Pagi hari mereka telah siap untuk pulang kembali ke Jakarta. mereka menyempatkan diri untuk sarapan pagi di restoran. Tiba tiba tangan Adinda yang di bebat tak sengaja di senggol oleh pelayan restoran tersebut.
"Aaaww.." Adinda meringis.
"Mas liat liat dong kalau jalan. Liat ini dia jadi kesakitan. Kalau terjadi apa apa dengan tangannya.." Ucapannya terpotong dengan suara Adinda
"Udah ga apa apa Vin. dia gak sengaja juga." Balasnya sambil memegang lengan Vino lalu beralih menatap pelayan tersebut. "Tidak apa apa mas. saya tau anda tidak sengaja. sudah lanjutkan lagi saja pekerjaan anda." Lanjutnya sambil tersenyum
"Terima kasih banyak mbak. maaf kan saya mbak." Adinda hanya menganggukkan kepalanya.
"Kok kamu biarin dia gitu aja sih?"
"Dia kan gak sengaja juga. Biarin lah. kasian kalau di perpanjang nanti takunya dia di pecat."
"Beneran itu gak kenapa napa? Sakit banget gak? atau mau kita mampir ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum kita balik ke Jakarta?"
"Gak usah Vin. Aku baik baik aja ko."
"Cie aku kamu nih."
"Ya udah kalo gak suka gue ganti lagi. Lagian lo duluan yang manggil gue dengan sebutan kamu."
"Eh jangan dong. Aku suka panggilan aku kamu. berarti kita sudah semakin dekat."
"Sorry kata kata gue gak bisa di tarik lagi."
"Kok gitu sih. aku kamu aja ya.. ya.. ya.."
"Cepet abisin tuh makanan nya. udah jam 7 ini."
Setelah selesai mereka langsung melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Hari ini jalan terasa padat. Sehingga mereka memutuskan untuk langsung ke tempat Adinda janji temu dengan klien. Saat mereka sampai ada tangan yang melambai ke arah Adinda. Ia langsung menghampiri wanita paruh baya yang melambai ke arahnya. Vino hanya mengekori di belakang Adinda. Saat sampai di meja yang di tuju tubuh Vino menegang saat mengetahui wanita yang menjadi klien Adinda adalah mantan calon mertuanya dulu.
"Loh Vino. Kok kamu ada di sini?" tanya wanita paruh baya itu kepada Vino
"Iya tante."
"Loh kok manggil tante sih. biasanya kan kamu manggil mamih."
"Maaf tan, aku gak berhak memanggil dengan sebutan itu. Aku hanya masa lalu Manda. Dan kini Manda akan menikah dengan pria pilihan tante."
"Maafin mamih nak Vino. Karena keegoisan mamih kalian jadi seperti ini. jika kamu mau, kamu bisa kembali dengan Manda dan mamih akan membatalkan per..." Vino langsung memotong ucapan wanita paruh baya itu.
"Kenapa tante minta maaf? bukannya dulu tante bilang kalo Manda bersama denganku dia akan menderita. Lalu kenapa tante berubah fikiran? Apa karena sekarang tante tau kalau aku pewaris tunggal dari rumah sakit Healty? Iya tan karena itu?"
"Bukan seperti itu nak, mamih tau kebahagiaan Manda hanya bersama kamu."
"Maaf tante tapi aku gak bisa. Aku juga harus menghargai perasaan calon istri aku tante. Aku sekarang sudah bahagia bersama dengannya. Malah kita juga saat ini baru pulang liburan dari Bandung. Iya kan sayang? tenang sayang aku gak mudah berpaling." Ucap Vino sambil menggenggam tangan Adinda.
"Jadi kamu?"
"Iya tante. kenalin ini Adinda calon istri aku tan." Dinda yang mulai mengerti situasi langsung tersenyum ke arah wanita paruh baya tersebut.
"Bisa kita mulai membahas pekerjaan?" Sela Adinda.
"Baiklah. Mana desain yang kamu janjikan?"
"Ini Bu. Ini desain terbaru dari saya. Silahkan ibu pilih jika di kira cocok dengan selera ibu."
"Apa ini? Kenapa semua desain yang kamu buat semuanya kampungan. Saya sudah bilang ingin desain yang terlihat sangat glamor bukan yang kampungan seperti ini."
"Maaf jika desain saya kurang mampu mengimbangi selera anda. Jika tidak ada yang cocok lebih baik anda mencari butik lain yang bisa sesuai dengan selera anda." Terlihat kemarahan dari mimik muka Adinda.
"Kamu kalau kerja yang profesional dong. Jangan lari dari keadaan kayak gini."
"Asisten saya semalam sudah memberikan sketsa nya terhadap putri anda. dan dia menyetujui beberapa desain yang saya buat. oh atau mungkin ini ada kaitannya dengan hubungan saya dengan Vino? Jika memang begitu berarti anda yang tidak profesional. Anda tidak bisa membedakan mana yang pekerjaan dan mana masalah pribadi."
