Juli pun langsung mengganti pakaiannya setelah ia sholat dan berdoa kembali.
" Apakah aku harus mengikuti kemauan ibu dan bapak?? Hemm.. ya sudahlah, mungkin ini memang yang terbaik.. Bismillah.." Gumam Juli seraya merapihkan kerudungnya.
Setelah selesai, ia pun dipanggil kembali oleh adiknya.
" Mba.. Mba Juli.. dipanggil ibu Mba untuk keluar, tamunya sudah datang."
" Iya, dek.. sebentar ya.. Mba masih siap-siap.."
Setelah selesai dengan riasannya. Juli pun pergi menemui para tamu. Dia sedikit tak nyaman dengan ini semua. Namun ia harus melakukannya demi keluarganya.
Para tamu pun sudah memasuki ruang tengah rumah Juli. Sebagian orang sangat terkejut saat melihat rumah orang yang akan dilamar, namun ketika Pak Bos Bapak berkata,
" Ya, Pak Pardi ini adalah calon besan saya.. dan saya ingin anak saya menikah dengan anaknya.. jadi, kalian ga perlu kaget seperti ini.."
Dan mereka langsung melihat ke arah ku, Awalnya aku sedikit tak nyaman dengan tatapan mereka namun, aku berusaha untuk tetap tenang dan mengikuti hal tersebut.
" Kenapa bapak ini sangat ingin menikahkan anaknya dengan ku?? Bukankah, mereka dari kalangan atas.. padahal baik Bapak dan Ibu ini bahkan semua keluarganya, mereka belum pernah mengenal ku dan aku pun seperti itu.." Batinnya Juli.
Mereka masih terus berbicara tentang akad nikahnya terus maharnya, dan lain sebagainya. Hingga suatu ketika Bapak itu mengatakan sesuatu yang membuat ku terkejut.
" Apakah Nak Juli ingin menanyakan sesuatu seperti dimana anak Bapak saat ini yang akan menikahkan mu?? Atau hal lainnya??"
Mendengar pertanyaan seperti itu, sangat membuat ku kaget sekaligus bingung.
" Emm.. maaf maksud Bapak gimana??" Tanya Juli yang ragu-ragu.
" Hahaha.. Nak Juli ini ternyata sangat lucu ya.. owh, maaf.. maksudnya kau tak ingin menanyakan anak bapak yang akan menikahkan mu, dia tak ikut kemari sebab dia ada sedikit urusan.."
" Ah, hehe.. iya.. Memangnya dia sesibuk itu.."
" Ya, bisa dibilang seperti itu.. Jadi, apakah kau siap untuk dinikahkan oleh anak Bapak itu??" Tanya Bapak itu yang sangat mengejutkan Juli.
" Hah! uhhukk.. uhhukk.. maaf, maaf.. "
" Emm.. ya.." Jawabnya Juli dengan suara kecilnya serta sambil mengangguk.
" Baguslah.. Nanti kau akan bertemu juga dengannya.."
" Ini terasa sangat aneh, firasat ku sangat buruk tentang hal ini.. Ku pikir ia ikut dan berada diantara mereka, ternyata dia tak ikut.. Hemm..," Batinnya Juli.
" Baiklah.. Jadi, Kapan tanggal baiknya untuk segera melangsungkan pernikahan ini, Pak??" Kata Supardi.
" Ah, soal itu sebenernya aku sudah menetapkan satu tanggal yang cocok.."
" Kapan itu Pak??"
" Emm.. tanggal 2 September gimana??"
" Berarti 2 Minggu lagi.. wah, ini sangat mengejutkan saya Pak.. Tapi, apakah Nak Tama akan menyetujui hal ini, Pak??"
" Dia akan menyetujui hal ini.."
" Baiklah.. saya rasa perbincangan ini sudah selesai dan saya pun masih ada urusan lainnya." ucapnya sambil berdiri.
" Ya, Baiklah.. akan saya antar sampai depan Pak.."
" Ya, terima kasih.."
Mereka pun sudah meninggalkan kediaman Juli, dan keadaan didalam rumah pun sungguh penuh dengan kegembiraan, namun berbeda dengan Juli sendiri. Dia terus berfikir tapi dia tak memilki dukungan untuk membatalkan semua itu.
Kalian pasti penasaran siapa mereka yang telah melamar Juli ini. Mereka adalah keluarga kaya dan terhormat, mereka adalah seorang pemilik perusahaan otomotif E-Pord, perusahaan yang sangat terkenal dengan otomotifnya yang sangat luar biasa keren dan modern. Bahkan mereka sedang meluncurkan produk baru mereka yaitu, Mobil listrik dengan desain yang sangat menawan dan elegan.
