Tara sudah mati-matian menentang perjodohan itu, namun papahnya yang keras kepala tidak peduli dengan perasaan anaknya. Bahkan Beni dengan tegas mengatakan jika pernikahan Tara dan Tika akan di langsungkan minggu depan. Tara sangat marah, dalam hati pria itu mulai tersulut kebencian terhadap Tika.
Pria itu mengambil kunci mobil kemudian pergi menemui Vita. Tara tidak sampai hati mengatakan pada Vita jika dirinya akan menikah dengan Tika secepatnya. Namun, biar bagaimana pun, Vita harus tahu tentang masalah ini.
"Apa kau punya masalah sayang?" tanya Vita sambil mengusap pipi pria itu.
Tara menarik nafas dalam, pria itu dengan sangat terpaksa memberitahu tentang pernikahan itu. "Minggu depan aku akan menikah," ujar Tara membuat Vita tertawa lucu.
"Sayang, apa kau sedang bercanda?" tanya Vita tidak percaya.
"Tidak Vita, aku akan menikah dengan Tika minggu depan" jawabnya tegas membuat Vita langsung syok.
Ekspresi gadis itu langsung berubah, "Apa-apaan ini? apa maksud mu menikah dengan Tika sahabat mu itu?" tanya Vita dengan suara tinggi.
"Kami di jodohkan. Ini semua ide papah ku, aku dan Tika sudah menolak semuanya namun tetap saja mereka tidak peduli akan hal itu," kata Tara mulai merasa bersalah pada Tika.
"Lalu bagaimana dengan ku? apa kau akan mengakhiri hubungan kita? tidak Tara, aku tidak mau!" ujar Vita dengan mengeluarkan kesedihan palsunya. Jika Tara mengakhiri hubungan nya dengan Dirinya, otomatis semua jatah belanjanya akan lenyap begitu juga dengan uang bulanannya. Tara yang bodoh akan bujuk rayu sudah buta akan cinta palsu yang di berikan oleh Vita.
"Tidak, hubungan kita akan tetap berjalan meski aku sudah menikah dengan Tika. Aku berjanji akan mencari cara agar aku dan Tika secepatnya bercerai. Biar bagaimana pun, aku dan Tika hanyalah sahabat dan sampai kapan pun akan tetap begitu." Tara mengatakan semuanya dengan sangat tegas membuat senyum Vita mengembang kembali.
Beda hal nya dengan Tika yang sedang dilema dengan masalah yang ia hadapi saat ini. Gadis itu hanya berdiam diri di kamar. Sebagai seorang kakak yang baik, Gino dan Bara menemui adik mereka.
"Jika kau tidak ingin pernikahan ini, kakak bisa membantu mu untuk menolak," ujar Gino namun Tika hanya menggelengkan kepala nya.
"Kau mencintai Tara?" tebak Bara karena sejak awal adiknya itu tidak begitu marah terhadap perjodohan ini.
Tika mengangkat wajah nya, memandang bergantian ke arah kakak nya. "Apa itu salah?" tanya Tika membuka suara.
Gino dan Bara tidak syok atau terkejut, hal wajar jika Tika atau pun Tara saling jatuh cinta karena mereka sudah berteman sejak kecil. "Tapi kenapa Tara sangat menolak pernikahan ini? dan dia juga sudah punya pacar. Kakak tidak ingin kamu di sakiti," tutur Gino yang khawatir dengan nasib adiknya.
"Seiring berjalannya waktu, Tara akan menerima pernikahan kami. Mungkin dia belum siap kak. Dia masih terlalu muda," Tika menyakinkan kakaknya.
"Kakak tidak ingin kau di sakit, kau adik perempuan kami satu-satunya. Menyakiti ku sama saja akan menyakiti kakak-kakak mu ini." Bara berkata demikian.
"Kakak tidak usah khawatir, Tika akan melalui semua nya dengan sangat baik. Tidak usah khawatir!" gumam gadis itu.
Lain halnya dengan Tara yang sudah mau menerima pernikahan itu asal papah nya menuruti semua keinginan nya. Tara hanya ingin pernikahan sederhana yang hanya di hadiri keluarga. Bahkan Tara meminta tinggal di rumah sendiri jika diri nya dan Tika sudah menikah. Semua itu adalah ide Vita yang berusaha meracuni pikiran Tara.