"Jangan lancang kamu. Kamu rayu Vino pakai cara apa Sehingga dia tidak mau kembali kepada Manda? Apa jangan jangan kamu guna guna dia ya supaya dia jatuh ke pelukan mu dan kamu akan menjadi istri dari pemilik rumah sakit Healthy"
"Jaga bicara anda. Anda tidak berhak menilai saya."
"Maaf tante. Tante sudah menghina calon istri saya. itu juga berarti tante sudah menghina saya. bukan dia yang mengejar ngejar saya. justru saya yang mengemis cinta dari Adinda. Saya yang tergila gila dengan Adinda. Maaf tante sepertinya pembicaraan kita sudah tidak kondusif. Sebaiknya kita pergi. Permisi tante." Ucap Vino sambil menggenggam tangan Adinda.
Sampai di mobil mereka terdiam sama sekali tak ada yang membuka suara. Vino pun tak menjalankan mobilnya untuk pergi. Ia masih bingung harus berbuat apa pada Adinda. Ia merasa bersalah karena sudah membawa Adinda dalam permasalahannya dan membuat Adinda terhina.
"Sorry Din.. Aku minta maaf.. Karena aku sudah membawa kamu masuk ke dalam permasalahan aku. Aku juga sudah membuat kamu di hina. Aku bener bener minta maaf Din." Ucap nya sambil memegang tangan Adinda.
"Udah ga apa apa kok. Justru aku berterima kasih sama kamu. jadi aku bisa lepas dari klien rese kaya gitu."
"Tapi kan kamu jadi kehilangan pelanggan kamu."
"Tenang Vin. masih banyak kok pelanggan aku. hilang 1 gak masalah buat aku."
Setelah pembicaraan itu mereka kembali terdiam.
"Kamu gak berniat menjelaskan sama aku?"
"Kira kira 5 tahun yang lalu. aku menjalin hubungan sama Manda. bahkan sudah memasuki jenjang yang lebih serius. aku berencana menikahi dia. Tapi orang tuanya menolak keras hubungan kita. mungkin karena saat itu aku masih bekerja sebagai dokter IGD yang hanya memiliki gaji yang kecil menurut mereka. tanpa sepengetahuanku dia di jodohkan dengan lelaki yang sekarang akan menjadi suaminya. Karena ia seorang CEO muda saat itu. Awalnya aku berjuang untuk hubunganku dengannya. Tapi yang membuat aku kecewa, aku gak sengaja mendengar percakapan dia dan temannya yang sekarang menjadi suster di rumah sakit aku kerja. Dia bilang dia akan lebih memilih pria itu di banding aku. alasan lebih tepatnya karena materi. Tapi saat temannya masuk kerja ke rumah sakit, Ia tahu jika aku pewaris tunggal rumah sakit tempat aku kerja saat ini. Setelah itu Manda selalu menelfon, Mengirim sms atau chat. pokonya ia selalu berusaha untuk dekat kembali dengan ku. Ya jelas aku gak mau. aku udah terlanjur kecewa. ternyata keluarga dia hanya melihat seseorang berdasarkan materi. Aku bawa kamu masuk ke masalah ini dengan tujuan agar ia berhenti menghubungiku. Tapi kalo kamu gak keberatan mau gak kamu pura pura jadi kekasih aku saat nanti datang ke acara pernikahannya?"
"Baiklah. aku akan membantumu."
Lalu ia mendapatkan telfon dari rumah sakit jika ada kecelakaan yang membutuhkan pembedahan dan semua dokter sedang sangat sibuk saat ini.
"Dinda maaf aku gak bisa nganter kamu ke butik. aku harus segera ke rumah sakit. ada kecelakaan beruntun. dan aku di butuhkan di sana. kamu bisa bawa mobil sendiri? kamu ga apa apa kan? Atau kamu ikut ke rumah sakit aja sekalian periksa tangan kamu. gimana?"
"Aku ikut ke rumah sakit aja. soalnya pasti di butik lagi heboh karena kejadian barusan. biasanya jika aku ada masalah dengan orang tadi. ia langsung menghubungi butik dan marah marah sama karyawanku. Aku ingin lari sejenak dari masalah."
"Baiklah. kalau begitu kita ke rumah sakit terlebih dulu. Tapi jika nanti kamu bosan, kamu pulang aja. Soalnya aku gak tahu berapa banyak waktu yang di butuhkan."
"Tenang aja. gak usah mikirin aku. kamu fokus aja sama kerjaan kamu. ok."
"Baiklah."
Lalu Vino melajukan mobil Adinda ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
♕FiiStory_
saya mampir Thor, salam kenal dari my Dream High 😊 mampir juga ya Thor di karyaku 😊
2021-07-24
0
Kas Gpl
rada aneh,baru kenal,trus langsung jalan bareng,semangat thor
2021-06-01
1