Dan kalian tau, Bapak Bos tadi yang menjadi bos dari Bapak ku itu ialah pemimpin perusahaan itu, bahkan katanya ia sudah hampir ingin cuti dan digantikan oleh anaknya itu. Emm, satu lagi istrinya telah meninggal buruknya setelah istrinya meninggal dia hampir frustasi bahkan Perusahaan miliknya hampir turun dan kacau, tapi sayangnya hal itu tak terjadi. Sebab dia kembali bangkit dan justru semakin maju saja perusahaan itu.
Dia bernama Adirata Syam Amartha. Dia memilki 2 orang anak laki-laki. Pertama Alex Armanto Amartha, dia seorang CEO dari Perusahaan Tekstil ternama yang ia bangun sendiri dan Istrinya yang bernama Fitri Firliani seorang Desainer terkenal. Tama Ryan Amartha Anak kedua dan dia Pria muda pertama yang sudah memegang gelar S3 Ekonomi Bisnis London Business School. Sekarang ia sudah menginjak umur 26 tahun.
Sedangkan Orang yang bernama Tama ialah yang akan menikahi Julianti ini, Gadis muda yang masih berumur 19 tahun yang dari kalangan rendah. Entah apa yang membuat Adirata ini memilihnya untuk menjadi calon mantunya.
Begitupun Juli, entah apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini..
....
" Mba.. mba.. Apakah mba akan benar-benar meninggalkan rumah ini??" Tanya Vian.
" Emm, sepertinya begitu dek.. Daripada memikirkan itu.. mau ngga mba ajak pergi ke suatu tempat akhir pekan ini setelah adek les??"
" Mau.. mau, mba.. kemana memangnya mba??"
" Emm, rahasia.. hehe, Sudah yuk.. masuk, dan tidur, besok kan kau harus pergi sekolah.."
" Iya, mba.. ayo.."
Mereka pun masuk lalu mengunci pintu rumah dan tidur dikamar masing-masing.
Pagi pun datang..
Semua sudah sibuk dengan masing-masing pekerjaannya. Tapi, tidak dengan Juli, dia hanya duduk termenung setelah ia menelfon pihak HRD untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.
" Dan.. kembali lagi, hidup menjadi seorang pengangguran.. menunggu lagi.. lagi, dan lagi.. Hemm! rasanya membosankan.." Gumam Juli dibelakang rumahnya sambil memandang sawah yang luas.
" Hah! Dorr... "
" Hup.. Aisshh, kau ini dek.. kenapa ngagetin Mba gini.. bukankah kau masih sekolah jam segini kenapa sudah pulang??"
" Hehe.. maaf Mba, itu Vian dipulangkan karena pihak sekolah sedang rapat guru.."
" Owh.. Emm, sini deh dek.. temenin Mba disini.. Ayo duduk disini.." Sambil menepuk samping duduknya.
" Iya, ada apa Mba.. tumben Mba ingin ditemani.."
" Emm, nanti kalau Mba udah pergi dari rumah dan tinggal di rumah suami Mba.. Vian harus nurut terus ya sama Bapak, Ibu.. "
" Iya, Mba.. Tapi, Mba juga jangan lupa.. Mba harus sering datang kesini dan temani Vian main.. kaya biasanya.. ya.."
" Iya, Mba, akan usahakan untuk itu.. dan ingat kalo nanti ada yang ngajak sholat berjamaah, Vian ga boleh petakilan, ya.. Ingat apa yang Mba ajarin oke.. dan banggakan Mba, Bapak dan Ibu.. oke.."
" He'emm.. aku akan berusaha untuk bisa menjadi anak yang bisa membanggakan kalian.. hehe.."
" Mba, ayo Mba main di sawah, kapan lagi bisa main di sawah.. haha.. " Lanjutnya Vian sambil menarik Juli.
" O.. oke.. oke.. haha"
Mereka pun bermain lari-larian sambil saling mengejar dan menumpuk tanah yang ada di sawah yang sudah dipanen itu.
Tawa dan canda pun mereka keluarkan dengan sangat bahagia. Namun ada sepasang mata yang sedang memantau mereka dari jarak jauh.
" Dia pantas untuk jadi pasangan anak ku.. dan menjadi menantuku, serta bisa menyembuhkan anak ku.. bahkan bisa menghancurkan kotak itu.."
***
Don't forget, untuk meninggalkan jejaknya disini...🙂
Happy reading 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments