Top Up game Arkan

Di ruangan Raizel...

"Ada apa denganmu hari ini Zel?!" Louis yang baru saja masuk keruangan menghampiri Raizel yang sedang kesal.

"Apa kamu tidak liat wajah Aisha tadi? Ingatlah dia perempuan Zel... Dan kamu harus membedakan perlakuanmu padanya atau pun pada karyawan perempuan yang lain... Perempuan beda dengan Pria Zel..."

"Apa kamu tau tadi sewaktu meeting dengan Eiden dari perusahaan 'Confirach' dia sengaja mengatur, menghardik dan menyuruhku untuk tidak bekerjasama dengannya... Kamu tau kan kalau saya tidak suka diatur!"

"Ya... Mungkin perusahaan itu kurang baik untuk diajak kerjasama Zel... Pasti ada alasan kenapa Aisha menyuruhmu untuk menolaknya."

"Kamu tau aku kan Louis, aku nggak mungkin tertipu dan kau tau sendiri julukanku apa saat di LA?!"

"Ya aku tau... Tapi bisakah redakan emosimu?! Kau sangat kacau Zel..."

***

Sementara itu...

Di Ruangan Pak Erik....

"Tolong maafkan atas sikap Tuan Raizel Aisha... Kamu tau kan kalau kamu dipercaya oleh Tuan Besar Kalif untuk berada di sisi Tuan Raizel..."

"Tapi pak Erik baru aja saya mau mengingatkan untuk tidak bekerjasama dengan perusahaan 'Confirach' dan dia malah marah-marah nggak jelas dan anda tau pak... Dia sangat-sangat Arogant, susah diatur..."

"Makanya jangan mengaturnya, saya tau kamu pasti punya cara memberitahu Tuan Raizel tanpa menyakiti harga dirinya... Saya percaya kamu bisa Aisha... dan 'Sabar' adalah kata kunci yang tepat untukmu sekarang..."

"Hah... baiklah, akan saya coba, dan saya akan bertahan!"

***

Di Sebuah Tempat Karaoke milik salah satu sahabatnya Louis dan Raizel...

"Raizel... My man... Apa kabar lo? Setelah beberapa taun ngilang sekarang nongol lagi, udah kek jelangkung aja nih!" Ucap Akhmed sahabat sekaligus pemilik 'Global Karaoke'.

Ya... Saat ini Raizel juga Louis datang mampir ke tempat Karaoke milik Akhmed sekedar untuk menghilangkan Bad Mood Raizel. Dan mereka pun menikmati kebersaman mereka sambil berbincang-bincang mengenang masa lalu mereka saat di Sekolah.

***

Esoknya... Pukul 08.00 pagi...

Aisha masuk ke dalam Lift sambil melamun tidak melihat sekitar.

"Gila.. Ga habis pikir gue, kok bisa Arkan ngabisin duit sampe beratus-ratus juta buat top up game... Harus di stop nih.. Ga bisa dibiarin kalo ga Papah sama Ibu bisa jantungan kalo tau kelakuan bujangnya kayak begitu!" Gerutu Aisha sambil befikir.

"Sha... Aisha!" Sebuah suara membuat Aisha tersadar dari lamunannya dan menoleh ke belakang. Dilihatnya Raizel sedang berdiri di belakangnya sambil melihat serius kearahnya dan tak lupa disampingnya ada Assistant setianya Louis.

"Eh... Kok ada Bapak ya disini?!"

"Ck.. Kamu aja yang melamun sambil masuk Lift... Makanya Fokus!"

"Iya, maaf Pak!"

"Katanya pintar, pintar apa kayak begini... Papah sama Erik terlalu cepat ngambil keputusan kayaknya...!" Gerutu Raizel menyindir Aisha. Aisha hanya memejamkan mata sambil menghela napas.

"Sabar Sha... Sabar...!"

Saat Lift terbuka Aisha langsung pergi tanpa menunggu Raizel dan Louis jalan keluar.

"Liat kan lo... Nggak ada sopan santunnya emang jadi Sekretaris! Gue rasa Papah sama Erik udah buta nilai dia.. Nilai akademisnya aja yang bagus tapi Atettude nya nol."

"Hey.. Bisa ga sih lo ga ngomel-ngomel, masih pagi loh ini!"

"Abis nyebelin banget!"

"Gue pikir lo aja yang nyari ribut sama dia... Dia fine fine aja tuh... Lagian kayaknya dia lagi ada masalah deh.. Keliatan banget dari ekspresinya..."

"Ck... Masalah pribadi nggak usah dibawa ke kantorlah.. Nggak profesional itu namanya!"

"Ya lo juga suka kayak gitu kok... Dulu juga masalah Azura sampe Perusahaan lo mu bangkrut gara-gara lo kan..." Raizel pun dengan seketika memberikan tatapan membunuh pada Louis karena mengingatkan kenangan akan Azura.

***

"Kamu udah ngehubungin Bu Wilona kan?" ucap Raizel yang berjalan di depan meja Aisha hendak masuk ke ruangannya.

"Bu Wilona?!" Tanya Aisha kebingungan. seketika Raizel pun berhenti di depan pintu dan melihat Aisha. Sebenarnya Aisha tadi tidak yakin kalau Raizel berbicara padanya, karena tidak menyebutkan namanya di depan kalimatnya.