Malam berganti siang, seperti biasa semua orang melakukan aktifitas mereka masing-masing. Tara tidak pernah peduli dengan persiapan pernikahannya. Bahkan pria itu tidak pernah sekali pun menghubungi Tika. Seperti siang ini, Tika makan siang seorang diri di cafe depan kantor milik papahnya. Sudah biasa bagi Tika kemana-mana seorang diri.
Tiba-tiba Vita datang lalu menampar wajah Tika. Tika syok, semua orang menoleh ke arah mereka. "Dasar tidak tahu malu, kau menghasut papah Tara agar bisa menikah dengan Tara. Jangan kau pikir dengan menikahi Tara kau bisa mendapatkan hatinya meski kalian adalah sahabat," kata-kata Vita sungguh membuat Tika malu.
"Aku juga tidak menginginkan pernikahan ini, tapi ke dua orang tua kami sudah sepakat akan hal itu." Tika membuka suara semakin membuat Vita emosi. Gadis itu mengepalkan tinjunya dan hendak menampar wajah Tika kembali namun dengan cepat Tara menangkap tangan Vita.
"Sayang, jangan membuat keributan di sini. Ini bukan salah Tika," ternyata Tara masih ada hati untuk melindungi Tika. Mata Tika sudah berkaca-kaca ketika melihat Tara mencoba menenangkan Vita dengan penuh kasih. Bahkan tanpa menyapa Tika, Tara pergi mengajak Vita.
Tika tersenyum getir, duduk kembali sambil menyeruput minumannya. Belum pernah Tara mengacuhkan dirinya sampai sesakit ini, namun Tika tidak bisa berbuat banyak. Gadis itu telah jatuh cinta kepada Tara sejak mereka duduk di sekolah menengah atas dulu.
Tika bukanlah gadis yang pandai mengungkapkan perasaan. Dia akan menyimpan semua rasanya seorang sendiri. Merasa suasana hatinya sudah sedikit tenang, Tika memutuskan untuk pulang. Belum juga Tika beristirahat, gadis itu sudah di suguhi dengan pemandangan yang membuat hatinya tak kuasa menentang perjodohan ini.
Mamahnya dan mamah Tara sedang sibuk memilih gaun pengantin untuk dirinya. Tika hanya diam saja dan hanya mengiyakan setiap pilihan itu. Sungguh menyesakkan, pernikahan yang harus nya di persiapkan dengan sangat matang dari ke dua mempelai namun tidak berlaku bagi Tika dan Tara.
Di tempat lain, Tara masih sibuk membujuk Vita yang marah. Bahkan gadis itu menangis tersedu-sedu dalam pelukan Tara. Lelaki mana yang tidak akan luluh mendengar isak tangis yang menyayat hati ini. Sungguh, Vita adalah pemain handal dalam hal membohongi.
Menjelang tengah malam, Tara memutuskan untuk pulang setelah dia pikir Vita sudah bisa tenang. Namun nyatanya gadis itu mengundang laki-laki lain yang pernah Tika lihat sebelumnya.
"Sayang,...Tara itu adalah pewaris tunggal atas warisan orangtuanya. Jangan sampai lepas," ujar lelaki itu.
"Kau tenang saja, Tara adalah lelaki bodoh yang mau mendengarkan setiap permintaan ku." Vita berkata sambil bergelayut manja di leher lelaki yang selama ini sudah menjadi kekasihnya sebelum Tara.
"Biarkan saja mereka menikah, dengan begitu akan lebih mudah membuat Tara membenci Tika. Dengan begitu Tara akan mengikuti setiap permintaan mu." Sahut lelaki itu lalu sepasang kekasih itu tertawa bersama sampai puas. Bahkan mereka menggerutui kebodohan Tara sebagai lelaki yang mudah di bohongi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tetyrachel Nenobahan
Cinta buta😄😄
2022-11-23
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
hmmm...
2021-06-14
3
Nani Evan
ya emang bodoh si tara itu,cuma karena cinta jadi oon
2021-06-09
2