Benar saja, pada saat perayaan ulang tahun Vita, gadis itu membuat acara yang tergolong mewah. Tidak lupa jika Tara juga ambil peran dalam pesta itu. Tika juga sudah biasa menghadiri acara pesta seperti itu, gadis itu hampir muntah saat melihat teman perempuan di kampusnya berdandan sangat berlebihan.
Tiba-tiba, Tara menghampiri Tika yang duduk sendiri di meja yang tidak terlalu ramai tamu. Gadis itu masih dengan santai menikmati minuman yang ada di tangannya.
"Tika,..." panggil Tara dengan wajah masamnya.
"Ada apa?" tanya gadis itu singkat.
"Apa kau tidak punya gaun untuk menghadiri acara pesta Vita? kenapa kau berdandan seperti ini?" pertanyaan Tara sebenernya melukai hati Tika, namun gadis itu masih cuek dan tidak peduli.
"Kau ini kenapa? biasanya juga aku seperti ini...!" sahut nya biasa saja. Ya, tika hanya mengenakan dress berwarna putih dengan rambut di kuncir kuda dengan sedikit riasan tipis.
"Apa kau tidak malu pada mereka,..." Tara sambil menunjuk teman gadis nya yang lain, "mereka berdandan sangat rapi bahkan terlihat cantik. Tidak seperti mu, kucel...!" Tara mencibir penampilan Tika.
Gadis itu mulai kesal,Tika menahan marah nya. "Jika kau tidak suka atau malu dengan kehadiran ku, sebaiknya kau ngomong. Tidak seperti ini, selalu mengejek ku!" Tika berkata dengan sorot mata tajam. Gadis itu memilih pergi meski acara pesta belum di mulai.
Tara yang sudah mulai tidak peduli dengan Tika hanya mengangkat bahunya kemudian kembali kepada Vita. Gadis itu cantik, dialah primadona kampus, dari sekian banyak laki-laki hanya Tara yang mampu meluluhkan hati Vita.
Tika, gadis itu memilih pergi ke cafe Rama untuk sekedar menenangkan hatinya. Rama membawakan segelas cappuccino untuk Tika. "Tara lagi...." tebak Rama dengan senyum hangatnya.
"Si brengsek itu, bisa-bisanya mengejek penampilan ku ini," ucap nya kesal.
"Sahabat mu itu sedang jatuh cinta, kebodohan orang yang sedang jatuh cinta bisa lupa bagaimana caranya berpikir," kata Rama memberitahu Tika.
Tika mendengus kesal, gadis itu kemudian menyesap cappuccino milik nya. "Dasar Tara bodoh...!" umpat Tika, "Dia gak tahu aja jika Vita bermain api di belakangnya." gumam gadis itu.
Rama mengerutkan ke dua alis nya bingung, "Apa maksud mu Tika? apa Vita memiliki laki-laki lain selain Tara?" tanya pria itu penasaran, bahkan wajah Rama nampak sedikit menegang.
"Ya,...aku tidak sengaja melihatnya kemarin di cafe dekat mall."
"Tika, jangan seperti itu. Jika kamu tidak memiliki bukti nanti jatuhnya fitnah. Belajarlah mengendalikan rasa cemburu mu, kau hanya sedang marah melihat Tara memiliki perempuan selain diri mu."
Tika membuang nafas kasar, "Aku tidak bohong!" seru gadis itu dengan wajah seriusnya.
Rama tak menanggapi, pria itu hanya merasa jika Tika sedang merasakan kecemburuan pada Vita. Merasa kesal dengan sikap Rama, Tika memutuskan untuk pulang. Rasanya semua orang sedang berpihak kepada Vita, hati Tika sakit saat ke dua lelaki yang di kenalnya akrab lebih membela Vita.
Sejak hari pertama Tara dan Vita bersama, Tika kesulitan untuk bertemu dengan Tara bahkan untuk menghubungi pria itu saja sangat sulit. Hingga tiba waktu wisuda, Tara tak sekali pun memberi ucapan selamat kepadanya meski Tika sudah berulang kali memberi ucapan selamat kepada Tara.
"Wah...Tara sama siapa tuh?" tanya Gino saat diri nya tidak sengaja melihat Tara menggandeng tangan Vita dengan mesra nya.
"Teman sekelas mungkin," sahut Tika tanpa menoleh. Untung saja pada saat itu hanya kakak pertama nya saja yang melihat Tara bersama Vita, jika mamah dan papah nya melihat pasti akan ada banyak pertanyaan yang mereka keluarkan.
