Namaku Chairil Rafqi Alfarezel. Mama dan Papa sering memanggil aku dengan panggilan Rezel. Aku berusia 10 tahun saat ini. Kalau di pikir, aku sama tuh bocah cm selisih 7 tahun. Its, okey rupanya si bocah namanya Vira. Meskipun ia sangat imut dan menggemaskan, tapi tetap saja aku sedikit membencinya.
****
"Mama .... Papa ....!" ucap Rezel yang begitu terkejut, dengan kedatangan Mama dan Papa ke rumah, dengan membawa bayi perempuan yang begitu cantik dan imut di usianya saat ini.
Mama pun melangkahkan kakinya mendekati Rezel dan langsung mendaratkan pantatnya di sofa ruang tamu.
Rezel saat itu,masih berdiri menatap Mama dan Papanya yang sudah mulai duduk dengan jarak yang tidak begitu jauh dengan Rezel berada saat ini.
"Rezel, duduk dulu nak," ucap Mama menepuk sofa di sebelah Mama dan ingin menjelaskan sesuatu sebelum Rezel bertanya lebih jauh mengenai gadis kecil yang di gendong Mama ke rumah saat ini.
Rezel pun mengikuti perintah Mamanya untuk duduk di samping Papanya saat ini.
Sebelum Mama dan Papanya bercerita, ia dapat melihat dari raut wajah orang tuanya bahwa ada suatu masalah yang terjadi dengan mereka, tapi entah apa itu Rezel belum mengetahui sama sekali.
Rezel juga dapat melihat aura kesedihan yang terpancar di wajah Mama dan Papanya saat ini. Akan tetapi, Rezel tidak ingin bertanya dulu sebelum Mama dan Papanya menjelaskan kepadanya.
Rezel pun menatap gadis kecil yang ada di pangkuan Mamanya saat ini, ia sedikit penasaran darimana asal gadis kecil itu dan juga kenapa Mama sampai membawa gadis itu ke rumahnya.
"Mama, bisakah jelasin semuanya," ucap Rezel karena saking penasarannya, menunggu penjelasan Mamanya.
Aku bisa lihat dari ekspresi Mama saat ini, ia seakan cukup berat menyampaikannya padaku. Tapi ya sudahlah, kalau Mama tidak ingin menceritakan terlebih dahulu kepadaku, pikirku saat itu.
Mama pun mulai sedikit menggerakkan bibirnya pertanda ia akan memulai pembicaraannya, karena saking penasarannya, aku ingin menajamkan pendengaranku agar apa yang di sampaikan Mama tidak satu pun bakal terlewatkan nantinya.
"Sebenarnya putri kecil yang mama bawa ke rumah adalah anak teman Papa, yaitu anak om Arkana dan tante Zalfa," ucap Mama menjelaskan kepadaku, sambil Mama melihat ekspresi di wajahku saat ini.
Mama pun mulai melanjutkan pembicarannya, untuk lebih menjelaskan secara rinci kepadaku.
"Karena mereka sudah tiada, Mama ingin mengangkat Vira sebagai anak Mama dan Papa,"
Aku hanya diam mendengarkan penjelasan Mama selanjutnya, karena aku ingin mendengarkan sedetailnya penjelasan dari Mama, agar tidak ada yang di sembunyiin kepadaku nantinya.
"Mama harap, kamu juga bisa menyayangi Vira seperti adek kamu sendiri," ucap Mama melanjutkan pembicaraannya, sambil melihat ekspresi wajahku.
Aku seakan diam seribu bahasa mengenai penjelasan Mama tadi, bukan aku tidak mau menerima kehadiran gadis kecil itu. Namun, pikiran jelek terlintas di benakku saat ini. Kalau seandainya suatu saat Mama dan Papa bakal berubah kasih sayangnya kepadaku.
Aku yang belum menjawab pertanyaan Mama hanya bisa tertunduk, padahal mereka sangat mengharapkan jawaban dari aku. Tapi apa boleh dikata, bibir ini seolah tidak bisa berbicara untuk mengatakan iya atau tidaknya.
"Rezel," panggil Papa yang seakan tahu tentang yang aku pikirkan saat ini.
