TIGA

Sesampainya di vila Adinda hendak masuk ke vila yang awalnya ia tempati namun penjaga mengatakan jika Safira sudah memindahkan semua barang karena ada yang akan menyewa vila itu. Setelah berpamitan kepada penjaga vila Adinda langsung menelfon Safira.

"Halo Din.." Jawab Safira

"Barang gue lo simpen dimana? Gue ke vila katanya udah lo pindahin."

"Hehe iya.. sorry gue lupa bilang. barang lo gue titip di vila nya Vino. Sorry sayangku."

"Dasar ya. udah tega ninggalin gue yang lagi cedera. barang gue juga main pindahin seenaknya."

"Jangan marah dong sayangku."

"Ga ada sayang sayang. kalo sayang harusnya jangan ninggalin gitu aja."

"Nanti gue traktir makan siang deh."

"Murah amat cuma di sogok sama makan siang."

"Trus apa dong?"

"Lo harus jadi model gue buat baju bulan depan. Tapi tanpa bayaran ya. gimana?"

"Baiklah.. asalkan sayangku yang satu ini gak ngambek lagi."

"Ok.. bye sayangku. Nanti gue kabarin kalo bajunya udah siap."

"Iya."

Adinda menutup telfonnya dan kembali ke depan dimana Vino berada.

"Mana barang lo?"

"Katanya Safira udah di titip di tempat lo."

"Oia? gue gak tau. ya udah masuk dulu aja yuk."

Adinda membuntuti Vino masuk ke dalam Vila.

"Oia itu ada barang gue. Bener bener ya sahabat ga ada akhlak. main seenaknya aja titip barang orang."

Vino hanya tersenyum mendengar celotehan Adinda

"Vin. gue mau ikut mandi boleh gak?"

"Boleh yuk masuk." Ucap Vino sambil membuka pintu kamarnya dan menuju kamar mandi.

"Maksud gue mandi di kamar mandi terpisah bukannya barengan sama lo. Makin kenal sama lo makin mesum ya otak lo."

"Gue kira mau mandi bareng sama gue."Ucap Vino sambil terkekeh.

"Enak aja. yang boleh liat badan gue cuma suami gue nanti. gak boleh ada yang liat."

"Ya udah nikah yu. biar gue bisa liat tubuh lo."

"Ih dasar dokter mesum. kasian gue sama pasien lo bisa dapet dokter yang mesum kaya lo. Cepetan Vin gue boleh mandi di mana? Udah gerah banget gue. badan gue udah lengket."

"Tuh di kamar sebelah. kalo ada apa apa panggil gue aja ya."

Setelah itu Adinda pergi ke kamar yang di tunjuk oleh Vino dan Vino masuk ke kamar nya yang tepat berada di sebelah kamar yang di pakai Adinda. Setengah jam telah berlalu, Sekarang Vino berada di dapur ia berfikir untuk membuat pasta untuk dirinya dan Adinda karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia berpendapat untuk makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Satu jam sudah Adinda berada di dalam kamar. Vino mendekati kamar yang di pakai Adinda dan menempelkan daun telinganya di depan pintu kamar itu.

Tok.. tok.. tok..

"Din.. lo tidur?" Tak ada jawaban

Tok.. tok.. tok..

"Din lo baik baik aja kan? lo udah 1 jam di dalem. Gue masuk ya."

Saat masuk di lihatnya kamar dalam keadaan kosong. Lalu beberapa saat kemudian Adinda keluar dari kamar mandi.

"Lama banget lo mandi. lo bertapa atau lo tidur di dalem kamar mandi?"

"Mandi lah lo fikir gue ngapain di dalem. Gue kesulitan ngelepas terus memakai pakaian gue tadi. makanya jadi lama."

"Lo kan bisa minta tolong gue kalo susah."

"Enak aja. Enak di lo gak enak di gue kalo gitu. Gue kan udah bilang. tubuh gue yang boleh liat cuma suami gue."

"Ya udah tinggal nikah. gue siap kok jadi suami buat lo."

"Modus lo."

"Yuk makan. gue udah masak pasta."

"Lo masak? Serius?"

"Bukan gue. hantu yang masak. Ga percaya banget gue masak."

"Ok lah gue percaya. yuk makan. udah laper juga gue."

