💀
💀
💀
💀
💀
Sesampainya di Aula, Ayumi dan kedua sahabatnya langsung menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Sembari menunggu jurit malam di mulai, semua anak-anak saling bercanda satu sama lain, dan ada juga yang main gitar dan nyanyi-nyanyi.
Di ruangan OSIS....
"Bagaimana, apa kalian sudah siap untuk menakut-nakuti para peserta MOS itu?" tanya Dillan.
"Siap dong, kita sudah menyiapkan baju dan alat-alat makeup lainnya untuk aksi kita nanti malam," sahut Endro.
"Bagus, kita harus buat mereka ketakutan."
"Sorry ya, gue ga bakalan ikutan males mendingan tidur disini," seru Bella.
"Yoi, ngantuk tahu kalian saja sana yang kerjain mereka kita disini saja," sambung Riska.
"Dasar pada manja kalian," cibir Farrel.
"Masih ada waktu tiga jam lagi, mending sekarang kalian tidur dulu sebelum jurit malam di mulai," seru Dillan.
"Iya kalian tidur dulu, gue mau memantau anak-anak baru itu dulu," sahut Farrel.
"Ok gue ikut, Rel."
Farrel dan Dillan pun pergi meninggalkan ruangan OSIS itu, sementara yang lainnya mulai berbenah untuk tidur sejenak. Farrel dan Dillan berjalan menuju Aula, tempat dimana semuanya berkumpul.
"Rel, lo merasa merinding tidak sih? kok bulu kuduk gue merinding ya," seru Dillan.
"Jangan macam-macam deh lo Lan, memang hawa malam ini agak dingin sih," sahut Farrel.
Sesampainya di Aula, Farrel dan Dillan melihat para siswa baru sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tatapan Farrel berhenti kepada sosok cantik yang memang dari awal sudah menarik perhatiannya.
Sementara Ayumi dan kedua sahabatnya termasuk Denis sedang tertawa bersama dan bercanda.
"Cantik banget," batin Farrel.
"Woi, ada Kak Farrel sama Kak Dillan tuh, ya ampun ganteng-ganteng banget mereka," seru Sasa.
Ayumi dan Oliv pun menoleh, tatapan Ayumi sangat serius bukan Farrel yang Ayumi tatap melainkan sosok yang ada di belakang Farrel dan Dillan.
Sosok perempuan yang memakai pakaian suster itu tampak berdiri dibelakang Farrel dan Dillan, wajahnya sangat pucat tatapannya lurus ke arah Ayumi. Tiba-tiba sosok perempuan itu meneteskan sesuatu dari matanya, bukan airmata yang menetes melainkan darah.
"Tolong aku...." lirih perempusn itu.
"Astagfirullah haladzim," seru Ayumi dengan mengusap wajahnya.
"Lo kenapa Ay? kita tahu mereka memang ganteng, tapi tidak perlu sampai istigfar segala kali Ay, lo kaya lihat setan saja pakai istigfar segala," cebik Sasa.
Ayumi hanya bisa meringis memperlihatkan deretan gigi-giginya yang putih. Farrel dan Dillan menghampiri Ayumi dan yang lainnya.
"Hallo, boleh kita gabung?" sapa Dillan.
"Bo--boleh dong Kak, silakan," sahut Olivia.
"Oh iya, gue belum tahu nama-nama kalian." seru Dillan.
"Gue Sasa, Kak."
"Gue Oliv."
"Aku----" seru Denis terpotong.
"Sorry, gue ga minat tahu nama lo, kalau ini siapa namanya Neng? cantik benar," seru Dillan.
"Ayumi," jawab Ayumi singkat.
"Hai, gue Dillan dan yang ini Farrel."
"Iya, sudah tahu."
Pandangan Ayumi masih terpaku kepada sosok perempuan yang ada di belakang Farrel. Sosok perempuan itu terus saja menatap Ayumi.
"Tolong aku," lirihnya lagi.
"Jangan..jangan ganggu aku, please," gumam Ayumi.
"Apa? perasaan gue ga ganggu lo," seru Farrel.
"Ah, maaf bukan sama Kakak kok," sahut Ayumi dengan gugupnya.
Semua orang mengernyitkan keningnya dan menatap kearah Ayumi, sedangkan sosok itu kembali menghilang. Ayumi yang sadar semua orang menatapnya, hanya mampu cengengesan.
