Episode 3

Tak lama kemudian, datang lah sosok dua lelaki tampan yang sedang lewat di Koridor sekolah dengan gaya mereka yang sok keren. Tapi memang bener sih mereka keren - pendapat Author (selalu benar, cerita, author yang ngarang, gimana author, fiks no debat!!)

Brakk..

"Woi, nj*ng gak usah di tendang juga, kasian pintu gak ada dosa, " teriak Rianti.

"Gimana gue lah, banyak bacot lo, " sahut lelaki itu.

"Iihh, gue kalo udah ilang kesabaran gue gantung lu di pohon mangga, " sahut Rianti geram.

"Mangga, gak ada yang ngelarang, itu juga kalo lo berani sama gue, "

"Wahh, ngajak gelut ini mah, " sahut Rianti berdiri dan menghampiri lelaki itu yang sedang duduk santai di tambah dengan kesopanan yang sangat tinggi sampai kosleting seperti listrik, dia menaruh kakinya di atas meja dan menggoyang-goyang kan nya, bagaikan seorang CEO.

"Udah ntii, dia mah emang gitu, " sahut Wulan menahan tubuh Rianti.

"Assalamu'alaikum, Hai semua nya, kalian kangen gak sama aku?" sapa Baspian.

"Wa'alaikumussalam, " sahut semua orang di kelas.

"Waalaikumsalam, nah yang gak kek gini baru namanya anak sekolah, masuk kelas ngucap salam bukan kayak si anak hayam yang itu, " sahut Rianti.

"Anak hayam siapa?" tanya Baspian.

"Biasalah, dia lagi kesel sama Herry, cuma gara-gara dia nendang pintu sampe Rianti kaget, " jelas Wulan.

"Ooh, lan.. kantin kuy, gue belum makan, " ajak Baspian.

"Enggak ah, gue mau ngerjain tugas Geografi, Bye, " sahut Wulan menolak.

Baspian yang sakit hati karena di tolak hanya bisa diam tanpa berbicara apa-apa.

Baspian berjalan memuji meja yang ada di depan meja Heri "Kasiann.. di tolak yah?" tanya Heri dengan nada mengkasihani.

"Diem lu nj*ng, " sahut Baspian.

Bel berbunyi sangat kencang sampai membuat sekolah itu bergetar. Suara bel itu membuat gema di seluruh koridor yang kosong.

Nah, karena pelajaran udah di mulai, Rianti dkk mulai belajar.

"Oke anak-anak kelas 10, kita akan mulai pelajaran Fisika, " sahut Pak Tama.

"Yah pak, Fisika muluu.. Gak bosen?" tanya Rianti.

"Trus kamu mau pelajaran apa Rianti?" tanya Pak Tama.

Rianti hanya senyum-senyum gak jelas dan itu membuat bulu kuduk Pak Tama berdiri.

Aduh kok tiba-tiba perasan aku jadi gak enak yah? - batin Pak Tama.

"Pelajaran bahasa Korea, Jepang, India, Italia, China, Myanmar, Jawa Tengah, Jawa Timur, surabaya, Jawa Barat, palembang, Sumatra Selatan, kalimat, dan seterusnya, " sahut Rianti.

"Haduuhh ada-ada aja kamu ini Rianti Rianti, kalo kamu mau belajar bahasa atau sejarah kamu harus ke kelas IPS lah bukan nya malah di kelas IPA, "

"Pokoknya gak mau tau yah, pak di kelas IPA juga harus ada pelajaran bahasa orang asing, " sahut Rianti memaksa.

"Oi, cuma mau ngasih tau aja ya, Jawa tengah sama Surabaya sama-sama Jawa, Palembang emang ada di Sumatera Selatan, jangan ngaco deh lo mentang-mentang anak yang punya banyak prestasi... nyuruh kelas IPA buat ada pelajaran bahasa, kalo lo mau belajar bahasa sana ke kelas IPS, " sahut Tania, musuh bebuyutan Rianti sejak taman kanak-kanak.

