Sejak Tara menyatakan cintanya pada Vita, pria itu lebih sering menghabiskan waktunya bersama dengan Vita di bandingkan dengan Tika. Contohnya seperti sekarang, biasanya Tara akan menghampiri Tika di kantin namun sudah satu minggu ini Tara tidak menjumpai Tika di kantin. Gadis itu mulai merasa bosan, keseharian nya bersama Tara membuat dirinya jarang bergaul akrab dengan teman lainnya.
"Tara....." sapa Tika ketika melihat pria itu memasuki kantin bersama Vita.
Terlihat jelas oleh Tika jika Vita membuang pandangannya tidak suka dan seperti mengumpat dirinya. Namun gadis itu tidak peduli dengan Vita. "Kamu udah makan?" tanya Tara lalu mematikan kursi untuk Vita.
"Terimakasih sayang," ucap Vita dengan suara manjanya. Sebagai sahabat yang baik, Tika tidak ingin menghancurkan kebahagiaan Tara yang untuk pertama kalinya menjalin hubungan.
"Perut kamu gak sakit? kok makan pedes terus!" Vita bertanya dengan nada mencibir.
"Sayang, Tika ini bisa menghabiskan sambel sekilo. Jadi jangan khawatirkan dia," Tara berkata membuat hati Tika membeku. Terkesan bercanda namun Tika tidak suka jika Tara mengatakan seperti itu di depan Vita.
"Ya ampun,..kamu ini jadi perempuan gak ada feminin dikit?" lagi-lagi, Vita mengejek penampilan Tika.
"Apa pun yang membuat ku nyaman, aku tidak peduli dengan ucapan orang" sahut Tika membuat Vita kesal, ternyata ucapan Tika jauh lebih pedas dari dirinya.
"Terus,...kalau kamu berdandan seperti ini, emang ada laki-laki yang mau sama kamu?" Vita bertanya sambil mempermalukan Tika di depan Tara.
"Udah ah,...gak usah bahas Tika. Dia udah biasa kek gitu, dia kan laki-laki," bagai anak panah beracun, kata-kata Tara sudah melukai hati Tika. Gadis itu hanya tersenyum getir memandang ke arah Tara.
"Aku pulang dulu,..." ujar Tika pamit.
"Mau kemana? paling juga di rumah tidur!" seru Tara.
"Kak Gino meminta ku untuk pergi ke kantornya," bohong Tika kemudian gadis itu pergi begitu saja.
Tika adalah anak bungsu dari tiga orang bersaudara, ke dua kakak laki-lakinya sudah bekerja di perusahaan keluarga mereka. Meski tergolong anak sultan, namun Tika tidak bersikap manja seperti gadis kebanyakan. Gadis itu lebih senang mengendarai sepeda motor trail.
Tika tidak memiliki teman perempuan, Tara selalu melarangnya akrab. Bukan tanpa alasan, karena sewaktu sekolah menengah pertama, Tika pernah di bully, hal tersebut yang membuat Tara sangat menjaga Tika agar tidak terlalu akrab dengan teman perempuan. Sesampainya di rumah, Tika menghampiri mamah nya yang sedang asyik menonton drama kesukaannya.
"Anak gadis mamah tumben pulang jam segini?" tegur mamah Diana.
Tika membuang nafas kasar, menyeruput minuman milik mamah nya. "Capek...!" ucap singkat.
"Biasanya juga main sama Tara ampe sore."
"Tika ngantuk mah, mau tidur," ujar Tika kemudian memilih masuk ke dalam kamar nya. Benar saja, Tika langsung hilang kesadaran. Gadis itu akan bangun jika kakak pertamanya yang akan membangunkan.
"Dek,...bangun...makan malam," Argino membangunkan adik kesayangan. Tak kunjung bangun, Gino mencubit hidung adiknya. Tika yang tidak bisa bernafas langsung terbangun.
"Kakak....!" teriak nya kesal, "Pengen Tika cepat mati ya...?" gadis itu merajuk.
Gino langsung merangkul adik kesayangan nya, "Eeeh...jangan dong, nanti kakak nangis loh," ujar Gino dengan suara sedihnya.
"Siapa yang mau mati?" tanya Ibranio atau yang biasa di panggil Bara itu. Bara adalah kakak laki-laki nomor dua.
