#3 Kisahku (2)

...#3...

...Kisahku (2)...

*Flashback*

[Seoul]

Alarm Minna berbunyi.

Minna dibangunkan oleh bunyi alarmnya seperti biasa, namun kini sudah tak seperti dulu dimana ada teriakan ibu yang meminta Minna bergegas mandi atau suara pertengkaran ayah dan Minno. Yang ada hanya sepi yang kadang diisi oleh tangisan bayi tetangga sebelah apartemen Minna.

"Hmmm sudah pagi..." Gumam Minna sambil bangkit dari tempat tidur lalu membuka gorden dan jendela.

"Sudah seminggu aku di Seoul. Hari ini weekend biasanya aku pergi jalan-jalan dengan Minno oppa atau Jaehyong atau berbelanja dengan ibu. Hari ini aku melakukan apa ya?" Minna kembali berbaring di kasurnya sambil berpikir.

"Oh astaga! uangku sudah menipis, aku harus mencari pekerjaan paruh waktu. Aku harus berjalan-jalan hari ini sambil mencari pekerjaan. Minggu depan tahun ajaran baru sudah di mulai, untung oppa membantuku mengurus pindah sekolah dengan cepat." Kata Minna sambil bangkit lagi dari kasurnya, lalu bersiap-siap.

Beberapa saat kemudian...

"Baiklah... Mari kita lihat dimana tempat yang menerima pekerja paruh waktu!" Ujar Minna dengan semangat.

Tidak lama kemudian Minna tiba di sebuah minimarket.

"Selamat pagi, nama saya Shim Minna. Apakah minimarket ini menerima pekerja paruh waktu?" Tanya Minna kepada seorang wanita paruh baya.

"Mohon maaf nak, kami sudah memiliki empat pekerja paruh waktu. Coba ke minimarket yang lebih besar di perempatan sana, mungkin masih membutuhkan pekerja." Jawab wanita itu dengan lembut dan ramah.

"Terimakasih bibi, mohon maaf mengganggu waktu bekerja bibi." Pamit Minna.

Minna pun berjalan menuju perempatan yang di tunjukkan oleh wanita paruh baya itu.

Minna tiba di minimarket yang diarahkan oleh ibu tadi.

"Selamat pagi paman, apakah minimarket ini membutuhkan pekerja paruh waktu?" Tanya Minna.

"Selamat pagi nak, oh kebetulan pekerja paruh waktu kami ada yang sudah berhenti karena pindah ke Gangnam. Di mana kamu tinggal nak?" Jawab pria tersebut.

"Saya tinggal tidak jauh dari sini paman, sekitar 10 menit untuk sampai di rumah saya. Oh iya nama saya Shim Minna." Kata Minna sambil membungkuk.

"Baiklah Minna, nama saya Pyo Man jun. Salam kenal. Kamu bisa mulai bekerja disini besok dari pukul 5 sore hingga hingga pukul 10 malam, tunggu sebentar." Pria itu membuka laci dan mengambil sesuatu.

"Ini seragammu Minna, besok datanglah lebih awal 1 jam kamu akan bertemu dengan laki-laki bernama Jung Dohwan, dia akan mengajarimu beberapa hal dan menemanimu bekerja besok jadi tolong jangan datang terlambat ya." Lanjut pria itu.

"Baik paman terimakasih atas kesempatannya, saya akan bekerja keras dan tidak mengecewakan paman!" Jawab Minna dengan wajah yang ceria.

"Sama-sama Minna, semoga kamu betah bekerja disini. Silahkan isi formulir ini terlebih dahulu dan jangan lupa tuliskan nomor teleponmu ya." Kata pak Man Jun..

"Baik paman." Jawab Minna.

Beberapa saat kemudian....

"Paman saya sudah selesai mengisi formulirnya, sekali lagi terimakasih sudah memberi saya kesempatan untuk bekerja disini." Kata Minna.

"Sama-sama Minna, senang dapat membantumu. Sekarang kamu pulanglah dahulu, beristirahat dan persiapkan dirimu ya." Jawab pria itu.

"Baik paman, kalau begitu saya pamit dulu. Sampai jumpa paman." Minna membungkuk dan berpamitan.

Minna pun pulang ke rumahnya dengan hati yang gembira bercampur tegang karena besok menjadi hari pertamanya untuk bekerja.

Beberapa menit kemudian Minna tiba di rumah.

"Syukurlah aku sudah dapat pekerjaan. Aku senang sekali, apalagi paman Man Jun kelihatannya sangat baik. Pokoknya aku harus bekerja keras. Semangat!" Minna menyemangati dirinya sendiri.