***
Waktu pun berjalan dengan cepat, jam menunjukkan pukul sebelas malam semua siswa baru berkumpul di lapangan. Udara malam itu sangat dingin sampai menusuk tulang, tiba-tiba saja suasana menjadi sedikit mencekam dan membuat bulu kuduk berdiri.
"Ok, saat ini waktunya jurit malam di mulai, tolong kalian berbaris dengan kelompok kalian masing-masing, saya akan membagikan nomor kepada setiap kelompok," seru Farrel.
Farrel pun dengan cekatan membagikan nomor kepada ketua kelompok masing-masing dan kebetulan kelompok Ayumi mendapat giliran ke tiga.
"Setiap kelompok akan diberi waktu lima belas menit untuk mengumpulkan bendera sebanyak-banyaknya dan kami hanya akan memberikan satu senter saja kepada setiap kelompok, silakan untuk nomor urut pertama bersiap-siap," seru Dillan.
Kelompok pertama pun maju ke depan, dari wajah-wajah mereka sangat terlihat sekali kalau mereka sangat tegang.
"Kalian sudah siap?" tanya Farrel.
"Siap Kak."
"Ok, waktu kalian di mulai dari sekarang," teriak Farrel.
Kelompok pertama pun langsung berlari ke setiap ruangan untuk mencari bendera yang sudah di sebar oleh panita. Para pengurus OSIS tampak berdiri menghadap kearah ruangan dengan melihat jam tangannya.
"Ok, waktu kalian sudah habis," teriak Dillan.
Kelompok pertama pun keluar dengan membawa dua bendera, wajah mereka tampak pucat semua dan penuh dengan keringat, mereka sangat ketakutan dengan setan-setanan yang dibuat oleh pengurus OSIS untuk menakut-nakuti mereka.
"Waduh, lihat wajah mereka pucat kaya gitu pasti ada sesuatu di dalam disana, bagaimana ini?" seru Denis dengan menggigit jari-jarinya.
"Apaan sih lo Nis, cemen banget jadi laki belum apa-apa sudah takut duluan lo," cibir Sasa.
"Memangnya lo berani?" tanya Denis.
"Beuhhh, ga tahu nih anak siapa gue? jangan ditanya lagi gue juga takut," sahut Sasa.
"Dasar ya," ucap Oliv dengan menoyor kepala Sasa.
Kelompok kedua malah lebih parah lagi, mereka tidak mendapatkan bendera satu pun justru salah satu dari mereka ada yang sudah tidak sadarkan diri.
"Kenapa ini?" tanya Bella.
"Maaf Kak, tadi kata Pipit dia melihat bayangan putih melintas dan akhirnya dia pingsan," jelasnya.
"Nah lo, ada bayangan putih, Ay kita mengundurkan diri saja, lebih baik kita mendapatkan hukuman," seru Oliv.
"Apaan sih lo Liv, belum apa-apa juga sudah takut duluan, tenang saja kalau kita tidak mengganggunya mereka juga tidak akan mengganggu kita," sahut Ayumi.
"Baiklah, kelompok ketiga silakan bersiap," teriak Farrel.
"Ayo, kita pasti bisa," seru Ayumi.
Dengan langkah ragu-ragu, Ayumi, Sasa, Oliv, dan Denis masuk ke dalam ruangan kesenian. Disana sangat banyak alat-alat musik yang tertata sangat rapi. Pertama masuk kesana, suasana sudah sangat berbeda mereka saling berpegangan satu sama lain kecuali Denis.
"Nah itu benderanya, Denis ambil sana," seru Ayumi.
"Yaelah Ay, aku takut serem tahu mana letak benderanya ada di pojokan lagi," sahut Denis.
"Lo itu cowok Denis, seharusnya lebih berani dari kita-kita," seru Oliv.
Tiba-tiba ada yang memukul drum dengan sangat kencangnya.
"Allohuakabar, kodok loncat pakai rok mini," latah Denis dengan kencangnya sembari kedua tangannya di angkat ke atas.
"Apaan tuh Ay?" seru Sasa.
"Mungkin ada tikus tadi," sahut Ayumi mencoba mengalihkan pembicaraan teman-temannya.
"Aduh, perasaan gue kagak enak nih," sahut Oliv.
"Ok, kalian tenang biar gue yang ambil bendera itu," ucap Ayumi.
"Hati-hati, Ay."
