Acha hanya bisa merutuki kebodohannya sendiri. Bahkan pria yang sekarang duduk bertelanjang dada sambil menawarinya sarapan itu tidak bisa ia salahkan sepenuhnya. Kenapa? Karena Acha sadar, dia sama sekali tidak menolak tindakan laki-laki itu tadi malam.
Shit.. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Tubuh polosnya kini dicemari tanda-tanda keunguan hasil kebuasan Karel tadi malam. Belum lagi rasa sakit di selangkangannya bak tubuh terbelah jadi dua. Ah.. untuk beranjak saja sangat sulit rasanya.
"Kalau lo nggak suka sarapannya, gue bisa pesen yang lain" tawar Karel tanpa bergeser sedikitpun dari tempat duduknya.
"Just shut up" cerca sang gadis menahan perih. "Wait.. You speak in bahasa?" dahinya berkerut bingung. Siapa sangka lelaki yang berkeringat bersamanya tadi malam memiliki kewarganegaraan yang sama.
"I'm an Indonesian. Just like you" jawab Karel santai sambil menyerutup Vanilla Late di cangkirnya.
"Dari mana lo tahu?" Acha tekesiap, "Jangan-jangan lo mata-matain gue? A pervert? Psikopat?" gadis itu menarik selimutnya lebih tinggi sambil bersilang dada. Matanya memicik menatap lelaki di seberang.
Karel memutar bola matanya, "Just fucking stop your wild imagination Madam. Siapa yang semalem jerit-jerit keenakan in bahasa? Ya otomatis gue tau lah lo orang Indo"
Ingatan kejadian semalam menghantam kepala Acha bagai petir di tengah badai. Ups.. Acha mengigit kecil bibir bawahnya merasa malu. Pipinya berubah merah seperti tomat dan gelagat itu tertangkap indera pengelihatan Karel. Membuat sang lelaki tersenyum geli. Gadis ini sangat manis.. pikirnya.
"Okay Mister I don't know who-"
"Karel. You moan my name the whole night" sela Karel mengingatkan namanya.
"Allright Karel, I said this just once so give me your attention, okay. Nothing happened last night. We are stanger and we never met each other. Semalem cuma one night stand, and we gonna forget it. No one should know what happened. You go your way and I go mine. You, me, we end here. Understand?"
Bukannya menjawab, si lelaki hanya terus mengunyah buah anggur yang datang bersama peanut toast pesanannya. "Still hurt?" Dia balik bertanya.
Acha gelagapan. Bagaimana pun ini adalah hal memalukan di Amerika. Umurnya cukup tua untuk ukuran gadis yang baru saja kehilangan keperawanan. Lelaki itu benar-benar membuatnya ingin menggali lubang dan sembunyi di dalamnya. "What's hurt?" celutuknya.
Dengan santai Karel mengacungkan jarinya ke arah ************ Acha yang terbungkus selimut. "That must be hurt" dia membuat ekpresi meringis seakan-akan ikut meradakan sakit.
"Who said? I'm not" kilah Acha penuh pengelakan.
"Really?" Karel beranjak dari sofa dan berjalan mendekat. "Kalau gitu kenapa cuman diem aja di situ dari tadi. Sakit kan buat gerak?"
Was-was dengan pergerakan Karel yang semakin merapat ke tubuhnya, Acha panik, "Mau apa lo? Jangan deket-deket. Ahhh.." teriakan gadis itu melengking tatkala Karel membopong Acha tanpa permisi dan membawanya ke arah kamar mandi. "Mau apa lo? Lepasin! Lepasin atau gue lapor polisi. Auch.." punggung sang gadis bereaksi ketika menyentuh dinding bath up yang terasa dingin di permukaan kulitnya.
"Buka selimutnya!" perintah Karel memegangi ujung selimut yang ikut terangkat tatkala membopong gadis itu. Ia sedikit memiringkan kepala agar tidak melihat gadis itu kembali telanjang bulat dihadapannya. Bukannya Karel tidak mau, hanya saja dia pikir dia harus sedikit menghormati sang gadis yang nampaknya bukan gadis sembarangan.
"Pervert! Cabul! Mesum! Dasar otak ************!" teriak Acha sambil memukul-mukul badan Karel yang mampu digapai oleh tangannya.
Karel mendesis. Wanita ini... kenapa yang ada dipikirannya hanya hal yang tidak-tidak. "Gue nggak akan ngapa-ngapain lo" balasnya dengan nada sama tinggi. "Gue cuma mau tanggung jawab"
Acha berhenti, perempuan itu sudah nampak lebih tenang. Namun masih was-was dan menarik selimutnya lebih kencang. "What kind of responsibility?" desisnya dengan nafas naik turun menahan marah.
"Tanggung jawab udah ngambil keperawanan lo" ucap Karel sembari menekan tombol air hangat di bawah keran yang mengalir langsung memenuhi bath up.
"You-" jari telunjuk Acha mengacung tepat di depan muka Karel. Ingin rasanya dia menenggelamkan Karel dengan seribu sumpah serapah. Tapi tak ada satu pun kata yang bisa keluar dari mulutnya. Acha terlanjur malu. Ternyata lelaki itu menyadari dirinya masih perawan hingga beberapa waktu lalu.
Karel memajukkan wajah hingga berjarak hanya beberapa centi dari wajah gadis di hadapannya. Cantik. Batin Karel untuk sepersekian detik.
"Just stay here for a while. Warm water will make you feel better" ucapnya sebelum menarik selimut dan berjalan keluar menutup pintu kamar mandi.
Shit.. Sekilas penampakkan tubuh polos gadis itu membuat kepala bawahnya berdenyut nyeri. Karel harus cepat melakukan sesuatu. Akan sangat memalukan jika Acha mendapati celananya menggembung setelah keluar dari kamar mandi nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Om Rudi
Putra Mahkota Sanggana hadir
2022-12-16
0
💞FiFa Mermaid 🌹
lanjuutt ah..crta'y bgus
2021-05-23
1
anja_rel
baca komenan br ngeh gada part 2 nya....saking asik bacanya🤭😁
2021-01-14
1