"Kemaren kan saya udah nyuruh kamu buat bilang sama Bu Wilona kalau siang nanti saya mau rapat intern buat bahas iklan produk baru yang akan kita luncurkan bulan depan. Kamu belum bilang sama Bu Wilona?" Tanya Raizel dengan memasang wajah siap menghajar Aisha. "Atau jangan- jangan kamu lupa masukin jadwal rapat hari ini di jadwal saya?!"

"Oh, iya udah pak!" buru-buru Aisha mengangguk. "Rapat dengan Bu Wilona dan Tim nanti jam satu siang..."

"Hah... Ini masih pagi Sha... Saya nggak mau jadwal saya berantakan gara-gara kamu yang nggak becus kerja!"

"Maaf Pak!" Aisha menunduk dalam.

"Panggil Reza ke ruangan saya!"

"Baik pak!" Aisha lalu mengambil telpon yang ada di meja sambil memanggil Reza untuk menghadap Raizel.

Setelah selesai memanggil Aisha mendengus. Sepertinya hari ini si Big Boss dalam Mode marah-marah. Dan memang kondisi Aisha pagi ini juga membuat Mood bossnya semakin buruk, karena Aisha sedang tidak fokus kerja gara-gara perhatian pada Adiknya yang sudah mengeluarkan uang beratus-ratus juta hanya untuk game Online. Dan di pikirannya saat ini bagaimana berbicara pada anak SMA Labil yang memang sedang mengandrungi game online supaya berhenti top up.

***

Di Mobil...

Saat Aisha, Raizel dan Louis yang baru saja Meeting di luar sambil makan siang...

"Sha... Hari ini kamu kenapa sih? Nggak fokus sama sekali?! Hampir loh kita gagal kerjasama sama perusahaan lain gara-gara kamu..."

"Iya maaf pak..." Ucap Aisha menunduk.

"Aisha... Kalo ada masalah bilang aja Boss Raizel nggak akan marah kok, kalo ga bilang sama saya... Saya pasti dengerin..." Ucap Louis sambil tersenyum di belakang. Aisha yang melihat dari kaca spion depan hanya nyengir. Tak lama Mobil mereka pun berhenti karena ada beberapa siswa SMA yang terlibat tawuran. Aisha yang melihat kearah siswa itu pun kaget.

"Shiiiit!! Arkan!!!" Ucapnya langsung membuka pintu mobil dan keluar buru-buru.

"Non Aisha..." Ucap Pak Nardi kaget dan melongo melihat Aisha.

"Ya.. Ya... Aisha!!!" Teriak Raizel yang tidak di dengarnya. "Lo liat sendiri kan Louis?!" Ucapnya melihat kearah Louis yang juga melongo melihat kelakuan absurd Aisha.

Sementara Aisha berlari mengejar salah satu siswa SMA.

"Ya.... Arkan!!!" Teriaknya.

"Kak Aisha?! Sial...!" Gumam Arkan sambil berlari menghindari Aisha yang berlari mengejarnya.

Sementara itu... Di dalam mobil...

"Pak Nardi ikutin kemana Aisha pergi?!"

***

Buukkk Buukkk...

Aisha yang mengejar Arkan langsung menerjang tubuh Arkan sampai Arkan tersungkur dan kedua tangannya dibelakangnya seakan dia penjahat yang tertangkap oleh polisi.

"Aakkhhhh Aakkkhh ampun Kak iya gue salah gue salah... Ampun sakit!"

"Kamu ini udah ga pulang ke rumah, di sekolah malah tawuran, ngamburin duit cuma buat top up Game mau jadi apa kamu Hah?!" Sarkas Aisha yang sudah hilang kesabarannya.

"Iya ampun kak... Maaf!"

"Minta maaf sama Papah dan Ibu jangan sama gue! Sekarang pulang!"

"Iya tapi lepasin dulu itu kuncianya!"

"Nggak bisa! Yang ada nanti malah kabur lagi!"

"Yaelaaah.. Nggak Kak.. Sumpah deh..."

Saat Aisha dan Arkan berdiri dan berjalan dia melihat Raizel, Louis dan Pak Nadir yang sedang bediri dihadapan Aisha melongo melihat sifat asli Aisha saat diluar kantor sangat berbeda pada saat di kantor.

"Sir?!

"Pak Nadir ke kantor bareng Louis biar saya bawa mobil nganter Aisha ke rumahnya."

"But, Sir..."

"Nggak ada penolakan!"

"Haahhh... Bagian kita yang jadi korban Pak!" Gumam Louis pada Pak Nadir pelan. Sementara Pak Nadir hanya tersenyum kearah Louis.

Pak Nadir pun memberi kunci mobilnya pada Raizel. Dan dengan berat Aisha pun menerima tumpangan dari Sang Big Boss.

***

Di dalam Mobil... Suasana sepi nggak ada sepatah kata dari mereka bertiga.

Aisha yang duduk di depan dan sesekali melihat kearah Arkan yang duduk di belakang sambil cemberut.

"Hah.... Apa dia pacar lo kak?!"

"Shuuut!!!! Nggak usah ngomong! Dan Stop maen Game! Top Up sampe beratus-ratus juta, gila apa?! kalo Papah sama Ibu tau abis lo!" Arkan terkejut mendengar Aisha yang sudah tau tentang dia membeli perlengkapan game.

"Kok lo tau Kak?!"

"Ya gimana mu tau orang notip kartu lo masuk ke hape gue?!"

Arkan pun menepuk jidatnya karena lupa kalo kartu sakti yang diberikan kakaknya itu sudah pasti di notip ke hp kakaknya.

Raizel yang memperhatikan hanya menggelengkan kepalanya memperhatikan pertikaian kakak beradik itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!