"Aku harus memberi kabar pada Minno oppa, semoga dia sedang tidak sibuk atau berada di luar."

Minna menelepon abangnya Minno.

"Halo oppa." sapa Minna kepada Minno.

"Halo Minna ku, bagaimana kabarmu disana?" Jawab Minno dengan lembut.

"Aku sangat baik oppa, kalian bagaimana disana? Apakah baik-baik saja?" Kata Minna.

"Tentu kami juga baik-baik saja. Apakah kamu makan dengan benar disana? Apakah uangmu masih tersisa?" Tanya Minno.

"Iya oppa aku makan dengan baik disini, uangku masih ada walaupun sudah menipis. Oppa aku akan memulai pekerjaan paruh waktuku besok, aku akan bekerja di sebuah minimarket." Jawab Minna dengan semangat.

"Kamu akan bekerja? Apa tidak apa-apa? Oppa bisa mengirimkanmu uang Minna, kau tidak perlu bekerja." Kata Minno dengan cemas kepada Minna.

"Oppa, simpan saja uang oppa untuk keperluan ayah dan ibu di sana. Aku baik-baik saja, aku akan tetap bekerja dan belajar dengan baik oppa tidak perlu khawatir ya." Minna meyakinkan Minno.

"Kurasa air mataku akan jatuh, astaga, ya ampun, Minna ku sudah dewasa!" Jawab Minno setengah mengejek.

"Kau ingin mati ya Shim Minno!" Jawab Minna dengan kesal.

"Hahaha baiklah, baiklah, aku percaya padamu Minna. Belajar dan bekerjalah disana dengan baik, jagalah kesehatanmu, mengerti?" Minno menasihati Minna.

"Baik oppa." Jawab Minna.

"Yasudah aku harus lanjut membantu ibu, kedai ibu sedang ramai kasian ibu mengerjakannya sendiri." Kata Minno.

"Baik oppa, sampaikan salamku pada ayah dan ibu ya. Katakan bahwa aku baik-baik saja." Pesan Minna kepada Minno.

"Baik, kututup teleponnya ya." Minno pun menutup teleponnya.

"Haaaah... syukurlah Minno oppa menjaga ibu dan ayah dengan baik. Aku harus mengumpulkan uang dan sesekali pulang ke Pohang untuk menengok mereka. Pokoknya aku harus bekerja keras!" Kata Minna meyakinkan dirinya sendiri.

"Baiklah, apa yang akan ku lakukan sekarang?" Minna melihat-lihat sekitar.

"Hmmm... siapkan buku untuk sekolah, menyetrika seragam, mencuci sepatu dan tas. Ayo kita kerjakan semuanya!" Kata Minna sambil mengikat rambutnya dan bergegas.

Minna mengerjakan semuanya dengan semangat.

Tidak terasa petang pun tiba.

"Haaah.... akhirnya semua selesai juga!" kata Minna sambil meregangkan badan.

"Mandi dulu ah lalu makan ramyeon."

Beberapa saat kemudian...

"Segar sekali, rumah bersih, pekerjaan beres, kerja bagus Minna!" Ucap Minna bangga dengan dirinya sendiri.

"Sekarang waktunya masak ramyeon"

Beberapa menit kemudian ramyeon sudah siap, Minna pun makan dengan lahap.

"Ramyeon dan soda memang paling top ketika lelah begini. Sambil menonton ahjussi Vincenzo yang tampan ah hehehe" Kata Minna sambil membuka laptopnya.

Waktu berlalu, Minna menikmati sorenya dengan makan ramyeon dan menonton drama favorit nya.

Malam pun tiba.

"Tidak terasa hari sudah malam, aku harus beristirahat. Aku agak gugup untuk memulai bekerja besok, tapi aku yakin aku pasti bisa. Semangat Minna! sekarang waktunya tidur." Minna pun menarik selimutnya lalu mematikan lampu mejanya.

....

(keesokan harinya)

[08.00]

"Aku akan lari pagi sebentar, cuacanya sangat bagus akhir-akhir ini." Kata Minna.

Minna pun memakai sepatu olahraganya dan membawa botol minum serta tas pinggangnya lalu keluar sambil berlari-lari kecil.

"Haaah... segar sekali, matahari juga belum terlalu terik. Kemarin sepertinya aku melihat ada taman di daerah sini, di mana ya?" Minna menengok kanan dan kiri sambil mengingat jalan.