Mereka memakan makanannya tanpa ada yang bersuara. hanya terdengar bunyi dentingan piring dengan sendok yang saling beradu.

"Makasih makanannya Pak Dokter."

"Apa sih lo. Oia lo gak ngasih orang tua lo kalo lo kecelakaan? nanti mereka khawatir liat tangan lo di bebat kaya gini."

"Sayangnya udah ga ada orang yang mengkhawatirkan gue selain para sahabat gue. Karena orang tua gue udah meninggal 3 tahun yang lalu karena kecelakaan."

"Sorry gue gak tau. Nambah 1 orang yang bakalan mengkhawatirkan lo."

"Siapa?"

"Gue. kerjaan lo apa sih?"

"Gue punya butik. Tenang gue bukan pengangguran kok. gue gak akan bikin temen atau sahabat gue kesusahan karena gue. karena penghasilan gue lumayan lah untuk menghidupi diri gue."

"Gue gak keberatan kok kalau harus nanggung hidup lo."

"Makasih pak dokter. Tapi gue masih sanggup kok menghidupi diri gue sendiri. Balik sekarang?"

"Nanti aja kalau udah gak hujan. di luar hujan lumayan deras loh. Gue gak mau ambil resiko berkendara saat hujan deras kayak gini."

"Baiklah." Ujar Adinda sambil berjalan ke arah pintu keluar.

"Mau kemana?" Sergah Vino

"Mau ngambil sketchbook di mobil. gue harus menyelesaikan desain baju pengantin. besok harus udah selesai soalnya. lumayan lah sambil nunggu hujan reda."

"Biar gue yang ambilin. Lo tunggu disini aja. Lo pasti susah dengan tangan kayak gini.Di simpen dimana bukunya?"

"Di jok belakang. Makasih ya."

Vino hanya tersenyum sambil berjalan ke arah mobil Adinda. Setelah ia mengembil sketchbook ia berlalu ke ruang televisi untuk menonton. Di ikuti Adinda yang juga ikut mendudukan dirinya di samping Vino. Ia langsung mendesain pakaian yang akan ia serahkan ke kliennya besok. Di saat Adinda fokus dengan kegiatannya. fokus Vino hanya pada Adinda. Ia sesekali melirik desain yang Adinda gambar dan kadang ia memperhatikan wajah Adinda yang terlihat sangat cantik.

"Andai gue bisa milikin hati lo. Gue pasti bahagia banget saat ini. Dengan bisa berada di dekat lo aja gue udah seneng banget. Apalagi bisa jadi seseorang yang berarti di hidup lo. Gue janji sama diri gue sendiri. Gue bakalan lakuin apapun buat bikin lo bahagia." Batin Vino

"Selesai." Ujar Adinda. Ia kaget saat melihat jam dinding. "Wah udah jam 9 malam ternyata. mau balik sekarang ato besok aja Vin? Kalo gue sih gak masalah. balik besok asal pagi kalo lo?"

Saat Adinda melihat ke arah Vino di lihatnya Vino sedang tertidur dengan posisi menghadap ke arahnya sambil memeluk kedua kakinya dengan badan sebelah kirinya bersandar pada sandaran sofa. Adinda ikut bersandar ke sandaran sofa sambil menonton televisi. Tiba tiba sketchbook Adinda di ambil oleh Vino.

"Ngagetin aja lo Vin."

"Hehe.. Sorry.. Gue penasaran isi sketchbook lo. gue mau liat isinya. boleh ya?"

"Liat aja. Lo gak akan niru juga. Gimana yang barusan gue buat bagus gak?"

"Bagus. terlihat lebih mewah dari yang lain. Kita balik ke Jakarta besok ga apa apa kan? Soalnya udah malem ini. gue ngantuk banget."

"Iya ga apa apa kok. besok aja. tapi harus pagi banget dari sini. Soalnya gue ketemu klien jam 10 pagi."

"Baik lah. sekarang mending kita tidur. biar besok gak kesiangan."

"Ya udah. Good Night Vin."

"Good Night. Mimpi indah Din."

Mereka berlalu ke kamar masing masing dan mejemput mimpi indah mereka.

Terpopuler

Comments

Kas Gpl

Kas Gpl

masih nyimak

2021-06-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!