Di pinang.

" Apa? kenapa Bapak ingin aku segera menikah. Hah, alur macam apa lagi ini.. aku tak ingin langsung menikah seperti ini?? apalagi aku belum mengenal siapa pria yang ingin meminang ku.." Gumam Juli dalam hati.

Seketika aku pun hanya bisa diam dan terus berfikir. Kenapa semuanya ingin aku segera pergi dari rumah ini?..

" Jul, nanti malam kau harus siap-siap, ingat jangan sampai mengecewakan kami.. em, kau harus pakai baju yang sudah Bapak persiapkan dikamar mu... ya.."

" Pak.. Kenapa bapak harus melakukan hal seperti ini?? aku ga mau menikah pak.. Dan lagi pula aku sudah dapat pekerjaan!.."

" Sudah! Diam.. kau turuti saja perkataan bapak mu ini, karena bapak yang tau bagaimana keadaan kita bisa berubah."

" Tapi Pak... Pak, Juli ga mau pak menikah. dan aku takkan pernah memakai pakaian itu!.." Ia langsung pergi ke kamarnya.

" Juli.. Kau, Huh! anak itu kenapa dia keras kepala sekali.. dia kan sudah lulus ga baik kan lama-lama ga nikah.. Dan lagi pula ini kesempatan bagus untuk kita. ya kan Bu?"

" Iya, Pak.. tapi, diomongin baik-baik dulu sama anaknya.. ya sudah ibu yang akan bilang padanya."

" Ya sudah, ibu saja yang bujuk.. tapi kalau dia tetep ga mau biar bapak yang bujuk dia. Dan ibu ga usah mengasihani dia atau membelanya.."

...

Juli yang sedari tadi berada didalam kamarnya dan tak ingin keluar. Ia hanya bisa terus bergumam dan berfikir apa yang harus ia lakukan.

" Kenapa?? kenapa hidup ku harus diatur seperti ini.. aku ingin bebas, aku ingin menjalani hidup ku dengan normal.."

" Dadi dulu aku tak pernah merasa bebas, aku selalu mengikuti perkataan mereka, walau ada saatnya aku tak menyukai hal itu, namun aku lakukan.. Mengapa sekarang mereka membuat ku seperti kembali ke kurungan lagi??"

" Aku tak ingin.. aku tak ingin.. Tapi, jika aku tak mengikuti perkataan bapak.. mereka bilang keluarga kita yang akan merugi, maksudnya apa?? Apa bapak akan dikeluarkan dari pekerjaannya??"

" Ataukah, bapak dan ibu akan mendapatkan kesulitan nantinya?? Apa yang harus ku lakukan?? aku menyayangi mereka dan tak ingin kalau mereka mendapatkan kesusahan nantinya. Aku hanya ingin seperti orang-orang yang bisa membahagiakan orang tua dengan hasil keringatnya sendiri.."

" Apakah aku harus menerima tawaran ini.. dan menuruti permintaan bapak??"

Baru saja ia berfikir seperti itu, Ibu pun datang menemuinya. Dia mengetuk pintu Juli.

Tok.. tok..

" Jul.. Nak.. bolehkah Mak masuk?? Maaf.. tadi ibu sempat membentak mu karena hal tadi.. Bolehkah ibu membicarakan ini pada mu.."

Juli pun membukakan pintunya..

" Nak.. Maaf, mungkin Mak hanya bisa mengatakan ini.. Mak tau kau tak mau karena kau baru saja lulus sekolah kan.. Dan apalagi kau sudah mendapatkan pekerjaan ya kan.."

" Iya.. "

" Sebenarnya.. Bapak bersikap seperti itu, Karena dia mendapatkan tawaran dari bosnya.. "

" Maksudnya??.."

" Emm, jadi gini.. Kau tau.. waktu tadi kau masuk ke rumah, dan kau melihat tamu Bapak.. Ya, saat itulah dia berkata bahwa dia ingin meminang mu untuk menjadi istri dari anaknya.. Dan bapak mu juga langsung menyetujuinya sebab itu sangat baik bagi mu dan bagi kita semua.."

" Kenapa dia langsung berkata seperti itu?? bukankah orang itu hanya baru pertama kali melihat ku?? Dan apa anaknya juga mau menikahi ku??"

" Sebenarnya apa yang sudah terjadi Mak.. Kenapa bapak dengan mudahnya mengatakan hal itu??" Lanjutnya Juli berbicara.

" Tidak.. bukan seperti apa yang kau pikirkan.. Bapak dan Mamak hanya ingin yang terbaik bagi mu.. Bukankah ini sangat menguntungkan kita.. Dan Bos bapak mu itu pun juga dia akan segera membicarakan pada anaknya setelahnya baru deh dia akan melamar mu.."

" Hah! langsung seperti itu Mak.. aku masih belum siap Mak.. tolong mengertilah.." Mohon-nya Juli.

