Uno masih mendengarkan keluh kesah ibunya tentang tato yang ada di tubuhnya. Uno malah dengan santai membuka kaosnya di sana. Beberapa maid yang usianya masih muda bahkan ada yang sudah paruh baya yang baru saja masuk ke ruang makan itu membulatkan matanya melihat hal tersebut.
"Uno! jangan meperlihatkan tubuh yang ada tato kamu itu! kenapa putraku satu ini susah sekali menurut orang tua!"
"Ayolah. Bu! aku mentato diriku bukan karena aku tidak menurut kata-kata ibu, aku justru sayang sama ibu, lihat di bagian dadaku aku mentato nama ibu, wanita pertama yang sangat aku cintai." Uno menunjukkan tulisan kecil di dada sebelah kirinya.
"Ibu tidak pernah memintanya!" Pandangan Arana mengarah ke Juna, yang malah santai menikmati sarapan paginya. "Sayang! kamu beritahu juga putra kamu itu," perintahnya.
"Biarkan saja, yang terpenting dia bisa bertanggung jawab dengan dirinya, dia tidak melupakan apa kewajibannya. Iya kan, Uno?"
"Itu baru ayahku." Mereka berdua malah tos.
Lagi-lagi Arana menghela napasnya kesal. "Kenapa kamu tidak meniru ayah kamu saja? lihatlah tubuhnya bersih dari yang namanya gambar aneh-aneh itu."
Putrnya itu beranjak dari tempat duduknya kembali menuju ibunya. "Bukannya ayah tidak mau mentato tubuhnya, hanya saja ayah takut sama ibu, karena Ibu kan sangar," Pada bagian itu dia membisikkan pada telingan ibunya.
Arana seketika mendelik. "Aku sayang ibu." Uno mencium cepat pipi ibunya dan langsung kabur dari sana sebelum kena omelan Arana.
"Dasar anak nakal!" seru Arana kesal. Juna yang melihatnya berusaha menahan tawanya. "jangan menertawakan hal ini, Juna. Ini tidak lucu."
"Kalian ini ibu dan anak, tapi seperti kucing dengan tikus. Uno itu sangat menyayangi kamu. Hanya saja dia memang tidak suka terlalu diatur, kamu harusnya mengerti."
Brukkk ...
"Aduh ... kakak!" suara kesal seorang gadis dengan rambut lurus sebahunya. Sabinna Salingga Atmaja--putri kedua dari pasangan Harajuna Atmaja dan Arana. Dia sangat suka menari, tingkahnya mirip bola bekel, tidak bisa diam, dia juga sangat berprestasi di sekolahnya.
"Maaf, kamu ditunggu ayah dan ibu di meja makan, turun sana! kamu tidak kesekolah?"
"Tentu saja aku sekolah, memangnya kakak, yang berangkat kuliah hanya untuk sensus gadis-gadis yang belum pernah kakak pacari."
"Mereka yang mengejarku, bukan aku, Binna. Ingat itu." Telunjuk Juna menunjuk hidung kecil Binna. "oh ya! aku dengar kamu punya pacar di sekolah, Ya? aku beritahu ibu nanti, kamu lupa kalau kamu mau dikenalkan dengan seseorang-- anak dari sahabat ibu yang tinggal di luar negeri."
Gadis imut itu terdiam, dia ingat ibunya-- Arana pernah bercerita mau memperkenalkan dia dengan anak dari sahabatnya. "Aku tidak mau," ucapnya pelan.
"Kenapa tidak mau? siapa tau dia sangat tampan, dan sekeren aku. Pilihan ibu itu tidak akan salah."
"Kenapa bukan kakak Uno saja yang dijodohkan dulu? kenapa harus aku?"
"Ahahah! gadis yang dijodohkan denganku harus sekuat wonder women, baru dia bisa menikah denganku. Sudah, kamu terima saja, kamu kan anak baik." Tangan Uno mengacak-acak rambut adiknya lalu pergi dari sana.
Muka Binna di tekuk kesal. "Semoga saja nanti dia jatuh cinta benaran pada seorang gadis," gerutunya kesal, Binna kembali teringat ucapan kakaknya. "apa benar aku bakal di jodohkan sama ibu? dan apa pria itu benaran baik? ih ...!" Binna menghentak-hentakkan kakinya ke lantai beberapa kali. "Lalu bagaimana dengan hubunganku dengan Lukas?"
Askano Hadju Atmaja
Sabinna Salingga Atmaja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
rivaelsielsi
sipp lanjut ya
2021-08-29
0
Hanania Alisha
Top bangett dwh Ada kelanjutan anak" Si arana dn juna. lanjut lgj y thor..😊😊😊
2021-05-10
2
Encunk
lanjut kak
2021-05-08
1