Minna pun tiba di taman.

"Nahhh ini dia tamannya, duduk sebentar di bangku itu sambil berjemur sepertinya lumayan juga." Minna duduk di sebuah bangku taman, sambil mengeluarkan headsetnya lalu memutar musik.

[10.00]

"Hmmmm mataharinya sudah mulai panas." Minna melihat langit sambil mengerutkan dahinya.

"Baiklah saatnya kembali ke rumah." Minna pun bergegas membereskan barang-barangnya lalu pergi.

tiba-tiba...

"Hei... tunggu, tunggu sebentar hei!"

Suara lelaki memanggil Minna sambil berlari, tetapi Minna masih mendengarkan lagu jadi tidak mendengar terlalu jelas, Minna terus berlari dengan agak santai.

Lalu tiba-tiba ada yang menepuk pundak Minna.

"Astaga!" Minna menoleh dengan terkejut, lalu mematikan musik di ponselnya nya.

"Haaah... ha... hah... hah, maaf hah... saya mengejutkan anda, hah... hah..." Kata laki-laki itu dengan nafas terengah-engah.

"Ahh tidak-tidak, tidak apa-apa. Ada perlu apa memanggil saya?" Tanya Minna.

"Ini, tempat air minum anda tertinggal di bangku taman itu." Kata laki-laki itu sambil menyodorkan botol minum Minna.

"Ya ampun benar ini milik saya, ah mengapa saya ceroboh sekali. Terim...., ehh... ohhh dia sedang menelepon." Karena fokus memeriksa botol minumnya Minna tidak memperhatikan laki-laki itu. Tiba-tiba Minna melihat laki-laki itu agak menjauh dan berbalik badan sambil memegang ponsel di telinganya.

Minna menghampiri dan sedikit mencoleknya.

"Terimakasih ya, saya duluan." Dengan suara setengah berbisik.

Pria itu hanya membungkuk dan mengangguk, lalu mulai berlari ke arah yang berlainan dengan Minna.

"Dia terlalu sibuk di hari Minggu pagi seperti ini, padahal aku belum mengucapkan terimakasih dengan benar. Semoga bertemu dengannya lagi dan berterimakasih dengan sopan lain kali, aku harus mengingat wajahnya." Gumam Minna sambil mulai berlari lagi.

"Aku harus ke minimarket membeli beberapa makanan, persediaanku hampir habis."

Minna pun mampir ke minimarket dan membeli apa yang dia butuhkan.

....

Minna tiba di rumah...

[11.00]

"Akhirnya sampai. Aku berkeringat sekali." Kata Minna sambil meletakan barang bawaannya lalu membuka sepatunya.

"Masukan dulu bahan makanan ke kulkas lalu mandi."

Minna berjalan ke arah dapur lalu merapikan bahan makanan yang dibelinya ke dalam kulkas.

Setelah selesai Minna pun mandi.

Beberapa saat kemudian...

"Segar sekali rasanya, hmmm hari ini aku akan mulai bekerja paruh waktu. Aku harus tiba di minimarket itu pukul 4 sore. Sebaiknya aku istirahat dulu, pasang alarm pukul 3. Ayo kita tidur!" Minna pun membaringkan diri dan mulai tertidur.

....

Alarm Minna berbunyi pukul 3 sore.

"Hmmm sudah sore rupanya." Gumam Minna sambil bangun dari tempat tidur, lalu meregangkan badannya.

"Sebaiknya aku cuci muka dan bersiap-siap, ohhh iya seragamku belum aku angkat dari jemuran."

Setelah memeriksa semuanya, Minna bersiap-siap untuk bekerja di minimarket.

[15.45]

"Ayo kita berangkat!" Kata Minna seraya menyemangati dirinya.

Pukul 15.55 Minna tiba di minimarket.

"Selamat sore paman Man Jun, saya Minna yang datang menanyakan pekerjaan kemarin." Minna menyapa pak Pyo Man Jun.

"Selamat sore Minna, saya senang kamu tidak terlambat. tunggu sebentar ya orang yang akan mengajarkanmu mungkin agak terlambat. Karena jam segini belum terlalu ramai, mari kita berbincang sebentar di luar, taruh saja tas mu di laci meja kasir." Kata pak Man Jun.

"Baik paman." Jawab Minna.

Minna pun berbincang-bincang dengan pak Pyo Man Jun cukup lama.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang....

...****************...

