Kanada. Tepatnya dia sana sekarang jarum jam menunjukkan angka 9 malam. Seorang pria tampan sedang duduk di ruang kerjanya, dari raut wajahnya dia tampak sedih. Kedua manik mata indahnya memandangi bingkai foto yang di pegangnya.
"Hai, Sayang. Aku merindukan kamu, apa kamu di sana juga sedang merindukan aku?" Dia berdialog sendiri.
Dari dalam kamar dengan didominasi warna putih dan silver itu seorang gadis cantik dengan postur tubuh mungil dan rambut coklat panjangnya, dia berjalan dengan tangannya menelusuri setiap sudut didinding ruangan itu, tidak lama dia sudah berdiri di depan pintu ruang kerja yang tidak tertutup rapat.
"Ayah, ayah belum tidur?" panggilanya, dan seketika pria yang memandangi bingkai foto itu menoleh dan tersenyum.
"Diandra, kamu kenapa belum tidur? dan bagaimana kamu bisa tau ayah di sini?"
Diandra masuk dengan langkah tegapnya dan duduk di samping ayahnya. "Tentu saja aku tau ayah ada di sini, walaupun aku tidak bisa melihat, aku bisa merasakan bau ayah berada di sini?" celetuknya sambil terkekeh kecil.
"Apa ayah begitu bau, Ya?" Tommy yang sekarang memakai kacamata dan rambutnya sudah berubah cepak itu mengendus-endus tubuhnya sendiri ingin memastikan dia bau apa tidak?"
"Ayah ini, aku cuma bercanda, ayah tidak bau, justru aku sangat menyukai aroma tubuh ayah. Aromanya sangat menenangkan." Kedua tangan gadis cantik itu memeluk ayahnya.
"Kamu ini, ayah khawatir kalau sampai ayah bau, ayah memang dari tadi belum mandi, masih malas. Maaf ya, ayah hari ini tidak bisa menemani kamu makan malam, pekerjaan ayah sangat banyak." Tangan Tommy mengusap pucuk kepala putrinya.
"Tidak apa-apa, Yah. Aku tau akan hal itu. Aku tadi makan di temani Rose, dia tadi main ke sini sampai sore," jelas Diandra.
"Ayah senang kamu tidak kesepian, bagaimana dengan latihan piano kamu? semua baik-baik saja?"
"Semua berjalan dengan baik, Yah. Dan tidak lama lagi ada kompetisi yang akan di selenggarakan oleh salah satu tempat kesenian terbesar di sini, dan aku harap ayah nanti bisa datang dengan tante Mara, aku akan sangat senang sekali?" Raut wajah Diandra tampak bahagia.
Beda dengan Tommy, dia malah terdiam dan menunjukkan raut wajah yang sulit diartikan. "Ayah pasti akan datang, walaupun nanti ayah ada rapat penting, ayah pasti akan datang untuk melihat putri ayah ini." Tommy mencubit kecil hidung mancung putrinya.
"Ayah tolong bicara sama tante Mara, supaya dia bisa datang ke acara itu." Tangan Diandra memegang tangan ayahnya, dan kedua matanya yang memang tidak dapat melihat, tapi terlihat berbinar.
"Iya, nanti ayah akan mencoba menghubungi tante Mara," suara Tommy terdengar pelan.
Manik mata cantik itu melihat ke arah Tommy. "Ayah dan tante Mara sedang ada masalah?" Diandra seolah bisa merasakan ada hal yang sedang terjadi antara ayahnya dan tante Mara. Tante Mara-- adalah sepupu dari mendiang Diandra, dan kalau kalian baca di season satu pasti tau.
Tommy terdiam sejenak, dan dia mengusap lembut kepala Diandra. "Ayah dan tante Mara tidak ada masalah apa-apa, Sayang. Nanti dia pasti akan datang, kamu tenang saja."
"Aku kangen sama tante Mara, kenapa dia pulang ke Indonesia buru-buru? apa tante Mara ada masalah di Indonesia?"
"Ayah belum bicara sama dia, ayah masih sibuk dalam beberapa hari ini." Tommy teringat beberapa hari yang lalu dia dan Mara sedang duduk di restoran sedang makan siang.
Maaf ya, bisanya 1 bab dulu, masih belum fit juga, anak sakit, author juga agak drop, tapi pengen tetep nulis. Hiks author alay lebay kebanyakan curhat wakkakaka, maaf 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Hanania Alisha
q tunggu kelanjutanya... thor.
2021-05-10
1