Pukul 11.00 Siang...
Di ruang Rapat...
Raizel yang sedang duduk di kursi Direktur terdiam dengan Aura sangat mematikan bagi karyawan lain yang hadir di ruangan itu, sehingga semua orang yang ada di ruangan itu menunduk ketakutan tidak berani melihat maupun melirik Raizel, begitu oun dengan para ketua Divisi mereka juga ikut menunduk karena tidak ingin kena semprot untyk yang pertama kalinya dari CEO baru karena mereka mendengar rumor kalau Raizel terkenal berdarah dingin tanpa pandang buku saat bekerja.
"Lalu apa kau akan menyerah dengan masalah Purchasing Perusahaan?" seru salah satu Karyawan yang tidak ingin disalahkan karena keuntungan C'Etrama Group sedang menurun drastis.
"Tidak ada cara agar kita dapat melepaskan Afiliasi..." Ucap Salah satu karyawan yang ingin menengahi. "Aahh... dan ini juga sangat berbeda dari proposal aslimu Pak Andre..." lanjutnya memyerang Ketua Divisi Keuangan.
"Benar sekali, dan sayangnya, kami baru saja mendapat laporan keuangan pada Proyek 'Hasena' juga tujuh perusahaan ber Afiliasi, tampaknya pembukuan pada dua tahun terakhir telah banyak di manipulasi."
Sementara Kepala Divisi Keuangan hanya terdiam menunduk. Dan Raizel melihat kearah Pak Andre yang mulai cemas sambil menampilkan smirk nya.
Tok Tok...
Raizel mengetuk meja untuk menghentikan perdebatan antara karyawannya.
"Saya tidak akan menyalahkan ataupun menunjuk orang-orang yang terlibat dalam memanipulasi keuangan ini, dan saya sudah tau siapa-siapa orangnya, saya beri waktu sehari, diantara kalian siapa saja yang terlibat menghadap saya, jangan sampai saya yang menyeret kalian secara kasar dan tidak terhormat." Ucapnya dingin dengan tatapn mematikannya.
Aisha yang duduk di sebelahnya sambil mengetik notulen melirik kearah Raizel sesaat lalu pandangannya ke laptopnya lagi ngeri.
***
Di Ruang CEO...
Raizel sedang duduk melihat berkas yang baru saja diserahkan oleh Erik.
Sementara Erik dan Aisha berdiri di depannya menunggu perintah dari Raizel.
"Hm... Jadi ini nama-nama karyawan yang terlibat?"
"Benar sekali Tuan... Harusnya mereka besok datang menghadap Anda Tuan."
"Hmm... kita liat saja besok, berani sekali mereka mengkhianati kepercayaan Daddy...!"
"Tuan, apa saya carikan orang untuk dijadikan Assistent Anda?"
"Hmm.. Tidak usah, saya akan merekrut teman saya saat saya masih tinggal disini dulu..."
"Tapi Tuan..." Raizel menatap Erik tajam.
"Dia orang yang bisa dipercaya, saya mengenalnya... jadi kau tidak usah khawatir, kau hanya laporan saja pada Daddy kalau Sekretaris yang dia tunjuk tidak bersedia merangkap jadi Assistent...." Sindir Raizel melirik Aisha yang masih berdiri di depannya sambil menunduk.
"Ck... siapa juga yang mau ngurus hal-hal yang terlalu sentitip orang gue cewek masa disuruh ngurus dalemannya doi..." gerutu Aisha dalam hati sambil cemberut.
"baiklah kalau begitu, apa ada yang bisa saya bantu lagi Tuan?!"
"tidak kau boleh pergi!"
"Baik..." melirik kearah Aisha sekilas lalu berbalik meninggalkan mereka berdua diruangan CEO.
"No... Pak Erik tolong saya.,." Teriak Aisha dalam hati. Raizel pun melihat kearah Aisha yang sedang cemberut.
"kenapa kamu masih disini?!"
"Takutnya bapak memerlukan sesuatu lagi..."
"Tidak, kau juga keluarlah!"
"Baik Pak... dan ini hasil Notulen dari rapat tadi." Ucapnya sambil menyimpan map di meja Raizel. "Kalau begitu saya pamit keuar pak... Permisi!"
***
RAIZEL POV
Di Salah Satu Bar Elite...
Pukul 22.00 malam...
"Pak, langsung pulang aja... bawa aja mobilnya!" saat nyampe di parkiran Bar Louis.
"Tapi Tuan..."
"Pulang nanti saya bareng sama teman, jadi tidak usah khawatir!"
"Baik Tuan..." Akhirnya dia pun nurut apa yang gue minta, dan gue pun turun dari mobil langsung memperlihatkan kartu VVIP pada Security yang berjaga di depan pintu masuk Bar Louis. Langsung Security itu pun mempersilahkan masuk sambil menunduk.
Gue jalan masuk ke Bar itu dan liat suasana di dalam yang tidak terlalu penuh tapi lumayan ramai dengan pengunjung.
Hah... Sukses juga dia ngelola tempat ini.. Gue pikir ga bakalan laku!
Akhirnya gue duduk di meja Bartender.
"Good Evening..." Ucap Salah seorang Bartender Pria.
"Hmm.. Evening!"
"How are you Sir?!"
"Sangat baik!" Ucap gue pake bahasa Indonesia. Lalu Bartender itu pun mengangguk mengerti.
"So... Apa yang ingin anda pesan Tuan?!"
"Long Island Iced Tea..."
"Baik, mohon ditunggu sebentar Tuan..."
"Dan... Panggilkan Louis!" Dia seketika liat kearah gue sejenak heran kali gue kenal sama boss mereka.
