Tommy mengecup lembut pucuk kepala Diandra--putrinya, dan menyuruh Diandra untuk kembali ke kamarnya karena ini sudah malam dan besok Diandra harus ke kampusnya. "Ayah jangan lupa menghubungi tante Mara, Ya?" pesannya lagi sebelum dia beranjak dari tempat duduknya.
"Iya, Sayang. Nanti ayah akan menghubungi tante Mara, tapi ayah tidak janji dia bisa datang, tante Mara kan punya kesibukan sendiri, Sayang." Tommy mengusap kepala putrinya.
"Iya," jawab Diandra lirih.
Tommy tau jika putrinya itu sangat menginginkan kehadiran Mara pada acara itu. "Sayang, kalau nanti tante Mara tidak bisa datang, setelah acara kompetisi itu, ayah akan mengajak kamu pulang ke Indonesia, bukannya kamu ingin bertemu dengan tante Arana dan keluarganya."
Seketika kedua bola mata yang tampak normal dan cantik itu membulat berbinar. "Ayah benaran mau mengajak aku pulang? lalu bagaimana dengan pekerjaan ayah di sini? bukannya setiap aku ingin ke rumah kakek buyut Bisma, ayah selalu bilang kalau pekerjaan ayah sangat tidak bisa ditinggal."
Tommy sejak ditinggal Diandra--istrinya, dan pergi ke Kanada, dia seolah menjadi seorang yang berubah, dia lebih banyak menyibukkan diri mengurus perusahaannya, dia ingin menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan putrinya, dan berharap dengan uang yang dimilikinya dia bisa membeli donor mata untuk Diandra, sudah banyak dia melakukan pengobatan untuk mata Diandra, bahkan dia rela membayar harga tinggi untuk mata yang di donorkan untuk Diandra, tapi masih belum ada yang cocok untuk mata Diandra.
Dalam hidupnya, dia ingin sekali membahagiakan Diandra, ingin Diandra tidak merasa kekurangan, dia ingin membuktikan pada nenek Diandra yang menganggapnya pria miskin, dia bukan pria miskin, bahkan dia bisa membuat hidup Diandra seperti ratu.
"Pekerjaan ayah di sini sudah lebih santai, jadi ayah bisa membawa kamu menemui keluarga kamu di Indonesia, kita akan menginap di sana selama satu minggu, apa kamu mau?"
"Aku mau, Yah. Aku ingin pulang, aku ingin bertemu dengan Kak Zia, Binna, dan Uno. Walaupun aku tidak bisa melihat wajah mereka, setidaknya aku bisa berkumpul dengan mereka, sudah sangat lama aku tidak pernah bertemu dengan mereka."
Tommy membawa Diandra kecil ke Kanada pada saat dia berusia 5 tahun sampai sekarang usia Diandra 19 tahun belum pernah kembali ke mansion, mereka hanya melakukan panggilan lewat video call itupun palingan sama Arana dan Juna. Kalau Uno, Diandra belum pernah, dia lebih sering dengan Binna, karena setiap Arana berbicara dengan Diandra, Binna selalu nempel pada ibunya itu, Binna kan anak ibu sekali.
"Ya sudah, setelah acara kompetisi kamu selesai, ayah akan mengurus keberangkatan kita ke sana. Sekarang tidurlah. Selamat malam, Sayang. Semoga mimpi indah." Tommy mengecup pucuk kepala putrinya.
"Selamat malam, Ayah. Ayah juga mimpi indah." Gadis cantik itu beranjak dan berjalan dengan meraba-raba setiap benda di sana.
Tommy selalu sedih melihat apa yang terjadi dengan putrinya. Sebenarnya selain ingin mewujudkan keinginan putrinya untuk bertemu keluarganya di Indonesia, Tommy juga ingin mengunjungi makam Diandra, sekaligus dia ingin bertemu dengan Mara, Tommy ingin mengetahui kenapa Mara berubah sikapnya sama Tommy sejak Tommy menyatakan cintanya dan ingin menikah dengannya. Kalau pun dia menolak, dia bisa bilang dan tidak perlu langsung menjauh seperti ini."
"Aku bisa melihat cinta di mata kamu Mara, kamu tidak hanya mencintai Diandra dengan tulus, tapi aku tau, kamu juga mencintaiku dan aku bisa melihatnya," Tommy berdialog sendiri.
Kenapa ya sama si Mara ini? apakah nanti Tommy akan mendapat jawabannya?
Maaf sekali ya readers yang baik banget masih mau mengikuti cerita ini. Author juga belum benar-benar sehat, tapi aku usahain buat up walaupun 1 bab, nanti kalau keadaan benar-benar sudah baik aku up banyak ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Elma Theana
nyimak nyimak
2021-05-31
1
Hanania Alisha
lanjut lgi ka rey...
kasihan melihat diandra kecil tommy...
2021-05-12
0