"Kok lo masih di sini?" Acha yang baru saja keluar dari kamar mandi mengernyit.
"I'll take you home" jawab Karel yang sudah rapi dengan celana jeans dan Burberry Shearling Pea Coat membungkus tubuh tegapnya. Menilai dari ujung ke ujung, Acha yakin lelaki ini bukan lelaki biasa. Semua yang menempel di tubuhnya paling murah berkisar delapan puluh juta.
"No. Thanks" jawab gadis itu sadis. "I can go home by myself"
Langkah Acha sedikit pincang ketika dia mengambil Fendi Selleria Bag miliknya yang tergeletak di atas sofa. Mata Karel menyipit menyadari hal itu.
"Tidak usah keras kepala" celutuknya sebelum kembali membopong gadis itu keluar kamar.
Acha harus menahan rasa malu sepanjang perjalanan ke Buggati Veyron milik lelaki itu yang sudah terparkir cantik tepat di depan pintu keluar. Karel seakan tidak peduli usahanya menendang-nendang dan memukul-mukul minta diturunkan. Setelah meletakkan gadis itu di kursi penumpang, Karel mengencangkan sabuk pengaman lalu berjalan memutar menuju kursinya.
"Dimana lo tinggal?" tanyanya sembari menyalakan mesin.
"I told you I can go by myself" jawab Acha kesal. Punggungnya ia sandarkan di jok kursi dengan tangan bersilang di depan dada.
"Oke kalau lo nggak mau ngasih tau. We go to my place then" cengir khas menghias sudut bibir pria bertubuh kekar itu bersamaan dengan mesin baja yang bergerak gesit meluncur ke jalanan.
"Stylist Studio, Newburry Street" Acha menyebutkan nama apartemennya.
"Allright. Lo belum sarapan. How about Mike&Patty's?" Karel menyebutkan salah satu tempat makan ternama di kota itu.
Acha menarik nafas panjang, "Karel, lo cuma ngambil keperwanan gue. Nothing else. Jadi stop acting as if you have to be fully responsible for me. I'm not that pathetic, okay?"
"Kalau gitu kasih nomor lo"
"Buat apa?"
"Just to make sure. I don't wear protection last night"
Acha terkesiap, "Oh my God! Drugstore! Right now!"
***
Karel masih saja menahan-nahan senyumnya dari tadi. Rasanya menyenangkan sekali melihat tingkah polah gadis yang sekarang sedang menegak morning-after pill di sampingnya itu.
"Don't stare at me like that. Ntar lo jatuh cinta sama gue" tutur Acha penuh percaya diri tanpa mengalihkan perhatian sedikitpun dari scramble egg yang kini berpindah ke mulutnya. Pengalaman pertamanya membeli morning-after pill untuk mencegah kehamilan di salah satu apotek dua puluh empat jam sungguh memalukan. Tak berani membeli sendiri, Acha harus memaksa Karel membelikan untuknya. Tentu saja tidak gratis, nomor telepon Acha menjadi bayarannya. Dan untuk meminum obat itu, mereka harus berhenti sejenak di cafe terdekat sekedar mengisi perut.
"I think I already am" lirih sang lelaki tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari cara Acha mengunyah makanannya.
Sang gadis menghembuskan nafas kasar, "Huh! I know it will be like this. Who could resist me?" ucapnya pada diri sendiri. Sungguh lucu.. batin Karel. Cara gadis itu bicara tidak serta merta menunjukkan ada gelagat kesombongan maupun tingkah kemayu seperti gadis-gadis pada umumnya. Tapi lebih pure and a little bit childlike.
"Listen Mr. one night stand" lanjut Acha, "Stop your feeling before it's going further. I know you are hot and.. emm.. quite rich but you're just not my style"
Karel menahan tawa. Sunguh, tidak ada yang lebih mengasyikan daripada menggoda gadis ini. Lihatlah betapa tenang dan percaya dirinya gadis itu menolaknya. Padahal dirinya tidak benar-benar serius mengatakan kalau dia telah jatuh pada pesona gadis itu, ya.. walaupun harus Karel akui gadis itu membuatnya sedikit tertarik.
"Why am I not your style?" masih saja Karel menggoda sang gadis.
"Your face is a big no" Acha menaik-turunkan tangannya di depan wajah.
"What's wrong with my face?" dua puluh dua tahun hidup belum pernah ada yang menghina wajah Karel. Diam-diam lelaki itu mengaca lewat pantulan layar ponselnya, tidak ada yang salah dengan wajahnya. Bahkan dia cukup tampan untuk standar lelaki Asia.
"Just.. A past story"
Tiba-tiba Karel mengingat perkataan Acha semalam, "Ah, apa jangan-jangan karena lo bilang gue mirip mantan lo?"
Acha mengernyit mendengar kata mantan berdenging ditelinganya.
"Whatever. I've finished my breakfast, taking my medicine, and now I want to go home" ucap Acha sembari membereskan isi tasnya. "Lo nggak usah nganter gue karena taxi gue udah otw ke sini"
Baru selesai bicara, mobil kuning yang dibicarakan itu pun berhenti di seberang jalan. "That's it" tunjuk Acha.
"Inget yang gue bilang tadi pagi.." Acha memundurkan kursinya lalu berdiri, "Nothing ever happened yesterday. Let's be a stanger from now on. Okay? Good bye Mr. one night stand" jelas gadis bersurai cokelat itu seraya melambaikan tangan seperlunya. Dia membalikkan tubuh lalu berjalan meninggalkan Karel di sana.
"One night stand?" Karel menaikkan satu alisnya, "Why do I get a feeling it will be two.. or may be three" entah memikirkan apa, tapi satu cengiran menghias sudut bibir lelaki itu.
Sembari berkaca di mirror side Buggati miliknya, Karel mengomel pada dirinya sendiri "Siapa yang berani punya muka mirip gue, huh!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Om Rudi
Mr ONS om kira timbangan gula hahahhaa
2022-12-16
0
Lis Putrie
percakapan apa an SH. ga ngrti.
2022-09-16
0
Vlink Bataragunadi 👑
ih seneng bgt baca bab ini, englishnya ngeblend bgt ma bahasa, aaah pkknya suka sukaaaaaa (♥ω♥*)
2022-09-16
0