Episode 2

Kicauan burung berhasil membangunkan Rianti yang masih tertidur lelap di atas kasur nya yang empuk. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul set enam pagi. Suara alarm mulai berbunyi.

"Hoaamm... jam berapa sekarang?" gumam Rianti.

Rianti melihat ke arah jam dinding di atas lemari. Dan mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur sambil mengumpulkan nyawa.

Tok... tok.. tok..

"Rianti... " panggil mamah.

"Iya mah?" tanya Rianti bangun dan berjalan ke arah pintu.

cklekk..

"Apa mah?" tanya Rianti malas.

"Kamu udah bangun?" tanya mamah.

"Belum, aku masih ada di pulau kapuk, " sahut Rianti.

Mamah hanya tersenyum manis kepada anak sulung nya itu. "Yak udah kalo gitu.. sana kamu mandi terus makan, papa sama mamah mau berangkat kerja, " sahut mamah berjalan ke arah tangga dan menghilang bersamaan dengan Rianti yang menutup pintu.

"Aahh... males, " gumam Rianti memukul guling nya.

Karena waktu terus berjalan, Rianti hanya bisa pasrah dengan keadaan segera mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah.

"Kadang seger, kadang nggak, emang susah yah hidup di dunia, " gumam Rianti keluar dari kamar mandi.

"Tumben banget sekarang panas, biasanya juga nggak pernah panas kalo pagi hari kaya gini, " ucap Rianti melihat keluar jendela.

Rianti membuka semua gorden yang menutupi sebagian kamarnya, dan membuka pintu balkon dengan penuh semangat.

"Rianti kalo udah selesai turun nak, " teriak mamah.

"Iya mah, " sahut Rianti sambil mengenakan sepatu.

Rianti segera turun ke bawah dan sarapan bersama keluarga. Setelah jam menunjukkan pukul enam pas, Rianti diantar oleh papa ke sekolah.

Tentu saja ini hal yang aneh, ini pertama kalinya papa Rianti ingin mengantar Rianti ke sekolah setelah sekian lama. Papa Rianti berhenti mengantar Rianti sejak Rianti sudah punya motor sendiri sejak usia SMP.

"Papah kok tumben mau anter aku ke sekolah? Ada apa?" tanya Rianti.

"Gak papa, papah cuma mau anterin anak kesayangan papah aja, emang gak boleh?" tanya papah.

"Yah gak papa, cuma aneh aja gitu... tumben banget, " sahut Rianti.

Gak mungkin, pasti ada apa-apa... - batin Rianti.

"Haha... Rianti.. papah mau tanya, "

"Mau tanya apa?"

"Kamu mau gak punya adik?" tanya papah tge poin.

Udah gue duga, gak mungkin papah tiba-tiba mau anter aku ke sekolah selain ada sesuatu - batin Rianti.

"Maksud papah apa?" tanya Rianti tak berdaya.

"Papah cuma mau ngasih kamu temen di rumah, emang kamu gak mau?"

"Aku bukannya gak mau, cuma papah tau kan, mamah gak bisa hamil lagi, "

Seketika papah Rianti terdiam, "Papah tau, " sahut papah.

"Kalo papah udah tau, kenapa papah masih pengen ngasih aku adik? Papah mau mamah meninggal?" tanya Rianti sedikit berteriak.

Kalo aja kamu tau, apa yang papah lakukan di kantor, - batin papah Rianti.

"Pah, lainkali kalo papah mau ngasih aku adik, tolong pikir tentang kesehatan mamah pah, mamah gak bisa punya anak lagi, " sahut Rianti.

"Iya, maafin papah yah nti, " sahut papah menyesal.

"Iya Pah gak papa, aku bisa ngerti kok, papah cuma mau ngasih aku temen main di rumah, " sahut Rianti.

Setelah perbincangan berakhir, Rianti sampai di gerbang sekolah, dan segera turun setelah pamit kepada papah nya.

"Hati-hati di jalan yah ntii, " sahut papah

"Iya pah, " sahut Rianti berjalan masuk ke area sekolah.

Di sekolah.

Kenapa sih harus punya adik, kan papah tau kalo mamah itu udah gak bisa punya anak lagi! Apa jangan-jangan ada wanita simpanan lagi?! Ahh masa bodo, - batin Rianti.

Rianti terus menggerutu kesal karena perkataan papahnya barusan sampai masuk kelas.

"Woy woy woy... gue tebak pasti ada apa-apa nih,, sampe lu masuk pake langkah kaki kaya raksasa, " tebak Wulan.

"Nggak, " sahut Rianti singkat.

"Lo kenapa?" tanya Wulan duduk di kursi Nanda.

"Gue kesel sama bokap gue, masa iya mamah harus punya anak lagi, "

"Hah?! Kan nyokap lu udah gak bisa punya anak lagi, kayanya ada yang mencurigakan, "

"Kayaknya sih iya, gue juga ngerasain apa yang lu rasain, "

"Emang gue ngerasain apa?"

"Yak tadi kata lo, "

"Yang mana?"

"Itu... yang barusan, "

"Yang mana ege, gue ngomong buanyak banget tadi, "

"Isshh.. au ah gue juga lupa, "

"Dihh ngambek, " sahut Wulan memanyunkan bibirnya ke depan.

Brakk...

"Ntii.. lo tau gak, "

"Nggak, " potong Rianti.

"Gue belum ngomong, " sahut Wulan.

"Yak lagian gue gak tau apa-apa tiba-tiba ditanya lo tau nggak, yak mana gue, " sahut Rianti.

"Iya makanya dengerin dulu napa, jangan main potong-potong aja, " sahut Wulan.

"Yah maaf, emang apaan?" tanya Rianti.

"Lo kan semalem tanding tuh sama ketua geng good boy, nah gue tau ketuanya ada di sekolah ini, " bisik Wulan.

"Hah, masa sih?"

"Iya, awalnya juga gue gak percaya, tapi ini nyata loh, " sahut Wulan.

"Lo tau dari mana?" tanya Rianti tam yakin.

"Dari Baspian, " sahut Wulan.

"Mm, pantesan, ehh, kalo gak salah dia juga kan anggota good boy kan?"

"Iya, gue tau info itu dari Baspian anggota nya sendiri, " sahut Wulan.

"Wahh kayanya seru nih kalo jadi gosip di satu sekolah, " sahut Rianti.

"Tapi dia tuh orang nya dingin bangett, "

"Maksud lo?"

"Jadi dia tuh paling gak suka kalo deket sama orang yang sok akrab sama dia, jadi lo jangan deket-deket deh sama dia, "

"Bodoamat, gue paling suka kalo cowok dingin, "

"Heh, inget lo masih punya Rengga, " sahut Wulan.

"Oh iya, putusin aja kali yah, "

"Stress emang lo, dulu lo ngejar-ngejar dia sampe pindah sekolah, sekarang udah dapet malah mau nyari yang lain, "

"Biar seruu, "

"Seru apaan putus tiba-tiba, " .

"Biar mantan-mantan gue pada demo, " sahut Rianti mengeluarkan ponsel nya.

"Ehh, bentar... lu beneran mau putus sama Rengga?" tanya Wulan.

"Nggak nanti aja putusnya, gue mau liat ponsel gue, kali aja banyak cogan yang minta kenalan, " sahut Rianti.

"Kebiasaan lo, gak bagi-bagi kontak cogan gue juga mau kale, " sahut Wulan.

"Kan lu udah punya Baspian, "

"Apaan sih Baspian Baspian mulu, gue sama Baspian itu cuma temen gak lebih, " sahut Wulan.

"Mm.. gue kasih tau nih ke Baspian, kalo lo cuma nganggep dia temen, " sahut Rianti.

"Silahkan aja, tapi emang bener kok, dia itu cuma temen di mata gue, "

"Kalo di mata dia, lo itu orang yang paling spesial, "

Wulan seketika terdiam, tiba-tiba pipinya berubah menjadi merah seperti tomat rebus. "Apaan sih elu.. " sahut Wulan.

"Aduuuhh hati berbunga-bunga... mendengar ucapan gue~, " sahut Rianti.

"I found a love for me, " sahut Rianti bernyanyi.

"Udah woy, suara lu cempreng gitu.. malah nyanyi.. " sahut Wulan menutup telinga.

Rianti tak menghiraukan ucapan Wulan dan terus bernyanyi tanpa henti.

"Oh darling, just dive right in and follow my lead

Well, I found a girl, beautiful and sweet, "

"Lama-lama gue tampol tuh mulut pake pohon bambu kalo gak berenti-berenti juga, " sahut Wulan.

"Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was, "

"Kelewatan woy, Oh, I never knew you were the someone waiting for me, nah udah itu baru, Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was, "

"Oh gitu yah, "

"Iya, makanya kalo lo gak apal lagunya mending deh, malu, " sahut Wulan.

"Lah kan gue yang nyanyi kok malah elu yang malu, sangat membingungkan, " sahut Rianti dan lanjut menyanyikan lagi perfect.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!