💀
💀
💀
💀
💀
Pagi yang cerah, Ayumi sangat bersemangat karena hari ini hari pertama dirinya memakai seragam putih abu-abu, dengan semangat 45 Ayumi sarapan dengan lahapnya.
"Wah, puteri Mama semangat sekali."
"Iya dong Ma, hari ini kan hari pertama Ayumi sekolah setelah kemarin menjalani MOS dan mengikuti kegiatan jurit malam, akhirnya Ayumi menjadi siswi SMA juga," sahut Ayumi dengan antusiasnya.
"Selamat ya Sayang, Mama cuma mau berpesan kamu harus tetap hati-hati, banyak berdo'a dan jangan banyak melamun."
"Ok Ma."
"Sudah selesai sarapannya? yuk kita berangkat."
"Let's go Ma."
Selama dalam perjalanan, Mama tidak henti-hentinya memberikan nasehatnya membuat Ayumi sedikit bosan.
"Iya Ma, Ayumi ngerti."
"Mama itu khawatir sama kamu, setelah kejadian jurit malam kemarin, Mama ngeri banget mendengar cerita kamu, Mama berharap kamu tidak berurusan lagi dengan hal begituan."
"Iya Ma, Ayumi janji."
Tidak lama kemudian, mobil Mama Ayumi sampai di depan halaman sekolah.
Ayumi berjalan melangkah menuju kelasnya dengan bersemangat tidak lupa Ayumi menyapa dan tersenyum ke setiap siswa dan siswi yang sedang duduk di pinggir-pinggir kelas.
"Ayumi...."
Ayumi menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
"Hai Denis, selamat pagi!!"
"Pagi Ayumi cantik," sahut Denis dengan membenarkan posisi kacamatanya yang melorot.
"Kamu kelas apa, Denis?" tanya Ayumi.
"Aku kelas sepuluh IPA."
"Wah sama dong, berarti kita bakalan sekelas."
Denis menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Ya sudah, yuk kita masuk kelas."
"Yuk."
Ayumi dan Denis berjalan dengan beriringan sehingga membuat semua orang memperhatikan mereka. Sesampainya di kelas, ternyata Oliv dan Sasa sudah sampai.
"Ayumi, sini," teriak Oliv.
"Tumben kalian sudah datang, biasanya juga kalian langganan telat," cibir Ayumi.
"Ishh..ishh..ishh, beda dong Ay itu kan zaman SMP sekarang kita sudah SMA, malu dong kalau sampai telat, iya kan Sa?" seru Oliv.
"Betul itu," sahut Sasa dengan mulut penuh makanan.
Ketiga gadis cantik itu duduk, Oliv duduk sebangku dengan Sasa, sementara Ayumi duduk sendirian begitu pun dengan Denis yang sudah duduk di bangku paling belakang.
Seorang guru muda berusia sekitar tiga puluh lima tahunan masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi, anak-anak!!"
"Selamat pagi, Bu!!"
"Perkenalkan nama saya Bu Vera, saya adalah wali kelas kalian, selamat datang di sekolah CITA-CITA BANGSA, semoga kalian betah dan jangan lupa ikuti semua peraturan sekolah. Ok, tolong sekarang perkenalkan nama kalian masing-masing."
Semua murid pun mulai memperkenalkan nama mereka masing-masing dan di lanjitkan dengan kegiatan ngajar-mengajar. Suara bel tanda istirahat pun berbunyi membuat semua murid bersorak bahagia, mereka berlarian keluar dan bersiap menyerbu kantin.
"Kalian duluan saja ke kantin, gue mau ke toilet dulu," seru Ayumi.
"Ok, jangan lama-lama ya," sahut Sasa.
"Siiiippp."
Dengan bernyanyi-nyanyi kecil, Ayumi melangkahkan kakinya menuju toilet. Disaat Ayumi sampai di toilet, hawa panas mulai menyeruak.
"Astaga, jangan sampai saat ini gue bertemu dengan hal-hal yang aneh, gue tidak mau," gumam Ayumi.
Ayumi pun dengan cepat-cepat masuk ke dalam toilet karena sudah tidak kuat, kantong kemihnya sudah penuh dan ingin segera di keluarkan.
"Ah, akhirnya lega juga," gumam Ayumi.
Ayumi melangkah menuju wastafel untuk mencuci tangan.
Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketokkan di bilik pintu toilet yang berada di sudut itu.
"Apaan tuh?"
Ayumi cepat-cepat menyelesaikan kegiatan cuci tangannya, perasaannya tidak enak tapi di saat Ayumi menoleh ke cermin, betapa terkejutnya Ayumi saat melihat pantulan seorang anak mungkin sepantaran Ayumi dan masih memakai seragam yang sama dengan Ayumi.
Wajahnya sangat pucat, penampilannya acak-acakkan seperti habis di siksa, anak itu menangis tapi yang dikeluarkan bukan airmata melainkan darah yang keluar dari matanya.
