#2 Kisahku (1)

...#2...

...Kisahku (1)...

*Flashback 2018*

[Pohang]

*nit... nit... nit...* Bunyi alarm di kamar Minna.

"hmmmmm... berisik sekali!" Gumam Minna yang masih mengantuk sambil mematikan alarmnya.

"5 menit ya, beri aku waktu 5 menit untuk mengumpulkan nyawaku." Kata Minna sambil kembali menarik selimutnya.

"Ayah tidak mengerti aku tidak ingin bekerja di perusahaan, aku tidak bisa hanya duduk saja di dalam ruangan seperti itu!" Teriak Minno kepada ayahnya.

"Shim Minno kau ini tahu tidak ayah sangat ingin kau melanjutkan usaha keluarga kita ini, karena alasan itulah ayah menguliahkanmu di jurusan Manajemen Bisnis!" Jawab ayah dengan nada kesal.

Pertengkaran ayah dan Minno di lantai dasar terdengar oleh Minna.

"Ah lagi-lagi oppa dan ayah bertengkar, tolonglah ini masih pagi." Gumam Minna sambil bangun dari tempat tidurnya dengan mata setengah terbuka menuju ke kamar mandi.

"Minna apa kau sudah bangun, ayo lekas sarapan nanti kau terlambat!" Ibu memanggil Minna dari tangga.

"Ya bu, aku sedang mandi." Jawab Minna yang sedang menggosok gigi.

Minna bersiap untuk sekolah dan bergegas ke bawah untuk sarapan, waktu menunjukkan pukul 07.15.

"Minna cepat sarapan nanti kamu terlambat, minum susunya dan habiskan." Kata ibu kepada Minna.

"Iya bu, oh mana ayah dan Minno oppa? mereka tidak sarapan?" Tanya Minna kepada ibu.

Ibu menarik nafas lalu menjawab.

"Yah seperti biasa, ayahmu dan Minno bertengkar jadi mereka membawa sarapan mereka masing-masing ke kamar." kata ibu.

"Aku akan bicara dan membujuk oppa supaya dia mau bekerja di perusahaan ayah, aku benar-benar tidak mengerti apa yang ada di pikiran Minno oppa apa dia tidak kasihan melihat ayah?" Kata Minna kepada ibunya.

....

Di sekolah...

"Shim Minna!!" Teriak seseorang memanggil Minna.

"Ahh Jaehyong, tumben sekali kamu hari ini tidak terlambat? hahaha..." Ejek Minna kepada Yoon Jaehyong.

"Kau ini benar-benar sudah menyebalkan padahal ini masih pagi! Aku ikut ayahmu tadi, ayahmu kebetulan ingin bicara dengan ayahku tadi pagi katanya urusan bisnis. Lalu aku ikut berangkat ke sekolah dengan mobil ayahmu." Kata Jaehyong kepada mina.

"Oh pantas saja, aku kira besok kiamat karena kau bangun pagi sekali hari ini hahaha..." Nada Minna meledek.

"Kau benar-benar bosan hidup ya Minna?"

mereka tertawa bersama pagi itu, sambil menuju ke kelas.

...-----...

"Ini Yoon Jaehyong, temanku sejak kecil. Ayahnya bekerja di perusahaan ayahku dan keluarga kami sering liburan bersama. Banyak yang mengira aku pacaran dengan Jaehyong, padahal kami hanya sahabat dekat di rumah dan di sekolah karena itulah kami terlihat sangat akrab.

Tapi Jaehyong sedikit demi sedikit menjaga jarak dariku, dimulai dari tidak ikut dengan supirku saat berangkat sekolah dan tidak pulang sekolah bersama juga, tapi aku berpikir mungkin alasannya seperti itu karena ada anak perempuan yang ingin dia dekati, Lagipula kami masih berteman dengan baik."

..........

Bel sudah berbunyi tanda jam sekolah sudah berakhir.

"Minna aku duluan." Kata Gabin teman sekelas Minna.

"Ah iya Gabin hati-hati ya!" Jawab Minna.

"Minna, kau masih menunggu supir? Mau ku temani?" Tanya Jaehyong.

"Aku baik-baik saja Jaehyong, tidak apa-apa kau pulang saja duluan aku akan menelpon supirku lagi." Jawab Minna.

"Baiklah Minna, aku duluan ya." Pamit Jaehyong.

Minna masih menunggu, sekolah pun sudah benar-benar sepi. Minna mulai cemas dan merasa ada hal yang tidak beres.

Beberapa menit kemudian supir pun datang...

"Maaf nona Minna, tadi saya harus mengantar nyonya ke rumah sakit terlebih dahulu." Kata Pak Pilsu supir keluarga Minna.

"Apa? Kenapa ibu ke rumah sakit? Apa yang terjadi paman?" Tanya Minna dengan nada khawatir.

"Tuan Shim mengalami serangan jantung mendadak, beliau sudah di tangani di rumah sakit. Nyonya berpesan supaya saya mengantar nona dulu ke rumah untuk mengganti pakaian baru setelah itu saya antar ke rumah sakit." Pak Pilsu menjelaskan.

"Baiklah paman, ayo kita segera kerumah. Apakah Minno oppa di rumah sakit?" Tanya Minna.

"Tadi nyonya menghubunginya tetapi tidak ada jawaban, saya juga sudah mencoba tapi tuan muda tetap tidak menjawab." Jawab Pilsu.