" Iya Pa," jawabku
Aku pun ingin menyampaikan aksi protesku kepada Mama dan Papa, yang saat ini berada di sampingku. Aku lihat ekspesi dari wajah Mama, seakan begitu sabar menunggu jawaban dariku.
" Ma, bukannya Rezel tidak terima dia Ma. Tapi kan Mama masih punya aku Ma!" ucapku seakan ingin memberontak, tapi terasa tertahan karena takut menyakiti hati ke dua orang tua ku.
Mama dan Papa seakan diam seribu bahasa, entah apa yang dirasakan saat ini.
Apa ia sedang memikirkan perkataanku barusan? oh tuhan .... Apa aku sudah menyakiti mereka, dengan suaraku yang seakan meninggi tadi.
"Maafin Papa Rezel, keputusan Papa dan Mama sudah bulat. Bahwa Vira akan menjadi adek angkat kamu, jadi tanpa persetujuan kamu pun Papa tidak bakal merubah keputusan Papa," ucap Papa dengan keputusan yang tidak mau di ganggu gugat.
" Terserah Papa, yang jelas aku tidak akan terima kehadirannya di rumah ini," ujar Rezel.
Aku pun berlari ke kamar, tanpa mendengarkan panggilan dari Papa saat ini. Hatiku benar - benar sesak saat Papa dan Mama tidak mendengarkan keluh kesahku.
Sesampainya di depan pintu kamar, aku pun membantingkan pintu sekeras - kerasnya. Aku yakin Papa dan Mama terkejut karena sifatku yang membantahnya saat ini. Tapi masa bodoh dengan semuanya, aku tidak habis pikir kenapa Papa dan Mama tidak pernah kasih tahu aku sebelum ia membawa gadis kecil itu kerumah ini.
****
Waktu telah menunjukkan jam 22.00 malam, saat aku terbangun dari aksi ngambekku pada Mama dan Papa.
Kerongkonganku saat ini, sangat terasa kering. Aku pun turun dari tempat tidur dan melangkahkan kaki keluar dari kamar, untuk mengambil air minum ke dapur agar kerongkonganku tidak terasa kering.
Sebelum menuju dapur, aku dikejutkan oleh Mama yang melangkahkan kakinya menuju kamarku. aku pun buru - buru bersembunyi karena saat ini, aku belum ingin bertemu Mama maupun Papa.
Tapi langkahku terhenti tatkala, Mama membuka pintu kamar sebelah. Aku pun sedikit penasaran, mengenai siapa yang berada di samping kamarku saat ini. Padahal sebelumnya, kamar itu tidak di tempati oleh siapapun.
Aku pun melangkahkan kakiku dengan sangat hati - hati agar aksiku tidak di ketahui oleh Mama. Disana aku pun bisa melihat pemandangan yang sangat membuatku begitu cemburu, Mama seolah berbicara pada bocah yang masih kecil itu sambil sesekali membelai rambutnya dan mencium pipinya.
"Mama sayang padamu nak, semoga kamu sehat selalu dan anggaplah kami sebagai orang tuamu," ucap Freya sambil membelai rambut Vira.
"Semoga kelak, kamu menjadi putri yang sangat cantik," ucap Freya lagi.
Hatiku sakit sesakitnya, Mama seakan lebih sayang sama tuh bocah saat ini. Aku benci dia .... sangat benci.
Namun karena saking haus yang tidak bisa tertahan lagi, aku pun mengurungkan niatku untuk mendengar lebih jauh mengenai apa yang di bicarakan Mama.
Sesampainya di dapur, aku meneguk air minum yang berada di tanganku sampai habis tidak bersisa.
"Rezel sedang apa kamu," hardik seseorang yang membuat aku begitu terkejut, hingga membuat air yang ku minum masuk ke hidungku.
"Shit," ucapku seakan kesal.
..............
Jangan lupa like dan komennya🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
𝓓𝓮𝓪
paling suka kalau novel visualnya dilraba
2023-10-07
0
🎯™𝐑uri.hiat❁︎⃞⃟ʂ
pasti ada rasa cemburu wajar ya🤣
2022-03-09
0
࿇ωΐຮε࿐🅟🅖 ✈️
semangaaaaaaaatttt Thor ✊✊
2022-03-02
0