" Tapi, jika kau menolak.. mereka akan segera mengambil semua ini dari Bapak mu.. Dan kita takkan bisa menyekolahkan adik mu itu.."

" Apa yang terjadi Mak?? ada apa ini?? Kenapa jika aku menolaknya kita yang akan susah?? mereka siapa sebenarnya Mak.."

" Mak mohon Jul.. Mak mohon.. tolong bantu bapak dan Mak.. Hanya ini satu-satunya harapan kita untuk bisa memenuhi kehidupan kita.."

" Ta.. tapi Mak.."

" Sudah ya.. kau turuti saja perkataan bapak mu itu.. ini demi kita semua nak.."

" ......" Juli yang Hanya terdiam saja saat Emak mengatakan seperti itu.

Rasanya sangat menyesakkan. Dan tak bisa berbuat apa-apa.. Hanya bisa diam, dan menuruti perkataan mereka.

" Ya sudah, Mak keluar dulu.. kau pikirkan lagi.."

Emak pun pergi meninggalkan Juli didalam kamarnya.

***

...Perkenalan tokoh....

Ayah Juli memiliki nama asli Supardi. Dia bekerja sebagai buruh serabutan. Dia juga sering sekali dipanggil sebagai tukang bantu bangun rumah, tukang kebun di keluarga kaya bersama istrinya. Dan lain sebagainya. Dia memiliki 2 orang anak yaitu Julianti dan Viandi Syah.

Emak Juli memiliki nama asli Pipit Lestari. Dia bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya. Dan terkadang juga suaminya ikut membantunya sebagai tukang kebun. Walau seperti ini keadaan mereka sudah sangat cukup untuk bisa memenuhinya, bahkan mereka pun sudah bisa meluluskan anak pertama mereka yaitu Julianti.

Julianti seorang anak yang mandiri dan juga sangat membantu orang tuanya sejak ia sekolah SD dia sudah rajin membantu ibunya di rumah kaya itu. Sampai dia taman SMP dia sudah tak membantu ibunya itu sebab dia harus fokus pada sekolahnya dan mengikuti segala kegiatannya disekolah seperti Les dan lainnya. Les pun dia sangat beruntung sebab hanya dia yang mendapatkan potongan pembayaran les bahkan terkadang dia digratiskan oleh pihak les tersebut. Dia taman sekitar 1 tahun yang lalu dan dia baru saja mendapatkan pekerjaan.

Viandi Syah seorang adik yang masih berusia 7 tahun. Diusia ini dia sudah pandai sekali dalam hal pembelajaran di sekolahnya. Dia pun sangat pandai dan selalu membantu Ibunya dan adik yang pengertian. Dia selalu menyayangi kakaknya itu dan sangat dekat dengan kakaknya itu.

***

Juli pun keluar dari kamarnya saat hari sudah menjelang Maghrib. Ia pun langsung mengambil air wudhu dan sholat. Dalam sholatnya ia meminta yang terbaik pada apa yang ia putuskan nanti. Hanya itu yang bisa ia lakukan saat situasi dia bimbang.

Ia ingin menuruti keinginan Orang tuanya tapi, ia pun juga ingin keinginannya ini bisa terwujud.

Dalam sholatnya ia terus berdoa dan meminta pencerahan agar masalahnya ini bisa menemukan jalan keluar yang baik. Hingga setelahnya ia ketiduran sehabis sholat.

Jam pun sudah menunjukkan setengah 8. Dan Pipit pun pergi ke kamar Juli untuk memberi tau bahwa ia harus sudah siap-siap.

Tok.. tok..

Tak ada yang membukakan pintunya. Akhirnya Pipit membukanya sendiri dan melihat anaknya yang Sadang tertidur lelap.

" Hemm.. dia tertidur, Apa sangat kecapean ya karena terus memikirkan kejadian tadi siang.. Maafkan ibu ya nak.. ibu tak bisa berbuat apa-apa, sebab ibu juga ingin keluarga kita bisa merasakan kelayakan yang sama seperti orang-orang." batinnya Pipit.

" Jul.. Juli.. Nak, ayo bangun.. kau harus siap-siap nak untuk lamaran ini.. Kau setuju kan.."

" Emm.. Emm.. Apa Mak??"

" Ayo siap-siap, Kau harus bangun dan pakai baju itu.. untuk lamaran ini.."

" Emm.. iya Mak.."

" Loh kok aku bilang iya si.." Batinnya.

" Emm.. aku sholat dulu ya Mak.."

" Ya sudah sana.. Mak tunggu ya didepan.. ingat Jul.. ini demi keluarga kita, dan Mak yakin kau pun juga akan bahagia disana nantinya.. Maafkan Mak sekali lagi.. Bapak pun seperti itu.. dah sana.." Sirihnya Pipit.

" Iya, Mak.."

....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!