Ayumi perlahan melangkahkan kakinya menuju sudut ruangan untuk mengambil bendera itu, baru saja tangan Ayumi terulur untuk mengambil bendera, perempuan dengan memakai pakaian suster itu sudah berdiri di hadapan Ayumi.
Teman-teman Ayumi yang mengarahkan senternya kearah Ayumi, sangat terkejut dan tubuhnya bergetar hebat saat sosok itu menampakkan dirinya.
"Aaaaaaaaaaaaa....." ketiga teman Ayumi berteriak bersamaan dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu.
Sementara Ayumi masih menatap sosok perempuan itu, tiba-tiba sosok perempuan itu menyentuh pundak Ayumi seketika tubuh Ayumi bergetar hebat seperti tersengat aliran listrik.
***
Seorang perempuan cantik dengan pakaian susternya bernama Mega Anggraeni baru saja keluar dari rumah sakit tempatnya bekerja. Waktu saat itu menunjukkan pukul sebelas malam, hari ini Mega dapat shift siang.
Diluar rumah sakit, seorang pria sudah menunggu Mega di atas motor sportnya.
"Azril."
"Hai Sayang, yuk kita pulang."
"Azril, tunggu dulu ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu."
"Apa? kamu mau bicara apa?" tanya Azril.
"Aku hamil Azril, sudah berjalan satu bulan," sahut Mega dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Apa? naik, kita bicarakan di suatu tempat."
Mega pun naik ke atas motor Azril, tidak ada pembicaraan di antara mereka, Azril melajukan motornya dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya motor Azril berhenti didepan sekolah.
"Loh, kok berhenti disini?" tanya Mega.
Azril tidak menjawab pertanyaan Mega, Azril menyuruh Pak Bejo selaku satpam di sekolah itu untuk membuka pintunya. Azril adalah anak Pak Rusli selaku kepala sekolah di sekolah tempat sekarang Ayumi menimba ilmu.
Azril menarik tangan Mega dengan kasar, dan membawa Mega ke ruangan kesenian.
"Sakit Azril."
"Mega, gugurkan kandungan kamu."
"Apa? tidak Azril, kita sudah berbuat dosa aku tidak mau menambah dosa lagi dengan membunuh janin ini," sahut Mega.
"Terus sekarang mau kamu bagaimana? kamu juga kan tahu kalau aku masih sekolah," bentak Azril.
"Tapi kan sebentar lagi kamu lulus, Azril."
"Tidak, aku masih ingin melanjutkan kuliah dan mencari kerja lagipula masa depan aku masih panjang, aku tidak mau di susahkan dengan hadirnya bayi itu."
"Tapi ini anak kamu Azril, kalau kamu tidak mau bertanggung jawab, aku akan memberitahukannya sama Papa kamu," ancam Mega.
Mega hendak meninggalkan tempat itu tapi Azril dengan cepat memukul kepala Mega dengan alat gamelan kecil yang ada disana. Mega jatuh tersungkur, darah mengalir dari kepala Mega seketika Mega tewas di tempat.
Azril panik, dia bingung apa yang harus dia lakukkan, akhirnya Azril berlari ke luar dan memanggil Pak Bejo. Pak Bejo sangat terkejut, Azril meminta bantuan untuk menguburkan Mega di belakang sekolah, awalnya Pak Bejo menolak tapi Azril memberikan uang tutup mulut sehingga Pak Bejo dengan terpaksa mengikuti perintah Azril karena Azril adalah anak kepala sekolah.
Sebelum dikuburkan Azril dan Pak Bejo dengan tidak berprikemanusiaan memasukkan jasad Mega kedalam karung. Setelah mereka berdua menggali kubur, kemudian mereka berdua memasukkan jasad Mega dan kemudian menguburkannya.
Sosok sister Mega itu kemudian melepaskan tangannya dari pundak Ayumi, seketika Ayumi lemas dan jatuh pingsan.
💀
💀
💀
💀
💀
Hallo semuanya, maaf ya baru bisa up lagi jangan lupa dukungannya🙏🙏
Yuk order buku KESEDERHANAAN CINTA karya Author, di jamin baper🙏🙏
Jangan lupa
like
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
kodok cheerleader ya pake rok mini segala🤣
2024-03-21
1
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
bengeeek sa
kirain berani 👻🤣
2024-03-21
1
Patrick Khan
.huaaaa q dredeg bgt.
2024-01-05
1