Episodes
1 #1 Prolog
2 #2 Kisahku (1)
3 #3 Kisahku (2)
4 #4 Kisahku (3)
5 #5 Kisahku (4)
6 #6 Bertemu Dengannya
7 #7 Sungguh Menyebalkan
8 #8 Apa Dia Psikopat?
9 #9 Tapi
10 #10 Ada Apa Dengannya?
11 #11 Salah Paham?
12 #12 Lupakan Saja Sejenak
13 #13 Lalu Sekarang Bagaimana?
14 #14 Tidak Mengerti Situasinya
15 #15 Ceritaku [Kai Side] - Memulai untuk Mengakhirinya
16 #16 Ceritaku [Kai Side] - Awal dari Sebuah Akhir
17 #17 Ceritaku [Kai Side] - Satu Langkah
18 #18 Ceritaku [Kai Side] - Dia Benar-benar Berbeda
19 #19 Ceritaku [Kai Side] - Semakin Membuatku Penasaran
20 #20 Ceritaku [Kai Side] - Hari yang Melelahkan
21 #21 Ceritaku [Kai Side] - Apa Sih yang Kupikirkan?
22 #22 Ceritaku [Kai Side] - Satu Kesempatan
23 #23 Ceritaku [Kai Side] - Cukup Sampai Disini
24 #24 Ceritaku [Kai Side] - Janganlah Jauh Dulu Dariku
25 #25 Perasaan yang Berbeda
26 #26 Apa Benar Aku Menyukainya?
27 #27 Gerah?
28 #28 Modus
29 #29 Satu Hal Berbeda
30 #30 Jus Stroberi
31 #31 Dua Goal
32 #32 Dia Baik juga
33 #33 Lampu Hijau
34 #34 Keadaan Tak Terduga
35 #35 Rare Moment
36 #36 Aku Sudah Gila
37 #37 Selangkah Lebih Dekat
38 #38 Sebuah Sinyal
39 #39 Sarapan
40 #40 Tidak Boleh Cemburu!
41 #41 Menghargai
42 #42 Serasi
43 #43 Wawancara
44 #44 Hilang
45 #45 Tolong
46 #46 Minna, kau dimana? (1)
47 #47 Minna, kau dimana? (2)
48 #48 Aku akan menyelamatkanmu
49 #49 Ini Semua Salahku
50 #50 Apa yang Harus Kulakukan?
51 #51 Ayo Kita Jaga Kai dan Minna
52 #52 Toxic Relationship
53 #53 Minna, Biarkan Aku Menggantikanmu
54 #54 Keluarga Minna
55 #55 Keadaan yang Memburuk
56 #56 Fakta Baru Tentang Kai
57 #57 Kedatangan Minno
58 #58 Sera dan Minno
59 #59 Sebuah Kemajuan
60 #60 Hampir
61 #61 Sisi Lain Karin
62 #62 Seperti Takdir
63 #63 Perubahan Kai
64 #64 Kembali Pada Rencana
65 #65 Suatu Tanda untuk Minna
66 #66 Kesempatan
67 #67 Amnesia
68 #68 Sangat Penting
69 #69 Sakit Kepala
70 #70 Hampir Terlupakan
71 #71 Tentang Kai
72 #72 Perasaan Minna
73 #73 Sedikit Pentunjuk
74 #74 Kenapa?
75 #75 Keadaan yang Membaik (1)
76 #76 Keadaan yang Membaik (2)
77 #77 Keadaan yang Membaik (3)
78 #78 Sesuatu yang Terlewat
79 #79 Menuju Titik Terang
80 #80 Mulai Terkendali
81 #81 Kemajuan yang Sangat Pesat
82 #82 Pulang Kemana?
83 Sekilas Info
84 #83 Waktunya Pulang
85 #84 Menyesal
86 #85 Kemampuan Aneh?
87 #86 Perasaan
88 #87 Apa Aku Boleh Cemburu?
89 #88 Aku Ini Teman yang Baik
90 #89 Tetap Seperti Ini Sebentar Saja
91 #90 Tinggal Bersama?
92 #91 Ternyata Tidak Secanggung Itu
93 #92 Kantor Polisi
94 #93 Makan...
95 #94
96 #95 Mencari Petunjuk
97 #96
98 #97 Ada Apa Sebenarnya?
99 #98
100 #99 Aku Ingin Sendiri
101 #100 Jangan
102 #101
103 #102 Aku Mencintaimu
104 #103 Tidak Ingat
105 #104 Home Tour
106 #105 Menyembunyikan Sesuatu
Episodes

