diotak kamu itu isinya cowok semua deh kayanya. Temen lagi kesel juga eeeh kamu malah bayangin para cowok tadi."
Amel : "Mau bagaimana lagi sih Adinda ku sayang, gue kasih tahu ya Din jangan terlalu kesel sama Kak Dimas nanti loe jatuh cinta lagi sama dia, kan gue yang seneeeng, hehee."
Adinda hanya memutar kedua matanya dengan jengah karena mendengar Amel yang selalu membahas lelaki yang sudah membuatnya kesal.
Yang harus kalian tahu, Adinda itu sebenarnya lembut namun hanya kepada orang yang memang sudah dekat dengannya terutama dengan adiknya Arul. Tetapi akan berbeda dengan orang yang baru ia kenal, maka ia akan bersikap cuek dan jutek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments