Jalan-jalan.

Akhir pekan pun datang dan Ryan sudah sangat tidak sabar untuk segera jalan-jalan dengan Kakaknya.

Tapi, sayang keinginannya itu, harus dia tunda sebab ia harus pergi les dulu.

Di samping itu Juli hanya memikirkan bagaimana nantinya. Bagaimana ia harus hidup disana.. dan bagaimana sikap suaminya kelak.

" Hah... jika aku saja yang berfikir seperti ini untuk apa?? Aku sama sekali tak bisa seperti ini.. ini sangat melelahkan.." Gumam Juli.

Tak disangka ketika ia bergumam sendiri seperti itu, ada seseorang yang datang menghampirinya.

" Nona, boleh ikut saya sebentar??"

" Orang berpakaian jas rapih itu meminta ku untuk pergi dengannya?? siapa dia sebenarnya?? Hemm" Batinnya Juli.

" Maaf, anda siapa ya??"

" Emm.. anda ga perlu tau siapa saya.. Tapi, saya mohon nona bisa ikut dengan saya sebentar saja.."

" Emm... Baiklah, kau juga terlihat bukan seperti orang jahat.."

" Pfftt, Iya nona.. maaf nona lewat sini.." Sambil mengarahkan jalannya.

Juli pun pergi mengikuti orang tersebut yang lebih mirip dengan bodyguard elit gitu. Di samping itu Ia tak lupa untuk memberi pesan pada ibunya jika ia ada urusan sebentar.

.....

" Mari masuk dulu, nona.."

" Hah, kenapa aku harus masuk ke mobil ini.."

Akhirnya ia memutuskan untuk masuk karena ia rasa tak ada yang membahayakan. Ketika Juli ingin masuk kedalam mobilnya tiba-tiba saja seorang pria muda langsung keluar dari mobil mewah itu. Dan ia hanya menyuruh anak buahnya untuk pergi dulu.

Pria itu pun mendekati Juli, namun karena ia menganggap hal itu hanyalah biasa jadi ya ia tetap diam ditempat.

" Apa kau yang bernama Juli??" Tanya pria itu.

" Ya, itu aku.. anda siapa ya??"

" Aku, Tama.. Apa kita bisa mengobrol sebentar??" Tanya kembali Tama sambil memperhatikannya.

" Perempuan ini lumayan juga.. Tapi, bukan berarti dia akan bisa masuk ke dalam dengan mudahnya. Aku menerima pernikahan ini hanya karena Papah mengancam.. Jika tidak aku takknt sudi untuk datang ketempat ini dan menemuinya." Batin Tama yang sangat tak menyukai itu.

" Anda ingin membicarakan apa ya??"

" Jangan pernah berharap lebih mengenai pernikahan ini.."

" Maksudnya?? Owh, jangan bilang kau ini adalah orang yang dimaksud Pak Adirata itu ya.. Wahhh, ya.. aku mengerti.. "

" Hemm.. ya, baguslah.. jika kau mengerti aku jadi tak perlu susah-susah untuk menjelaskan semua.."

" Tak ku sangka jika aku akan menikah dengan orang seperti kau ini.. Ekspresi yang sangat terlihat sombong ini dan terlihat sangat tak menyukai orang seperti ku ini.."

" Wahhh, ternyata kau hebat juga ya.. bisa membaca karakter ku.. Tapi,..."

" Tunggu, jangan teruskan lagi.. aku sudah sangat mengerti apa yang akan kau katakan, aku melakukan hal ini pun karena terpaksa.. kau pun juga begitu bukan?? lantas, kenapa kita harus menikah?? Jikaa kita sama-sama tak menyukainya??"

" Tidak, walau seperti itu.. tetap, kau harus menikah dengan ku.. bahkan jika kau tak menginginkan, aku juga akan memaksa mu untuk bisa menikah dengan ku.."

" Hah.. kau, seperti memilki banyak sifat ya.. bukankah kau tak menyukai ku.. lantas, mengapa kau bicara seperti ini?? seakan kau itu sangat menginginkan hal ini.."

Mendengar ucapan Juli itu Tama sedikit kesal dibuatnya hingga ia mendekati Juli dengan lebih dekat lagi dan membalik badannya hingga terpojokkan di mobil.

" Hei.. kau, mau apa? hah!.. jangan macam-macam ya.. "

" Kau.. ingin tau lebih dalam mengenai ini semua?? Sekarang??" Bisik-nya pada telinga Juli yang sangat dekat.

" ........."

" Tapi, sayangnya kau takkan mampu untuk masuk lebih dalam lagi.."

Mendengar hal itu, membuat Juli sangat geram padanya..

" Maksudnya apa ia bersikap seperti itu?? Hah.. dasar orang gila.. dia sudah gila.." batinnya Juli.

" Ouppss.. maaf, mungkin aku terlalu kelewatan.. Aku akan menemuimu kembali nanti.. bye.."

Ia pun pergi meninggalkan Juli disana, dan memanggil bodyguard-nya untuk pergi dari sana. Sebelum ia meninggalkan ia sempat melihat Juli kembali dari kaca spionnya.

" Wanita itu sangat menarik.. rasanya sangat aneh ketika aku mencoba mendekatinya tadi.. seperti ada kedamaian didalamnya.. Dan tawanya saat ia dihampiri oleh adiknya itu sangat lembut.. seperti ibu.." ketika bergumam hal itu.

Tama seperti berubah kembali ketika ia menyentuh kotak yang selalu ia bawa. Ya, kotak kecil dengan ukiran Jawa itu.

" Hah! Kau ngomong apa Tama.. takkan ada yang bisa menyayangi mu selain Bibi.. bahkan Ibu mu tak bisa menyayangi mu.. Haha.."

Tawanya yang seperti bukan dirinya. Itu membuat para bodyguard itu takut.

" Mba.. ayo kita pergi jalan-jalan, katanya mau jalan-jalan.. ayo.. Vian udah selesai kan les.. kalo bukan sekarang kapan lagi? kan mba mau pergi dan tinggal di rumah lain.. "

" Iya.. iya.. mba tau itu.. ya udah ayo, kita pergi jalan-jalan.. Mba akan ajak adik Mba ini ke tempat yang sangat indah.. hehe.. ayo.."

" O, ya.. Mba, tadi itu siapa??"

" Yang mana??"

" Tadi yang sama Mba, lagi ngobrol.."

" Owh, itu.. itu hanya orang bertanya aja sama Mba.. udah ah, ga penting ko dia.."

" Hemm.. ngga penting tapi ko, keliatan serius banget si pria itu sama Mba.. dan apa-apaan itu tadi, Deket banget sama Mba sampai nempel banget.. Apa dia orang mesum ya??" batinnya Ryan yang tak terima jika kakaknya digituin oleh pria asing.

Mereka pun akhirnya pergi, Juli membawa Vian jalan-jalan ke tempat yang dulu ia sering kunjungi ketika ia sangat letih dan juga merasa bahwa ia ingin mengakhiri hidupnya. Tempat dimana ia bisa melepas penat saat ia sedang dalam ujian sekolah atau bahkan saat ia mengalami hari-hari buruk.

Ya, tempat itu adalah taman bermain didekat kali tempat tinggalnya. Sebenarnya itu bukan kali, melainkan selokan air yang besar fungsinya untuk mengairi lahan persawahan di desa.

" Loh, jadi.. Mba ingin mengajakku ke tempat ini?? Ku pikir mau kemana.. aku tuh sering banget mba main kesini sama teman saat pulang sekolah.."

" Haha.. ku pikir kau belum tau dek tentang tempat ini.. jadi Mba bawa saja ke tempat ini.. Hemm.. jadi, ngga surprise dong.."

" Ngga juga ko Mba.. justru aku sangat senang karena Mba mau ngajak Ryan kesini, mungkin jika Ryan sudah besar Ryan pun akan mengajak mba datang ke mari lagi.. hehe"

" Biar apa Vian ngajak Mba untum datang kesini lagi??"

" Ya, biar Vian bisa terus ingetin Mba bahwa Mba sangat menyukai tempat ini.."

" Lalu, jika Mba udah kesini lagi apa yang akan Vian lakukan buat Mba??"

" Emm.. apa ya?? Ah, Vian akan ajak mba bermain sepuasnya disini bahkan Ryan akan ceburin Mba ke kali itu.. Biar Mba bisa tertawa lagi jika nanti Mba dalam kesedihan.. hehe" kata Vian sambil duduk di ayunan.

" Hemm, ya.. Mba takkan pernah lupa ini.."

" Mau main air??"

" Ya.. ayo main air haha.. "

Air yang sangat jernih, mampu membuat suasana semakin indah dan menyenangkan. Melihat hal itu ada beberapa teman Ryan pun ikut dalam hal itu, saling ciprat menciprat bahkan saling bergelut karena ada yang ga terima klo di ceburin.

***

Please like coment and vote-nya..😉🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!