Updated 106 Episodes

1
#1 Prolog
2
#2 Kisahku (1)
3
#3 Kisahku (2)
4
#4 Kisahku (3)
5
#5 Kisahku (4)
6
#6 Bertemu Dengannya
7
#7 Sungguh Menyebalkan
8
#8 Apa Dia Psikopat?
9
#9 Tapi
10
#10 Ada Apa Dengannya?
11
#11 Salah Paham?
12
#12 Lupakan Saja Sejenak
13
#13 Lalu Sekarang Bagaimana?
14
#14 Tidak Mengerti Situasinya
15
#15 Ceritaku [Kai Side] - Memulai untuk Mengakhirinya
16
#16 Ceritaku [Kai Side] - Awal dari Sebuah Akhir
17
#17 Ceritaku [Kai Side] - Satu Langkah
18
#18 Ceritaku [Kai Side] - Dia Benar-benar Berbeda
19
#19 Ceritaku [Kai Side] - Semakin Membuatku Penasaran
20
#20 Ceritaku [Kai Side] - Hari yang Melelahkan
21
#21 Ceritaku [Kai Side] - Apa Sih yang Kupikirkan?
22
#22 Ceritaku [Kai Side] - Satu Kesempatan
23
#23 Ceritaku [Kai Side] - Cukup Sampai Disini
24
#24 Ceritaku [Kai Side] - Janganlah Jauh Dulu Dariku
25
#25 Perasaan yang Berbeda
26
#26 Apa Benar Aku Menyukainya?
27
#27 Gerah?
28
#28 Modus
29
#29 Satu Hal Berbeda
30
#30 Jus Stroberi
31
#31 Dua Goal
32
#32 Dia Baik juga
33
#33 Lampu Hijau
34
#34 Keadaan Tak Terduga
35
#35 Rare Moment
36
#36 Aku Sudah Gila
37
#37 Selangkah Lebih Dekat
38
#38 Sebuah Sinyal
39
#39 Sarapan
40
#40 Tidak Boleh Cemburu!
41
#41 Menghargai
42
#42 Serasi
43
#43 Wawancara
44
#44 Hilang
45
#45 Tolong
46
#46 Minna, kau dimana? (1)
47
#47 Minna, kau dimana? (2)
48
#48 Aku akan menyelamatkanmu
49
#49 Ini Semua Salahku
50
#50 Apa yang Harus Kulakukan?
51
#51 Ayo Kita Jaga Kai dan Minna
52
#52 Toxic Relationship
53
#53 Minna, Biarkan Aku Menggantikanmu
54
#54 Keluarga Minna
55
#55 Keadaan yang Memburuk
56
#56 Fakta Baru Tentang Kai
57
#57 Kedatangan Minno
58
#58 Sera dan Minno
59
#59 Sebuah Kemajuan
60
#60 Hampir
61
#61 Sisi Lain Karin
62
#62 Seperti Takdir
63
#63 Perubahan Kai
64
#64 Kembali Pada Rencana
65
#65 Suatu Tanda untuk Minna
66
#66 Kesempatan
67
#67 Amnesia
68
#68 Sangat Penting
69
#69 Sakit Kepala
70
#70 Hampir Terlupakan
71
#71 Tentang Kai
72
#72 Perasaan Minna
73
#73 Sedikit Pentunjuk
74
#74 Kenapa?
75
#75 Keadaan yang Membaik (1)
76
#76 Keadaan yang Membaik (2)
77
#77 Keadaan yang Membaik (3)
78
#78 Sesuatu yang Terlewat
79
#79 Menuju Titik Terang
80
#80 Mulai Terkendali
81
#81 Kemajuan yang Sangat Pesat
82
#82 Pulang Kemana?
83
Sekilas Info
84
#83 Waktunya Pulang
85
#84 Menyesal
86
#85 Kemampuan Aneh?
87
#86 Perasaan
88
#87 Apa Aku Boleh Cemburu?
89
#88 Aku Ini Teman yang Baik
90
#89 Tetap Seperti Ini Sebentar Saja
91
#90 Tinggal Bersama?
92
#91 Ternyata Tidak Secanggung Itu
93
#92 Kantor Polisi
94
#93 Makan...
95
#94
96
#95 Mencari Petunjuk
97
#96
98
#97 Ada Apa Sebenarnya?
99
#98
100
#99 Aku Ingin Sendiri
101
#100 Jangan
102
#101
103
#102 Aku Mencintaimu
104
#103 Tidak Ingat
105
#104 Home Tour
106
#105 Menyembunyikan Sesuatu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!