Saat menuruni track. tiba tiba Adinda jatuh terpelanting ke arah depan. hingga membuat ia meringis dan para sahabatnya yang mendengar suara Adinda ikut berhenti.
"Aaa...." Bruk "Aduh." Ujar Adinda
Yola yang berada di belakang Adinda langsung berhenti dan melihat kondisi dari sahabatnya tersebut.
"Lo ga apa apa Din? Duh gimana nih. sikut kiri lo bengkak." Ujar Yola dengan nada khawatir.
"Sakit Yol.. sakit banget." Ucap Adinda tak terasa air matanya menetes membasahi pipinya.
"Sabar Din. gue cari bantuan." Ujar Yola lagi.
Safira dan Vivian yang sudah berada di depan ikut kembali mendengar suara teriakan Adinda.
"Lo kenapa? Kok bisa jatuh?" Tanya Vivian.
"Tadi ada kucing lewat. gue refleks tarik rem depan. jadi ya gini." Jawab Adinda sambil meringis kesakitan.
"Tolongin dong Vi. lo kan dokter." Sahut Safira.
"Iya gue emang dokter. tapi dokter hewan. gue gak ngerti cara ngobatin orang."Ujar Vivian.
Dari arah belakang datang Vino dan kawan kawan.
"Kenapa kok pada berhenti?" Tanya Vino.
"Lo yang dari tadi barengan sama kita kan?" Tanya Yola. Vino membalas dengan anggukkan kepala.
"Temen gue jatuh. sikut kirinya membengkak. bisa minta tolongin gak?" Lanjutnya
Vino langsung melepaskan sepedanya dan berjalan ke arah depan untuk melihat siapa yang jatuh. Vino langsung berlutut untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Adinda yang sedang terduduk.
"Lo kenapa bisa jatuh? Sini biar gue liat." Ujar Vino.
"Ga usah ga apa apa kok. Gue nyari klinik aja." Jawab Adinda.
"Gue dokter kok tenang aja. temen gue yang lain juga seprofesi sama gue. Sini biar gue liat. siapa tau bisa di kasih pertolongan pertama dulu." Ujar Vino sambil memberikan kartu namanya.
Adinda memperbolehkan Vino untuk memeriksanya.
"Nama gue Vino. Lo?"
"Adinda."
"Ok Dinda ini udah gue bebat seadanya. gue gak tau pasti ini kenapa. karna gue gak bisa liat dalemnya gimana. tapi yang pasti sekarang mending kita ke rumah sakit terdekat. biar bisa di rontgen dan segera di tindak lanjuti." jelas Vino.
Vino melihat para sahabatnya sudah mendekat ke arah nya.
"Kenapa?" Tanya Kevin
"Dia jatuh. kayanya ada masalah di sikut kirinya. bengkak banget soalnya. gue takutnya patah. tapi mudah mudahan ga kenapa napa." Jelas Vino.
"Perlu di anter ke rumah sakitnya?" Tawar Raka
"Ga usah. gue bawa mobil kok ada di parkiran." Jelas Adinda.
"Ya udah. Kalian bawa kendaraan?" Tanya Vino ke arah sahabat Adinda
"Gue bawa kok. udah gak usah hawatirin kita disini. mending cepet bawa Adinda ke rumah sakit. gue gak tega liatnya." Ujar Safira
"Ok. gue titip sepeda gue sama Adinda ya. Gue anter Dinda ke rumah sakit dulu. Yuk Din." Ajak Vino.
"Masalah sepeda tenang aja. disini banyak temen lo juga. Gue titip sahabat gue ya. Maaf gue gak bisa anter. gue ada pemotretan nanti sore." Ujar Safira
"Ga apa apa kok. tenang aja. Oia Yol kalo gue gak bisa dateng besok. lo gantiin gue dulu ya. nanti sketsanya gue kirim ke email lo kalo udah jadi." Sambung Adinda.
"Lo tuh yah lagi sakit juga masih aja mikirin kerjaan. Udah tenang aja. pasti gue beresin kerjaan lo." Jawab Yola.
"Bikinin desain juga dong. ya ya." Ucap Adinda dengan wajah merajuknya.
"Big no untuk itu. lo mau klien kita ngamuk liat desain gue. lo tau sendiri gue gak bakat buat desain baju. apalagi baju pengantin." Jawab Yola
"Baiklah. Gue usahain jadi nanti malem."
"Udah sana cepet ke rumah sakit. jangan malah ngobrol mulu." Ujar Vivian
Adinda berjalan sambil sesekali meringis karena pergerakan pada tubuhnya.
"Hati hati. atau mau gue gendong aja?" Tanya Vino
"Gak usah. Gue jalan aja kalo pelan pelan kayanya gak masalah.
