Sesampainya ke rumah sakit Vino membawa Adinda ke ruangannya.
"Bener ga apa apa aku tinggal sendiri?"
"Beneran ga apa apa. Kalo aku bt aku bisa keliling melihat lihat rumah sakit. Udah sana. Pasien lebih butuh kamu."
"Baiklah. aku tinggal dulu ya."
Adinda hanya mengangguk dan ia terduduk di sofa ruangan itu. Sedangkan Vino langsung berlari ke arah IGD. Tak lama kemudian ia mendengar suara dering ponsel yang ternyata itu ponsel Vino yang tertinggal di atas meja.
"Yah handphone nya tertinggal. angkat ga ya? aku anterin ke IGD aja deh. sekalian jalan jalan." gumamnya.
Ia keluar dari ruangan Vino tak lupa ia mengunci ruangan itu. Lalu menuju IGD untuk mengantarkan handphone Vino yang tertinggal. Sesampainya di IGD ia melihat semua dokter yang ada sangat sibuk menolong korban kecelakaan. Setelah ia melihat Vino ia segera menghampirinya.
"Vin ini handphone kamu ketinggalan. dari tadi berdering terus." Ucap Adinda sambil menepuk bahu Vino.
"Makasih ya. kamu tunggu di tempat sepi jangan disini. aku takut nanti tangan kamu tertabrak orang. disini sangat sibuk. ok. aku tinggal." Ucap Vino sambil mengusap bahu Adinda.
Semua dokter dan suster yang ada di IGD melihat adegan tersebut hanya bisa tersenyum. Ada juga yang iri karena perlakuan Vino kepada Adinda. Adinda lalu pergi keluar dari IGD saat di perjalanan hendak menuju ruangan Vino, Ia melihat anak kecil yang menangis. Ia lalu menghampiri anak kecil tersebut.
"Kamu kenapa nangis sayang?"
"Aku gak mau di suntik." Ujar anak itu sambil menangis Kevin keluar dari ruangan anak tersebut.
"Sini sayang om dokter kasih obat dulu. biar kamu cepet sembuh. Nanti kalau kamu udah sembuh nanti om kasih mobil mobilan yang kamu inginkan." Bujuk Kevin.
"Ga mau. Om dokter nya jahat sering nyuntik aku."
"Sayang.. om dokter itu baik, Ia hanya ingin kamu sembuh. Kamu takut?" Anak itu hanya mengangguk. "Mau kakak temani?"
"Emang kakak mau nemenin aku?"
"Ayo kakak temani kamu."
Adinda mengulurkan tangannya berharap anak itu menyambutnya. Tak lama anak itu menyambut uluran tangan Adinda. Ia langsung membawa anak itu ke dalam ruangannya.
"Ayo sayang duduk disini."Ujar Kevin kepada anak itu.
"Aku mau di gendong kakak cantik ini."
"Baiklah. Ayo sini kamu duduk di pangkuan kakak aja ya. kakak gak bisa gendong kamu. tangan kakak lagi sakit."
Anak itu duduk di pangkuan Adinda. Tapi ia mulai tenang saat Adinda mengusap lengan anak itu. Sedangkan Kevin mulai menyiapkan jarum suntik untuk di suntikkan ke lengan anak itu. Tanpa sepengetahuan Adinda ada yang merekam vidio kebersamaannya dengan anak itu dan di upload ke sosial media milik suster itu dan grup rumah sakit dengan judul. Wanita Baik Hati bak Bidadari tanpa sayap.
"Nama kamu siapa sayang?"
"Nama aku Karel kakak. Kakak cantik siapa namanya?"
"Nama kakak Adinda. kamu sendirian? gak ada yang jaga kamu?"
"Mamah aku juga lagi sakit kak. cuman di tubuh mamah banyak banget kabelnya. kalau malem ada papah yang nemenin aku. cuma kalau siang biasanya aku sama suster aja. papah kan kerja."
"Selesai." Ujar Kevin
"Udah om dokter? kok aku gak ngerasa di suntik ya. apa mungkin karena kakak cantik jadi ga terasa sakit di suntiknya." Adinda hanya tersenyum menanggapi ucapan Karel
"Sekarang kamu tidur siang dulu ya. sekarang udah jam 1 siang. waktunya kamu tidur. Ayo om dokter bantu naik ke tempat tidur."
Setelah memastikan Karel tidur dengan nyaman barulah Adinda dan Kevin keluar dari ruang rawat Karel.