Acara wisuda selesai, sampai detik ini pun Tara tidak ada menghubungi Tika. Gadis itu merasa jenuh, hingga pada akhirnya Tika memutuskan untuk pergi ke rumah Tara.
"Tara ada di kamarnya, sudah lama kamu gak main ke sini? kemana aja?" tanya Risty mamah Tara.
"Ada kok mah,...sekarang kan lagi sibuk-sibuk nya ngurus pekerjaan buat masa depan," sahut Tika, sudah biasa jika gadis itu memanggil Risty dengan sebutan mamah begitu sesuai permintaan Risty karena wanita itu tidak memiliki anak perempuan. Tara adalah anak satu-satunya.
Setelah di panggil oleh asisten rumah tangga, Tara keluar menemui Tika. Setelah Tara keluar mamah Risty memilih masuk ke dalam rumah. "Ngapain ke sini?" tanya Tara dengan wajah acuhnya.
"Kemana aja? kok chat dan telpon ku gak pernah di angkat?" tanya Tika dengan wajah polosnya.
"Aku sibuk, jika sedang bersama Vita aku tidak akan memegang ponsel," sahut lelaki itu membuat Tika tersenyum getir.
"Kau sudah banyak berubah Tara,..." gumam gadis itu dengan suara sedih.
"Berubah gimana?" tanya Tara tidak merasa.
"Kau sudah sangat jauh dari ku, kau bahkan ach kepada ku!" seru gadis itu.
"Itu karena ada hati yang harus aku jaga. Jika aku terus dekat dengan mu, bagaimana perasaan Vita nantinya?" tanya Tara berharap jika Tika mengerti posisinya sekarang.
Tika tertawa masam, ucapan Tara sungguh sangat melukai hatinya. "Kau tidak tahu saja jika Vita mu itu sedang bermain api di belakang mu!" Tika mengatakan apa yang ia lihat pada waktu itu.
Tara tertawa keras, pria itu sama sekali tidak mempercayai Tika. "Kau ini ada-ada saja, Vita sangat mencintai ku, dia tidak mungkin berkhianat dari ku,"ucap Tara penuh percaya diri.
"Aku serius Tara....!"gadis itu menyakinkan sahabatnya agar Tara tidak di sakiti nantinya.
"Ah,...sudah lah Tika, sebaiknya kau pulang. Aku ada janji dengan Vita." secara langsung Tara mengusir Tika. Dulu, Tara bahkan marah jika Tika pulang terlalu awal.
Tika yang kesal memutuskan untuk pulang. Lain kali, jika Tika melihat Vita bersama laki-laki lain maka dia akan mengambil bukti agar Tara percaya padanya. Kini, Tika tidak memiliki teman lagi. Tara sudah mulai menjauhi nya sedangkan Rama, gadis itu tidak berniat dekat dengan lelaki itu.
Hari-hari Tika maupun Tara, di sibukkan dengan aktivitas baru mereka. Mereka mulai sibuk menjalankan bisnis keluarga masing-masing.Sesekali Tika menghubungi Tara untuk sekedar menanyakan kabar sahabatnya itu. Tara yang sudah mulai terpikat dengan Vita memilih mengacuhkan Tika sekarang.
"Kamu marahan sama Tara?" tanya Gino pada adiknya.
Tika mengangkat wajah nya lalu menjawab pertanyaan kakak nya dengan santai. "Gak,...Tara sibuk sekarang. Kakak tahu sendiri jika Tara harapan satu-satunya dari keluarga mereka."
"Iya sih,...tapi kakak udah gak pernah lihat kamu jalan sama Tara. Apa Tara sudah punya pacar sekarang?"
Lagi-lagi, Tika berbohong tentang status Tara. Gadis itu tidak ingin melihat kakak nya kesal atas sikap Tara. Sepertinya Tika harus mengubur rasa itu untuk Tara sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Hj Silviana Astuti Sh
tika sayangi dirimu...klo teman/ tara udh cuekin kamu ...biarkanlah kamu ga usah deketin dia lg...dunia ini luas lo
2022-09-05
0
Olan
hai thor. aku mampir kekarya mu dengan membawa beberapa like. salam dari Hate But Love😊 mari saling dukung
2021-09-07
1
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
sudahlah tika.... biarkan sitara. nanti juga dia akan menyesal
2021-06-14
1