"Tolong aku," lirihnya.
Ayumi menutup mulutnya sendiri supaya suara teriakkannya tidak keluar dan tidak membuat semua murid panik. Ayumi menggelengkan kepalanya, perlahan Ayumi mundur dan anak itu maju mendekat ke arah Ayumi.
"Jangan mendekat."
"Tolong aku..."
"Tidak, aku tidak bisa menolong kamu maafkan aku."
Ayumi dengan cepat keluar dari toilet itu dan berlari sekuat tenaga, hingga akhirnya Ayumi harus menabrak seseorang.
"Maaf Kak, tidak sengaja," seru Ayumi yang tampak meringis karena pantatnya harus mencium lantai.
Tapi sebuah tangan terulurbke arah Ayumi..
"Lo ga apa-apa?"
"Kak Farrel, maaf Kak ga sengaja."
Ayumi menyambut uluran tangan Farrel..
"Kamu ngapain lari-lari? habis ngelihat setan ya?" tanya Farrel.
Ayumi hanya tersenyum miris, Farrel memang sudah mengetahui kalau Ayumi seorang anak indigo.
"Maaf Kak, kalau begitu aku duluan ya."
Ayumi langsung berlari meninggalka Farrel, entah kenapa Ayumi merasa deg-degan kalau dekat dengan pemuda tampan itu, begitu pun juga dengan Farrel merasakan hal yang sama.
"Imut banget sih lo Ayumi, bikin gemes aja," gumam Farrel dengan tersenyum.
Sementara itu di kantin, teman-temannya tampak kesal menunggu Ayumi yang sangat lama ke toilet.
"Tuh anak kemana sih? lama banget, basonya keburu dingin," seru Sasa.
"Tahu tuh, toiletnya di Bandung kali," sambung Oliv.
"Tuh Ayumi," tunjuk Denis.
"Sorry..sorry gue lama," seru Ayumi dengan nagas ngos-ngosan.
"Lo kenapa sih, ngos-ngosan kaya gitu?" tanya Oliv.
"Ga apa-apa, mana baso gue?"
"Tuh, kayanya sudah dingin deh mau gue pesenin lagi?" tanya Sasa.
"Ga usah ini saja."
Ayumi langsung melahapnya dengan semangat, sehingga membuat semua teman-temannya melongo. Selama mengikuti pelajaran, Ayumi sama sekali tidak fokus bayangan anak di toilet tadi terus saja mengganggunya.
"Siapa anak itu? kenapa seragamnya sama kaya anak-anak disini? dan tadi gue lihat namanya itu Lula Amalia, gue sebenarnya penasaran tapi gue juga takut, aduh bagaimana ini?" batin Ayumi.
Waktu pulang pun tiba, Ayumi saat ini sedang duduk di halte menunggu bus yang lewat. Tiba-tiba sebuah motor gede berhenti di depan Ayumi, dan orang itu membuka helmnya.
"Lagi ngapain?"
"Lagi nungguin bus, Kak."
"Memangnya kamu ga di jemput?"
"Enggak, kayanya Mama lagi sibuk di toko."
"Ya sudah, ayo aku anterin kamu pulang," ajak Farrel.
"Ah tidak usah Kak, aku bisa nungguin bus saja lagipula aku ga mau ngerepotin Kakak."
Farrel turun dari motornya dan tanpa aba-aba, Farrel memakaikan helm ke kepala Ayumi.
"Ayo naik, aku ga suka di tolak," seru Farrel dingin.
Dengan ragu-ragu, Ayumi pun naik ke atas motor Farrel.
"Pegangan nanti kamu jatuh lagi."
"I--iya Kak."
Ayumi langsung berpegangan pada pundak Farell, dia tidak berani kalau pegangan ke daerah lain. Farrel tampak tersenyum di balik helmnya.
Sementara itu dari kejauhan tampak Bella mengeratkan pegangannya pada setir mobilnya kala melihat Ayumi di bonceng oleh Farrel.
"Wah tuh anak baru, ngelunjak Bel," seru Riska.
"Berani sekali dia menggoda Farrel, awas saja besok dia akan tahu akibatnya," sahut Bella.
Dengan perasaan kesal dan marah, Bella pun langsung menancapkan gasnya melewati motor Farrel.
💀
💀
💀
💀
💀
Maaf guys baru bisa up lagi, semoga ke depannya di beri kelancaran ya supaya bisa up setiap hari🙏🙏🤗🤗
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓰 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓵𝓪𝓴𝓾𝓴𝓪𝓷 𝓑𝓮𝓵𝓵𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓐𝔂𝓾𝓶𝓲 𝔂𝓪🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-09-26
0
Anni Zakiyani
sepertinya lebih baik kalimat pertama dan kedua dipisah dech thor...ga nyambung
2022-07-04
0
ẓɦ⍲ρ✓ 🌽 🇮🇩
korban bully nya bella🤭
2022-05-07
0