"Makasih Din lo udah bantu gue. Dia terkadang memang suka rewel. mungkin karena umurnya yang masih 5 tahun."
"Dia sakit apa?"
"Dia kecelakaan bersama ibunya. dia terbangun setelah 2 bulan terbaring koma. sedangkan ibunya masih koma sampai saat ini."
"Kasian ya. Dia masih kecil tapi udah mengalami hal mengerikan seperti ini."
"Lo baik banget Adinda. cantik lagi. Pantes sih Lo di julukin Bidadari tanpa sayap."
"Bidadari apa? ga usah ngarang deh. tapi makasih buat pujiannya."
"Serius. ada yang upload video saat lo sama Karel tadi. Lo mau liat?"
"Mana? Penasaran gue."
Adinda pun melihat video yang beredar di grup rumah sakit.
"Pantesan dari tadi banyak suster ataupun dokter yang liatin gue. ternyata gara gara ini."
"Karel itu terkenal keras kepala. Kalau dia udah bilang gak mau. ya dia gak akan mau. tapi lo bisa bujuk dia gitu aja. Itu yang bikin kita semua salut."
Tiba tiba Vino datang dari arah belakang.
"Wah ada bidadari di sini."
"Apaan sih kamu Vin? jangan gitu malu tau."
"Tapi julukan itu cocok sih buat kamu. secara kamu cantik pake banget. kalo kata magician itu ya. kamu itu SEMPURNA."
"Bisa aja kamu."
"Tunggu tunggu. gue gak salah denger kan. kalian tadi bilang aku kamu. Wah kayaknya ada yang gue gak tau saat kalian hanya berdua." Sela Kevin.
"Ga usah kepo lo. urus aja urusan lo sendiri." Ujar Vino. "Ke kantin yuk Din. aku laper." Adinda hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Kita duluan dokter Kevin." Lanjut Adinda.
Mereka berdua berjalan ke kantin. Sedangkan Kevin ia kembali ke ruangannya. Saat di perjalanan tiba tiba ada suster yang menghampiri Vino dan Adinda.
"Dokter Vino.."
"Kenapa Sus?"
"Jadi ini calon istri dokter Vino? Lebih cantik dari Manda sih. Tapi kok dokter Vino gak mau balikan sama Manda sih? secara kalian kan hubungan udah lama banget."
"Sorry sus. bisa gak ga usah mencampuri urusan saya? ini masa depan saya. ini kehidupan saya. dan saya hanya menjaga hati calon istri saya. Gak usah bahas bahas tentang Manda lagi di depan saya. Saya sudah bahagia bersama dia." Ujar Vino sambil menggenggam tangan Adinda.
Mereka berlalu menuju kantin rumah sakit. Ternyata percakapan Vino dan suster tadi secara sengaja di rekam oleh si suster dan di upload ke grup rumah sakit hingga semua orang tau jika wanita yang mendapat julukan Bidadari itu adalah wanita milik Vino.
"Kenapa sih mereka ngeliatin aku aja. emang ada yang salah sama muka aku. atau aku keliatan aneh?"
"Ga kok. kamu cantik. cantik banget malah."
"Bisa aja kamu. Terus kenapa mereka liatin aku terus?"
Tiba tiba ponsel Vino berdering.
"Ngapain papah nelfon?" Gumamnya.
"Halo pah. Ada apa?" Jawab Vino.
"Kamu ke ruangan papah sekarang. bawa calon istri kamu sekalian." Ujar Papah Andrew dan langsung menutup telfonnya.
"Kenapa?" Tanya Adinda.
"Aku di suruh ke ruangan papah. dan katanya bawa sekalian calon istri aku. papah tau dari mana ya?"
Lalu Vino mengecek grup yang ternyata sudah ramai.
"Jadi ini penyebabnya. pembicaraan aku sama suster tadi ternyata ia rekam. langsung ia upload ke grup rumah sakit. dan ada foto kita juga. Sorry ternyata jadi serumit ini. Apa aku bilang aja ke orang tua aku kalau aku sama kamu gak ada hubungan apa apa."
"Kita liat situasi aja Vin. Nanti kita putuskan gimana kita kedepannya setelah bertemu orang tua kamu."
"Baiklah.. ayo kita ke atas."
Vino mengajak Adinda untuk keruangan papahnya yang berada di lantai paling atas di rumah sakit ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Kas Gpl
kemajuannya pesat bgt
2021-06-01
0