Rianti hanya diam tak bisa berbuat apa-apa jika sudah begini jadi. "Maksud gue itu.. "

"Apa? Gak terima? Bagus lah, yah apa boleh buat lo gak akan pernah menang menghadapi gue ntii, inget itu!!" sahut Tania.

"Gue emang gak bisa ngalahin lo soal kekerasan, tapi lo inget, gak ada yang bisa ngalahin gue soal otak, sekolah itu buat otak kita tambah pinter soal ilmu-ilmu yang kita dapat, bukan nya geng-gengan, " sahut Rianti membalas.

Kini Tania yang tak bisa berbuat apa-apa. Demi menyelamatkan popularitas nya dia membiarkan Rianti menang kali ini.

"Sudah ayo kembali duduk semua, " sahut Pak Tama memulai pelajaran Fisika.

"Oh iya ges, gue lupa mau ngasih tau kalian soal ini.. Yang dulunya alumni SMP Ceury pasti tau lah yaahh.. Rianti pernah gak sekolah selama sebulan penuh dengan alasan sakit, padahal mah apa yah, dia gak keliatan sakit sama sekali, " sahut Tania.

"Kalo gak salah denger gue dari dokter yang ngerawat Rianti, dia punya penyakit jantung, iiuhh jijik ih temenan sama orang yang berpenyakitan, " lanjut Tania.

Brakk.

"Lo bisa diem gak?!" sahut Baspian.

"Tapi kan bas, yang aku omongin itu memang bener, " sahut Tania.

"Bisa diem gak lo? Sekali lagi gue denger lo ngomong soal masalah penyakit jantung Rianti, gue gak akan tinggal diam!!" ancam Baspian.

"Yah tapi kan.. "

"Lo bisa tutup mulut gak?" tanya Heri mulai beraksi.

"Apa-apaan sih kamu sayang, kamu malah ngedukung yang punya penyakit jantung itu? Aku tuh sayang sama kamu, harusnya kamu ngedukung aku dong kan aku pacar kamu, " sahut Tania.

Mendengar kata pacar dari mulu Tania secara langsung membuat seisi kelas kaget tak percaya, apa benar mereka berpacaran? Setau mereka Heri paling benci dengan cewek yang suka mencari kesalahan orang lain demi kepentingan pribadi.

"Hah? Apa? Pacar? Sejak kapan?" tanya Heri.

"Kan kemarin kamu bilang iya ke aku, waktu aku nembak kamu di hadapan semua orang, jangan pura-pura lupa deh, " sahut Tania.

"Gue gak bodoh Tania, masa iya seorang Heri mau pacaran sama anak yang kurang ajar sama orang tua nya, memeras teman-teman demi kepentingan diri sendiri sekarang lo nganggep gue pacar lo? Amit-amit tujuh turunan, " sahut Heri.

Semua orang yang mendengar perkataan Heri mulai berbisik-bisik soal Tania yang suka memeras orang tua nya dan juga teman-teman nya.

"Udah cukup, Tania ayo kembali duduk kita akan mulai pelajaran Fisika nya, mohon setelah pelajaran dimulai jangan ada yang mengeluh atau berkelahi, atau pun debat seperti tadi, " sahut Pak Tama mulai serius.

"Tapi kan Pak, Rianti yang mulai dulu, masa iya aku terus sih yang di salahin, ini gak adil, gue perlu keadilan, " teriak Tania.

"Hah? Kok gue!?!"

"Jangan suka pura-pura bego lo, "

"Tania!! Sekali lagi kamu ngomong tentang keadilan atau debat dengan teman-teman kamu, bapak gak akan segan-segan untuk skor kamu selama tiga hari kedepan, " sahut Pak Tama.

"Iya Pak, maaf, " sahut Tania kembali duduk.

Tania melihat ke arah kanan nya, terlihat di sana Wulan yang hanya senyum-senyum puas melihat Tania jatuh seperti ini.