"Itu tuh kak, kak Gino ingin membunuh Tika." adu Tika pada Bara.
"Weeee.....enak aja. Udah ah, mandi sana," ujar Gino.
"Cepat mandi dek, kita nungguin kamu untuk makan malam," ujar Bara.
Ke dua pria itu kemudian keluar dari kamar adiknya, hanya butuh waktu lima belas menit untuk Tika menyudahi aktifitas bebersihnya. Tika menuju ruang makan, di sana sudah ada mamah dan papah juga ke dua kakaknya.
"Anak gadis kok malas gini, masa tidur dari siang ampe malam gini." Diana menggerutu di meja makan.
"Tika kecapean mah,"sahutnya santai.
"Ngapain kamu, kerja?" tanya papah Rudy.
"Udah ah,...Tika mau makan," gadis itu kemudian memakan makanan dengan lahap.
"Tara kemana Tika? udah satu minggu ini gak pernah main ke rumah loh!" tanya Diana membuat Tika terdiam.
"Sibuk kali mah," sahut Tika beralasan.
"Sibuk ngapain? perasaan tinggal nunggu wisuda aja," sambung Rudy.
"Tara mungkin sibuk mah, kan dia harus menggantikan posisi papahnya di perusahaan." Gino menambahkan.
Tika menghela nafas lega, Untung saja kakaknya bicara seperti itu. Selesai makan malam, Tika mengambil ponselnya lalu mengecek chat masuk. Tika mendengus kesal, tak satu pun pesan masuk dari Tara. Biasanya banyak pesan masuk dari Tara ketika dirinya tidak membalas pesan lelaki itu. Namun, sudah satu minggu ini ponsel Tika sepi.
Malam berganti pagi, dan pagi sekali Tara bertamu ke rumah Tika. "Ada apa?" tanya Tika yang masih kumel bangun tidur.
"Jam segini baru bangun!" Tegur tara.
"Ada apa? cepat katakan?" Tika bertanya dengan mulut menguap.
"Malam ini ulang tahun Vita, aku ingin memberi kejutan pada nya." ujar Tara memberi tahu.
"Lalu, apa hubungannya dengan ku?" tanya Tika kesal. Tara jauh-jauh ke sini hanya untuk membahas ulang tahun Vita.
"Cepat mandi, bantu aku mencari hadiah untuk Vita." Tara berkata dengan tidak sabaran.
Melihat pancaran kebahagiaan Tara, Tika tidak ingin menghancurkannya. Gadis itu langsung pergi mandi kemudian pergi bersama Tara, bahkan Tika sama sekali belum memakan apa pun saat pergi.
Di mall, Tara dan Tika keluar masuk outlet untuk mencari hadiah yang cocok untuk Vita. "Tara aku lapar." keluh Tika dengan suara lemas nya.
"Tapi aku belum menemukan hadiah untuk Vita," protes Tara.
"Tapi aku lapar Tara, aku belum makan apa pun," sekali lagi, Tika berucap berharap Tara mengerti. Namun, Tara tetap meminta Tika untuk mencarikan hadiah untuk Vita.
"Ayo lah Tika..." Tara memaksa sambil menarik tangan Tika. Tika yang sudah kesal langsung menepis tangan Tara.
"Kau sudah berubah Tara, ku bilang aku sangat lapar. Apa kau tidak lihat aku sudah lemas. Jika kau ingin mencari hadiah untuk Vita, cari sendiri. Jangan libatkan aku!" ucap Tika emosi kemudian meninggalkan pria itu. Tara mengejar Tika, masih memaksa namun gadis itu sudah sangat marah sekarang. Alhasil, Tika pergi menaiki taxi.
Tika mencari cafe, sungguh perutnya sudah sangat lapar. Namun, ketika Tika memasuki cafe, dirinya seperti melihat Vita sedang berjalan keluar bersama dengan seorang laki-laki. "Wah,...sialan tu perempuan. Dia sudah mempermainkan Tara," ucap Tika geram.
Tak mau berpikir panjang, Tika memesan makanan lalu menyantap nya seorang diri. Selesai makan Tika langsung pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
ceritany kok mirip am india iya
2022-05-22
0
Lisdiyani
awas yah , kalo Tika udah glou up, naksir Ampe nangis2😂😂
2021-08-19
1
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
si vita main air.... eehh main api
2021-06-14
2