Mereka berjalan ke arah mobil Adinda. Saat Adinda hendak masuk ke kursi pengemudi, Vino seketika menghentikan Adinda.
"Gue yang nyetir. Lo pasti susah nyetir dalam keadaan gini." Ujar Vino sambil menuntun Adinda ke kursi penumpang di sebelahnya.
Di perjalanan mereka hanya terdiam. Adinda melihat ke arah jendela sambil terus memeluk tangan kirinya yang cedera. Sedangkan Vino dia serius menyetir.
Sesampainya di rumah sakit Adinda langsung di bawa Vino ke UGD. Adinda langsung menerima penanganan dari pihak rumah sakit. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan. Dari hasil rontgen dapat di lihat bahwa sendi sikut Adinda bergeser. Saat dokter akan membebat tangan Adinda. tiba tiba Adinda memeluk Vino yang tepat di sebelahnya.
"Ga akan kenapa napa kok. udah jangan nangis." Ujar Vino sambil membelai kepala Adinda yang tepat berada di dadanya.
"Sakit Vin.." Ucap Adinda
Vino tidak menjawab pernyataan Adinda. Ia hanya terus membelai kepala Adinda. Setelah selesai di bebat Adinda sudah di perbolehkan pulang namun melihat Adinda yang sangat pucat. dokter menyuruhnya untuk beristirahat terlebih dahulu.
Vino segera memesan kamar untuk Adinda.
"Ngapain pesen kamar Vin? Sayang loh uangnya di buang buang kayak gitu." Ucap Adinda.
"Gue juga pengen istirahat. Kalo di UGD gue gak bisa istirahat. Kalo disini gue juga bisa tiduran di sofa kayak gini. udah sana istirahat dulu." Ujar Vino sambil membaringkan tubuhnya di sofa
"Makasih ya lo udah bantu gue. dan Maaf gue udah ngerepotin lo." Ucap Adinda sambil berbaring di ranjang rumah sakit.
"Hhhmmmm." Jawab Vino.
Tak lama Adinda menutup matanya. Sedangkan Vino hanya berbaring tanpa tertidur. Vino melirik ke arah Adinda. Ia bisa melihat wajah Adinda sepuasnya. Ia sangat senang bisa dekat dengan Adinda, Karena memang itu yang ia inginkan. Saat ini waktu menunjukkan pukul 3 sore. Adinda terbangun dari tidurnya mendapati Vino yang duduk di kursi sebelah ranjangnya sambil memainkan ponselnya.
"Sorry gue ketiduran."
Mendengar suara Adinda. Vino langsung membalik tubuhnya mengahadap Adinda.
"Ga apa apa kok. Masih sakit?"
"Sakitlah pasti, tapi udah mendingan sekarang gak sesakit tadi. Makasih ya."
tiba tiba ponsel Adinda berdering. Adinda langsung mengangkatnya.
"Halo." Ujar Dinda.
"Lo gimana sekarang? Udah baikan?" Jawab Safira
"Gue udah mendingkan kok setelah di tangani dokter dan minum obat. Lo dimana? kok rame banget?" Tanya Adinda.
"Sorry gue sama yang lainnya balik ke Jakarta. Gue ada pemotretan. Harusnya sih sekarang. tapi berhubung gue masih di jalan pemotretannya di undur jadi nanti malem. Sorry banget ya Dinda Sayang." Balas Safira
"Tega banget sih sahabat sahabat gue. Tau gue lagi sakit malah di tinggal balik. trus gue balik gimana? Gak mungkin kan gue nyetir dalam keadaan gini. Kenapa salah satu di antara kalian gak ada yang tinggal nemenin gue." Rajuk Adinda
"Sorry sayang" Balas Safira
"Sayang sayang. kalo lagi ada salah aja bilang sayang." Ucap Adinda kesal.
"Vino masih sama lo kan? Lo minta dia nyetirin lo aja sampe ke Jakarta. Gue udah ngobrol sama temen temennya. Ternyata mereka juga berasal dari Jakarta. Lumayan kan nemu supir yang ganteng."
"Tau ah. gue marah sama lo." Ujarnya sambil menutup telfon.
"Kenapa?" Tanya Vino
"Gue di tinggal sama yang lain."
"Ga usah sedih gitu dong. ada gue juga disini."
"Ya tapi kan ga mungkin aku ngemudi balik ke Jakarta sendiri."
"Gue juga balik ke Jakarta kok. bareng gue aja. Biar gue yang setirin buat lo."
"Makasih ya. Oia bisa anter ke vila ga? Gue mau ambil barang barang gue dulu. sekalian pengen mandi dulu. badan rasanya lengket semua."
"Baiklah. Ayo."
Mereka pun bertolak kembali ke vila untuk mengambil barang sebelum kembali ke Jakarta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Yulet Kemlelet Ayu Dewe
lanjut
2022-03-03
0