"Apa lo liat-liat?" tanya Tania dengan suara pelan.

Wulan hanya menggeleng kepala nya pelan dan melihat ke papan tulis.

"Iihh, kalo bukan karena Pak Tama sama Heri mungkin gue udah ngejatuhin si anak berpenyakit itu, " gumam Tania.

.

.

.

.

.

Jam istirahat.

Seperti biasa setiap jam istirahat Wulan, Baspian dan Heri selalu berkumpul di satu meja yaitu meja Rianti.

"Gila lo Heri sekali ngomong, si Tania langsung kena mental, " sahut Wulan.

"Mantap lah boy, " sahut Baspian.

"Bisa-bisanya lo campur urusan gue sama si anak b*ngs*t itu, " sahut Rianti.

"Kenapa gak boleh? Lagian yah kalo gue gak ikut campur mungkin gue gak akan tau kalo si Tania ngaku-ngaku jadi pacar gue, " sahut Heri.

"Meni hm, " sahut Rianti.

"Hemmmmmmmmm, " gumam Heri.

"Konser konser, " sahut Wulan.

"Eh lan, katanya lu tau siapa ketua geng motor good boy, siapa-siapa?" tanya Rianti.

Mendengar perkataan Rianti barusan Heri dan Baspian kaget dan mengalihkan pandangan mereka ke tempat lain.

"Iya sih, tapi gue gak tau dia kelas berapa, " sahut Wulan.

"Yaahb payah lu, " sahut Rianti.

"Ya maaf, " sahut Wulan.

Wulan melihat keluar jendela terlihat di sana ada seorang lelaki yang sedang mengintip ke kelas 10 IPA 4 .

"Hem, padahal mah tinggal masuk aja, pake malu-malu kucing segala, " gumam Wulan.

Gumaman Wulan tak sengaja terdengar oleh Baspian. "Siapa yang malu-malu kucing?" tanya Baspian.

"Biasaaa.. Tuh lo liat aja di jendela ada siapa, " sahut Wulan sambil memanyunkan bibir nya.

Baspian pun melihat ke arah jendela, "Rianti tuh calon suami lo dateng, " sahut Baspian.

"Hah? Calon? Perasaan gue belum ada yang ngelamar deng, tiba-tiba ada yang main jadi calon suami gue aja, " sahut Rianti.

"Udah jangan banyak bacot sana keluar, kasian tuh nunguin lo, " sahut Wulan.

"Hokeh, eh bentar, kalian kalo mau ke kantin gue nitip dong, " sahut Rianti..

"Nitip apaan?" tanya Wulan.

"Baso tahu, pake siomay, tahu kering, sambel nya tiga sendok aja trus jangan lupa jeruk nipis nya, kasih kecap sama bumbu nya, " sahut Rianti.

"Ya iyalah pake bumbu nya emang lo mau makan baso tahu nya doang?" tanya Heri.

"Euhh ya lo taulah kelakuan sahabat gue yang satu ini, dia mah orang nya pelupa, orang pesen seblak sambel nya dua sendok aja, eh malah di kasih lima sendok, " sahut Rianti.

"Heh, masa lalu jangan lah kau ungkit-ungkit lagiii, " sahut Wulan.

"Udah sana buruan kasian tuh orang nya nunguin lo, " sahut Baspian.

"Oh iya lupa, " sahut Rianti.

Rianti pun keluar untuk bertemu dengan pacar nya yaitu Rengga kelas 10 IPS 5. Walau gak terlalu pintar seperti Rianti tapi Rengga ini meni wajah yang sangat tampan dan banyak perempuan lain yang ingin menjadi pacar nya.

Tapi sayang harapan mereka hancur seketika setelah mendengar kalau Rianti Syaila sudah sah berpacaran dengan Rengga Wijaksono.

"Kayak nya sekarang yang pelupa bukan gue deh, tapi Rianti, " sahut Wulan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!