"Baik Tuan!"
1 Menit... 2 Menit... 3 Menit... 5 Menit...
Nggak lama Long Island Iced Tea gue udah siap.
"Ini Tuan, silahkan dinikmati...!"
"Hmmm Thank's!" ucap gue sambil menyecap minuman merasakan kenikmatannya. Hmmm... Not bad!
"Ada masalah apa lagi Al, sampe lo nyuruh gue buat kesini?!" Dia marah-marah sama pegawainya tanpa liat kearah gue, lalu pelayan itu pun ngasih kode ngeliat kearah gue. Dan mata Louis pun mengarah kearah gue.
"Long time no see Lou..."
"Raizel?! Oh my God..." Dia langsung nyamperin gue dan kita pun salaman sambil pelukan.
"Lo akhirnya balik lagi kesini?!"
"Hmmm berkat paksaan Bokap, tadinya gue mau nerusin perusahaan yang ada di LA, tapi bokap minta gue balik kesini dan ngurus cabang perusahaan yang ada disini..." Jelas gue. Dan kita pun duduk lagi sambil ngobrol mengingat kenangan masa sekolah dulu.
"Gue kesini mau minta bantuan lo..."
"Bantuan apaan? Kalo masih bisa gue kerjain sih gue mau aja bantu lo.. Emang apaan sih?!"
"Jadilah Assistent gue...!"
"Hah?! Emang lo nggak dikasih Sekretaris?!"
"Sekretaris sih udah ada, cuma dia nggak mau ngerangkap jadi Assistent gue, padahal bokap udah nyuruh dia buat dampingin gue disini."
"Hah.. Berani banget dia nolak lo... Btw Sekretaris lo Cowok atau Cewek?!"
"Ceweklah...! Kalo cowok dia nggak akan nolak jadi Assistent gue!"
"Wuaaahhh berani bener seorang cewek nolak pesona lo Rai, biasanya kan cewek nggak pernah bisa nolak sama pesona lo, dan biasanya tanpa lo nyuruh mereka langsung nyerahin diri meteka sama lo kan?!"
"Hmm... Yang ini beda Bro... Dia emang aneh bin ajaib. Gue nggak bisa pecat dia soalnya bokap sama Erik percaya sama dia dan katanya dia profesional kalo lagi kerja... pinter!"
"Oh..."
"Gimana? Besok lo langsung ke Perusahaan ya... Gue butuh banget orang yang ngurus keperluan gue...."
"Hah... Dan mana bisa gue nolak lo..." Gue pun langsung senyum kearah Louis.
"Tenang gue bakalan nambah Inves ke Bar ini biar tambah Wahid... Meskipun udah Wahid sih gue liat..."
"So... jadi pengen cepet-cepet besok, penasaran gue sama cewek yang nolak sama perintah dan pesona lo..." Sindirnya sementara gue hanya mendengus kesal sambil membayangkan wajah Aisha yang telah menolak sebagai Assistent pribadi gue.
Hah.. bener-bener nggak habis pikir, biasanya cewek nggak akan pernah nolak apa yang gue suruh apalagi buat selalu deket di samping gue... ini malah nggak mau, baru kali ini ada yang nolak sama pesona gue...
Emang sih dia manis, tapi gue jadi penasaran sama dia.
Gue pun ngasih message Erik suruh nyari tau semua tentang Aisha, keluarganya kehidupanya, teman-temannya, bahkan kalau ada gue mau liat pacarnya kayak gimana?! Ck...
***
AUTHOR POV
Setelah Rapat itu akhirnya orang-orang yang terlibat dalam memanipulasi data keuangan langsung di pindah tugaskan ke cabang yang ada papua sebagai hukuman.
Biasanya Raizel langsung akan memberhentikan secara tidak terhormat dan sudah dipastikan tidak akan ada yang bisa menerima mereka lagi di semua perusahaan ternama.
Tapi... lagi-lagi Mr Kalif memberi masukan pada Raizel saat Video Call dengan Daddy nya tadi pagi memberi saran agar mereka tidak dipecat oleh Raizel tapi sebagai hukuman mereka akan dipindah tugaskan di Papua, pulau yang sekarang rawan karena bentrokan aparat dengan warganya. Dan otomatis Raizel pun tau situasi Papua dari Erik sebagai tangan kanan nya mulai sekarang, juga Louis yang sekarang bekerja sebagai Assistent Raizel.
***
Tok...Tok...
"Masuk!" Seru Raizel yang sedang membaca berkas yang diberikan oleh Erik.
Aisha yang baru masuk ke ruangan pun melihat ke arah Louis sekilas lalu memberikan berkas yang dibawa olehnya.
"Aisha kenalkan dia adalah Louis, Assistent pribadi saya..." Ucapnya sedikit menyindir Aisha. Sementara Aisha mengulum senyum sambil menunduk.
"Yailaaaahhh... magsudnya apa nih nyindir? Bodo amat deh... Emang gue pikirin! Wlo..." gumamnya dalam hati.
Sementara Louis melihat kearah Aisha sedikit mengerutkan keningnya.
"Hai.. Saya Louis.." Ucapnya sambil mengangkat tangannya hendak bersalaman.
"Saya Aisha Pak..." Ucapnya basa basi menghargai Louis sambil menyambut tangan Louis.
"Just Louis... Oia, kayaknya kita pernah ketemu deh..."
"Hm... Masa sih? Tapi saya belum pernah liat bapak loh... ini masih di kantor Pak, jadi sudah seharusnya saya panggil Pak... biar formal!" Raizel pun langsung menunduk menahan senyum tertahan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments