💀
💀
💀
💀
💀
Sasa, Oliv, dan Denis berlari pontang-panting menuju lapangan tempat semuanya berkumpul.
"Aaaaaaaaa....."
"Maaf Kak, kita nyerah," seru Sasa dengan nafas ngos-ngosan.
"Ada apa ini? kenapa kalian berlarian seperti itu? terus Ayumi mana, kenapa kalian cuma bertiga?" tanya Farrel.
Ketinya celingukkan mencari keberadaan Ayumi, mereka baru sadar kalau Ayumi tidak ada dan masih berada di ruangan kesenian itu.
"Loh Ayumi mana?" seru Oliv panik.
"Kalian tenang dulu, coba ceritakan apa yang sudah terjadi?" tanya Dillan.
"Begini Kak, tadi kita masuk ke ruangan kesenian dan disana ada satu bendera di pojokkan karena kita merasa suasana di dalam ruangan kesenian itu agak aneh, kita tidak ada yang berani mengambil bendera itu tapi Ayumi mencoba untuk mengambil bendera saat Ayumi mau ngambil benderanya, tiba-tiba ada penampakan sosok perempuan dengan memakai pakaian suster, kita sangat ketakutan kita langsung lari dan kita kira Ayumi ikut lari bersama kita, tapi kemana dia?" jelas Oliv dengan paniknya.
"Gawat Rel," seru Dillan.
"Memangnya ada apa Kak?" tanya Sasa.
"Kita sama sekali tidak menyimpan bendera di ruangan kesenian, ruangan kesenian itu sangat angker tidak ada yang berani masuk ke dalam ruangan itu sendirian, menurut teman-teman yang pernah melihat penampakkan katanya mereka melihat sosok wanita berpaian suster disana," sahut Dillan dengan suara yang pelan.
Dillan tidak mau semua anak-anak menjadi panik dan takut dengan ceritanya itu.
"Ya sudah, kalian tunggu saja disini biar gue dan anak-anak cowok kesana mencari Ayumi," seru Farrel.
Farrel, Dillan, dan keempat panita cowok pergi ke ruangan kesenian untuk mencari Ayumi. Sementara ketiga teman Ayumi berkumpul dengan yang lainnya.
"Bagaimana ini Rell, ternyata hantu suster itu memang ada," seru Dillan.
"Sudaj diam jangan berisik."
Keenam cowok itu tidak menyadari kalau sosok suster mega sudah berdiri di belakang mereka. Farrel tampak terdiam sejenak merasakan hawa yang sangat aneh dan berbeda.
Sesampainya di ruangan kesenian, Farrel mencoba membukanya tapi pintu ruangan itu terkunci.
"Terkunci, Diki sama Doni coba kalian panggil Pak Bejo soalnya kunci semua ruangan dia yang pegang," seru Farrel.
"Ok."
Kedua teman Farrel pun segera berlari memanggil Pak Bejo dan tidak lama kemudian mereka pun berlari dengan di susul Pak Bejo yang ikut berlari juga.
"Ada apa ini?" tanya Pak Bejo.
"Begini Pak, teman kami terkunci di dalam."
"Apa? kok bisa?"
"Tidak tahu Pak."
Sementara itu sosok suster Mega terlihat ingin mencekik leher Pak Bejo tapi sayang, suster Mega tidak bisa menyentuh Pak Bejo.
"Kok, aku merinding ya," batin Pak Bejo.
Ceklekkk....
Pintu pun terbuka, Dillan segera menyalakan lampu ruangan itu dan terlihat Ayumi sudah tergeletak di lantai.
"Ayumi, Ay bangun Ay," seru Farrel dengan menepuk-nepuk pipi Ayumi.
Perlahan Ayumi mengerjapkan matanya..
"Aku kenapa Kak?" tanya Ayumi bingung.
"Lo pingsan, sudah jangan dulu banyak bertanya ayo gue bantu lo berdiri," sahut Farrel.
Farrel pun mengalungkan tangan Ayumi ke lehernya dan membantu Ayumi berdiri. Wajah mereka sangat dekat, sesaat mereka saling pandang satu sama lain hingga akhirnya mereka tersadar.
"Kenapa kamu bisa terkunci disini?" tanya Pak Bejo.
Ayumi menoleh dan betapa terkejutnya Ayumi saat melihat wajah Pak Bejo yang tidak lain satpam sekolah yang membantu Azril menguburkan jasad suster Mega. Seketika tatapan Ayumi sangat tajam, Ayumi sangat benci kepada satpam itu.
"Anak itu kenapa? kok sepertinya dia membenciku," batin Pak Bejo.
"Ya sudah, ayo gue antar lo ke UKS," seru Farrel.
Dillan kembali mematikan lampu ruangan itu dan semuanya keluar. Disaat di depan pintu, sosok suster Mega kembali muncul membuat Ayumi reflek menghentikan langkahnya.
"Tolong aku, pindahkan aku dari sini, aku ingin dikubur dengan layak dan aku juga ingin Azril dan pria tua bangka itu mengakui kejahatannya maka setelah itu aku akan pergi dengan tenang," serunya dengan suara yang membuat bulu kuduk berdiri.
Ayumi menoleh, Ayumi tersenyum dan mengangguk, kelakuan Ayumi itu tidak lepas dari penglihatan Farrel.
"Ada apa Ay, kok berhenti?" tanya Farrel.
"Ah iya, maaf Kak."
Ayumi pun di papah oleh Farrel menuju ruangan UKS.
"Lo, istirahat dulu disini."
"Aku tidak apa-apa Kak, lebih baik aku ke Aula saja bergabung dengan yang lainnya."
"Beneran lo tidak apa-apa? tidak ada yang sakit?"
"Iya Kak, aku tidak apa-apa."
Farrel pun mengantar Ayumi ke Aula, selama berjalan menuju Aula, tidak ada pembicaraan di antara mereka, mereka berdua tampak canggung dan salah tingkah.
"Astaga Ayumi, lo tidak apa-apa kan?" tanya Sasa yang langsung menghampiri Ayumi.
"Gue ga apa-apa, lo tenang saja."
"Ya sudah, lo istirahat jangan dulu ikut kegiatan yang lainnya," seru Farrel.
"Terima kasih, Kak."
Farrel pun pergi meninggalkan Aula, Ayumi langsung bergabung dengan Oliv.
"Tadi lo kenapa? gue khawatir banget tahu ga," seru Oliv.
Ayumi hanya tersenyum penuh arti membuat kedua sahabatnya penasaran. Kemudian Ayumi mulai merebahkan tubuhnya di atas matras yang dia bawa dari rumah.
***
Keesokkan harinya....
Tepat pukul lima pagi, Farrel dan teman-temannya membawa kentongan untuk membangunkan semua calon siswa baru.
"Bangun..bangun semuanya," teriak Bella.
"Ayo bangun, tidur kok kaya kebo," sambung Riska.
"Ayo semuanya bangun, kita olahraga pagi dulu sekarang," teriak Dillan.
Semua calon siswa baru mulai bangun dan bergantian ke kamar mandi, sementara Farrel dan teman-temannya sudah menunggu di lapangan. Semuanya melakukkan olahraga pagi dengan lancar.
"Kalian boleh istirahat dulu, bagi yang mau mandi silakan giliran bergantian jangan tusuh ngantri yang tertib," seru Farrel.
"Baik Kak."
Semuanya pun membubarkan diri...
Ayumi, Sasa, Oliv, dan Denis duduk di kursi depan danau buatan sembari menunggu giliran kamar mandi.
"Liv, kita bawa baju ganti dulu yuk," ajak Sasa.
"Ayo, Ay lo mau kita bawakan baju ganti?" tanya Oliv.
"Tidak usah, nanti gue ambil sendiri kalian duluan saja nanti gue nyusul," sahut Ayumi.
"Jangan lama-lama duduk sendirian nanti kesambet loh," sambung Denis.
Ketiganya pun pergi meninggalkan Ayumi, Ayumi duduk sendirian, tatapannya jauh menerawang ke danau buatan itu. Ayumi bingung bagaimana cara mengungkap kematian suster Mega. Tiba-tiba ada seseotang yang menyodorkan air botol mineral kehadapan Ayumi.
"Boleh gue duduk disini?" tanya Farrel.
"Kak Farrel, boleh duduk saja."
"Lo lagi ngapain bengong sendirian disini?"
"Lagi ngadem saja."
"Hmm...Ay, boleh gue tanya sesuatu sama lo?"
"Kakak mau tanya apa?"
"Apa lo bisa melihat makhluk halus?" tanya Farrel.
Ayumi yang baru saja meneguk air mineral yang diberikan oleh Farrel langsung muncrat dan tersedak.
"Uhuk..uhuk..uhuk."
"Lo kenapa?"
"Kok Kakak bisa berpikiran seperti itu?" tanya Ayumi gugup.
"Gue merasa aneh saja dengan kejadian tadi malam, asal lo tahu ruangan kesenian itu angker katanya suka ada setan memakai pakaian seperti suster. Lagipula tadi malam gue lihat, lo seperti lagi ngomong sama seseorang."
"Perasaan Kakak saja kali."
"Jangan bohong Ayumi, lo ga bakalan bisa bohongi gue."
Ayumi menundukkan kepalanya, dia ragu-ragu untuk mengakui dirinya sebagai anak indigo. Ayumi takut di sangka gila kalau tahu Ayumi bisa melihat hantu.
"Lo pegang omongan gue, gue tidak akan memberi tahukan semuanya kepada yang lainnya."
Ayumi tampak menghela nafasnya dan dengan berat hati Ayumi menganggukkan kepalany. Entah kenapa Ayumi merasa nyaman dan percaya kepada Farrel walaupun mereka baru saja bertemu.
"Seperti yang gue kira."
"Tapi please jangan sampai anak-anak yang lain tahu tentang kelebihan yang aku punya, aku takut mereka menjauhi aku dan menganggap aku gadis gila."
"Sebenarnya gue juga punya kelebihan sama seperti lo, cuman bedanya kalau gue hanya bisa merasakan kehadiran mereka sementara gue tidak bisa melihatnya."
"Apa? jadi Kakak juga punya kelebihan?"
"Iya, tapi hanya sebatas bisa merasakan saja tidak bisa melihat wujudnya."
"Kak, kalau aku cerita masalah hantu suster itu, apa Kakak bakalan percaya sama aku?" tanya Ayumi.
"Hah, jadi hantu suster itu beneran ada?" seru Farrel merasa tertarik dengan cerita Ayumi.
Ayumi menganggukkan kepalanya, Ayumi mulai menceritakan musibah yang menimpa suster Mega kepada Farrel dan Farrel merasa sangat terkejut.
"Gila, gue ga nyangka kalau Pak Bejo terlibat dalam pembunuhan suster Mega, jadi sekarang rencana lo apa?" tanya Farrel.
"Nah itu dia Kak, aku bingung harus bagaimana menjelaskannya, pasti aku akan disangka gila kalau menuduh orang sembarangan tanpa bukti."
"Bagaimana kalau kita pergi ke rumah Pak Rusli? kebetulan dengar-dengar, Kak Azril baru pulang dari Singapura, jadi lo bisa bicara dengan Kak Azril pasti Kak Azril akan mengerti dengan arah pembicaraan lo."
"Kok Kakak tahu kalau Kak Azril sudah pulang dari Singapura?"
"Karena gue sama Kak Azril sepupuan, tepatnya sepupu jauh, gue sama keluarga Om Rusli memang tidak terlalu dekat makannya gue sangat kaget saat lo bilang kalau Kak Azril yang membunuh pacarnya sendiri."
"Terus sekarang bagaimana?" tanya Ayumi.
"Ya mau tidak mau, Kak Azril dan Pak Bejo harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, setelah kegiatan ini selesai, gue bakalan anterin lo menemui Kak Azril, bagaimana?"
"Boleh."
Dati kejauhan Bella dan Riska memperhatikan Ayumi dan Farrel.
"Wah, tuh anak baru lama-kelamaan makin ngelunjak, berani banget dia ngedeketin Farrel," kesal Bella.
"Apa perlu kita kasih pelajaran?" tanya Riska.
"Harus dong, tidak ada yang boleh ngedeketin Farrel karena Farrel hanya milik gue seorang," sahut Bella.
***
Tiga hari kemudian, tidak terasa kegiatan camping di sekolah pun selesai semuanya bubar dan sudah resmi menjadi siswa dan siswi baru SMA CITA-CITA BANGSA.
Hari ini adalah hari minggu, seperti janji Farrel hari ini dia akan mengantar Ayumi ke rumah Azril. Semenjak kegiatan camping itu, Ayumi dan Farrel semakin akrab mereka sering ngobrol bareng. Farrel saat ini sedang menunggu Ayumi di depan rumah Ayumi.
"Hai Kak, maaf ya sudah lama menunggu?" tanya Ayumi.
"Tidak, biasa saja kok."
"Ya sudah yuk kita berangkat sekarang," ajak Ayumi.
"Ini pakai dulu helmnya."
Farrel tampak memakaikan helm ke kepala Ayumi, lagi-lagi jarak wajah mereka hanya beberapa centi saja membuat jantung Ayumi semakin berdetak dengan kencangnya.
"Sudah, yuk naik."
Ayumi pun segera menaiki motor sport milik Farrel.
"Pegangan Ay, nanti takut jatuh."
"Ah, i--iya."
Perlahan Ayumi memegang pundak Farrel karena Ayumi bingung harus berpegangan kemana. Dengan jahilnya Farrel menghentakkan motornya sehingga membuat Ayumi terkejut dan langsung memeluk pinggang Farrel.
"Nah, itu baru pegangan yang benar," ucao Farrel dengan senyumannya.
Farrel mulai melajukan motornya, sementara Ayumi tampak ketakutan dan tanpa sadar dia semakin mengeratkan pelukkannya ke perut Farrel. Tidak butuh waktu lama, mereka sampai di sebuah rumah lantai dua yang bisa dibilang sedikit mewah itu.
"Ayo masuk," ajak Farrel.
Farrel pun menekan bel rumahnya, dan kebetulan Pak Rusli yang membukanya.
"Farrel."
"Siang Om, kenalkan ini teman Farrel namanya Ayumi, dia anak baru juga di sekolahan SMA CITA-CITA BANGSA."
"Benarkah? ayo masuk."
Farrel dan Ayumi pun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruangan tamu.
"Ada perlu apa kalian kesini?" tanya Pak Rusli.
"Ah tidak apa-apa, Farrel hanya ingin bertemu dengan Kak Azril katanya baru pulang dari Singapura ya."
"Iya, Azril ada di kolam berenang, kamu temui saja dia disana," seru Pak Rusli.
"Baiklah, kalau begitu Farrel dan Ayumi kesana dulu."
Farrel pun menarik tangan Ayumi, sesampainya di kolam berenang, terlihat pria dewasa dengan tubuh tegap berotot dan berwajah tampan itu sedang memakai handuk kymononya.
"Kak Azril," panggil Farrel.
"Farrel, apakabar kamu? tumben mampir kesini? wah..wah..sudah punya pacar ternyata, cantik juga pacarnya," goda Azril dengan tawanya yang sangat menawan.
Tapi sayang, Ayumi malah tampak semakin jijik dan benci melihat Azril yang tertawa lepas seperti tidak terjadi sesuatu saja.
"Langsung saja, sebenarnya kedatangan kita kesini hanya ingin memastikan saja."
"Kamu mau memastikan apa, Farrel?"
"Maaf Kak, apa Kakak kenal dengan Suster Mega?" sambar Ayumi yang sudah tidak sabar ingin mengetahui jawaban Azril.
Deg....
Tiba-tiba tubuh Azril membeku, lidahnya kelu, dan matanya tampak melotot mendengar nama Mega di sebut.
"Me--Mega si--siapa? sa--saya ti--tidak mengenalnya," sahut Azril terbata.
Azril menjadi tidak nyaman duduk, bahkan saat ini sosok Suster Mega sudah berdiri di samping Azril dengan tatapan tajamnya.
"Yakin Kakak tidak mengenal dengan Suster Mega?" Ayumi mencoba meyakinkan lagi.
"Siapa kamu? berani-beraninya bertanya seperti itu kepadaku? aku bilang tidak kenal ya tidak kenal, sudahlah aku mau tidur aku malas berurusan dengan kamu," sahut Azril yang mulai terlihat kesal.
"Kakak harus mempertanggung jawabkan perbuatan Kakak, kasihan Suster Mega dia ingin Kakak mengakui kesalahan Kakak di depan orang tuanya dan Suster Mega juga ingin dimakamkan secara layak," seru Ayumi yang langsung menghentikan langkah Azril.
Azril tampak mengepalkan tangannya dan dengan cepat membalikkan tubuhnya dan langsung mencekik leher Ayumi.
"Kakak, apa-apaan lepaskan Ayumi? jangan sampai aku bertindak kasar dan tidak sopan kepada Kakak," teriak Farrel.
"Kamu siapa? berani-beraninya ikut campur urusanku," seru Azril dengan amarah yang memuncak.
Ayumi sudah kelabakan dan kehabisan oksigen dengan cengkraman tangan Azril, sementara Farrel berusaha melepaskan tangan Azril tapi tenaga Farrel kalah dengan Azril.
Sosok Suster Mega menyentuh pundak Ayumi, seketika Azril melotot kala melihat penampakan Mega ada di belakang Ayumi.
"Me--Mega."
Azril melepaskan cekikannya dan memundurkan langkahnya. Ayumi terjatuh dan terbatuk-batuk. Mega mendekati Azril dan balik mencekik Azril.
"Akui kesalahanmu di depan orang tuaku, dan pertanggung jawabkan kejahatanmu atau aku akan membawa kamu ikut bersamaku," seru Mega.
"Ba--baik Me--Mega, am--ampuni aku Mega," ucap Azril terbata-bata.
Sedangkan Farrel yang tidak bisa melihat sosok Mega hanya bisa mengerutkan keningnya dan Pak Rusli pun hanya bisa menatap anaknya dengan bingung. Dengan deraian airmata, Azril memeluk kaki Pak Rusli dan mengakui kesalahannya. Seketika Pak Rusli lemas dengan pengakuan anak semata wayangnya itu.
Akhirnya Azril dan Pak Bejo di tangkap oleh Polisi, dengan tangan yang di borgol Azril dan Pak Bejo di giring ke halaman belakang sekolah untuk menunjukkan dimana mereka menguburkan Suster Mega.
Setelah di gali dan dibuka karungnya, ternyata jasad Mega sudah tinggal tulang belulang. Pihak Polisi membawanya ke rumah Mega, kedua orang tua Mega sudah menerima dan memaafkan Azril, karena menyimpan dendam pun percuma anak mereka tidak akan kembali hidup lagi.
Azril dan Pak Bejo akhirnya di bawa ke Kantor Polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, sedangkan di sekolah semua siswa berkumpul di lapangan karena Pak Rusli mengundurkan dirinya, beliau merasa malu dengan perbuatan anaknya.
Disaat Ayumi dan yang lainnya sedang serius memdengarkan kata-kata terakhir Pak Rusli, tiba-tiba angin menyibakkan rambut Ayumi, Sebuah tangan mengusap kepala Ayumi.
"Terima kasih anak baik, semoga kamu bahagia selalu, sekarang aku bisa pergi dengan tenang, selamat tinggal Ayumi."
Suara Mega terdengar di telinga Ayumi tapi kali ini Ayumi tidak bisa melihat sosok Mega. Angin kembali menerpa rambut Ayumi.
"Sama-sama, Kak," batin Ayumi.
💀
💀
💀
💀
💀
Ayo mana lagi yang mau order nih🤗🤗
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻𝓷𝔂𝓪 𝓐𝔃𝓻𝓲𝓵𝓵 𝓭𝓪𝓷 𝓟𝓪𝓴 𝓑𝓮𝓳𝓸 𝓭𝓲 𝓽𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪𝓹 𝓭𝓪𝓷 𝓼𝓾𝓼𝓽𝓮𝓻 𝓜𝓮𝓰𝓪 𝓭𝓲 𝓶𝓪𝓴𝓪𝓶 𝓴𝓪𝓷 𝓭𝓷𝓰𝓷 𝓵𝓪𝔂𝓪𝓴👏👏👏👏𝓶𝓪𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱 𝓐𝔂𝓾𝓶𝓲 𝓴𝓪𝓶𝓾 𝓱𝓮𝓫𝓪𝓽👍👍👍👍
2022-09-26
0
Park Kyung Na
👍👍
2022-09-23
1
Anni Zakiyani
kolam renang
2022-07-04
1