"Ah si brengsek Minno ini benar-benar keterlaluan, bisa-bisanya dia menghilang di saat seperti ini!" Kata Minna geram pada Minno.

Minna pun mencoba menelepon Minno.

"Halo." Jawab Minno santai.

"Hei tuan muda Shim Minno di mana kau? Kenapa kau tidak mengangkat telepon ibu dan paman Pilsu?" Bentak Minna kepada Minno.

"Aku sedang di jalan tadi, aku membisukan teleponku jadi tidak mendengar ada telepon masuk. Ada apa sih marah-marah seperti kebakaran jenggot saja!" Jawab Minno.

"Ini tidak sesepele kebakaran jenggot tahu! ayah dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung di kantor. Kau ini anak laki-laki macam apa tidak tahu apa-apa tentang keluargamu sendiri!" Minna menjelaskan dengan kesal.

"Apa? Ayah di rumah sakit? Lalu kau dimana sekarang?" Tanya Minno dengan panik.

"Aku di jalan menuju ke rumah, aku akan mengganti baju lalu pergi ke rumah sakit. Kau dimana sekarang?" Minna menjawab lalu kembali bertanya pada Minno.

"Aku baru tiba di rumah, baiklah aku akan menunggumu. Kita ke rumah sakit bersama saja." Jawab Minno.

"Baiklah sampai bertemu di rumah." Minna pun menutup teleponnya.

Minna sangat khawatir dan benar-benar takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap ayahnya.

....

Setibanya di rumah Minna langsung mencari Minno.

"Oppa... oppa..." Teriak Minna sedari pintu utama.

"Ya aku sedang di kamarku." jawab Minno dari kamarnya di lantai atas.

Minna pun bergegas ke lantai atas menuju kamarnya untuk mengganti baju, supaya bisa cepat-cepat menuju rumah sakit.

Beberapa saat kemudian.

"Minna apa kau sudah siap? Aku menunggumu di mobilku ya, kita pakai mobilku saja biar pak Pilsu siaga di rumah siapa tahu ayah dan ibu perlu apa-apa." Kata Minno pada Minna.

"Ya oppa." Jawab Minna.

"Paman Pilsu, aku dan Minna akan berangkat ke rumah sakit. Paman di rumah saja ya, supaya nanti jika ada yang di perlukan paman bisa mengantarkannya ke rumah sakit." kata Minno kepada pak Pilsu.

"Baik tuan muda, hati-hati di jalan. Telepon saja saya jika membutuhkan sesuatu." Jawab pak Pilsu.

"Baik paman, kami pergi dulu." Pamit Minna.

....

Dalam perjalanan...

"Oppa, apa oppa benar-benar tidak mau bekerja meneruskan perusahaan ayah? Kasihan ayah harus mengelolanya sendiri apa oppa tidak memperhatikan ayah sedikit saja?" Tanya Minna kepada Minno.

"Minna, kamu tidak mengerti bagaimana di posisiku. Aku tidak bisa bekerja di perusahaan ayah karena aku takut tidak bisa mengatur segala sesuatunya dengan baik. Kuliahnya saja membuatku setengah mati apalagi aku harus mempraktekannya." Jawab Minno

"Jika aku sudah besar aku mau membantu ayah, aku tidak tega melihat ayah mengelola bisnisnya sendiri. Walaupun aku sangat ingin menjadi dokter, tapi kalau ayah memintaku untuk meneruskan perusahaannya aku pasti akan menurutinya. Sarjanaku masih lama oppa!" kata Minna sambil menahan tangis.

"Minna, segala sesuatu ada waktunya. Kita pikirkan masalah ini nanti ya, sekarang kita fokus dulu saja pada kesehatan ayah. Kita doa kan supaya ayah baik-baik saja dan bisa segera pulang kerumah dengan sehat." Kata Minno menenangkan Minna.

"Iya oppa." Jawab Minna dengan wajah tertunduk.

....

Sesampainya di rumah sakit...

"Ibu..." Minna memeluk ibunya yang sedang menunggu di depan ruangan ayahnya.

"Ibu bagaimana keadaan ayah? Apa ayah baik-baik saja?" Tanya Minno dengan cemas kepada ibunya.

"Minno, Minna, Ayah kalian stroke dan masih harus di observasi lebih lanjut lagi." Kata ibu.

Minna menangis di pelukan ibu, Minno pun merangkul Minna dan ibunya.

...-----...

Ayah Minno dan Minna pun tidak bisa bekerja dan harus memulihkan dirinya. Perusahaan di lanjutkan oleh ayah Jaehyong, namun karena ayah Jaehyong masih belum siap sepenuhnya menjalankan perusahaan, akhirnya perusahaan ayah Minna diambang kebangkrutan dan para kolega menarik saham mereka dari perusahaan tersebut.

Sejak saat itulah, ibu dengan Minno membuka kedai untuk biaya pengobatan ayah.

Minna pun pindah ke Seoul, setelah kenaikan kelas kelas 3.

"Hari ini aku harus memulai semuanya, disini ditempat ini aku harus berjuang untuk masa depanku dan keluargaku. Aku tidak boleh mengecewakan ayah, ibu dan oppa aku tidak mau jadi beban untuk mereka." Ucap Minna dalam hati sambil mengepalkan tangannya.

...****************...

Episodes
1 #1 Prolog
2 #2 Kisahku (1)
3 #3 Kisahku (2)
4 #4 Kisahku (3)
5 #5 Kisahku (4)
6 #6 Bertemu Dengannya
7 #7 Sungguh Menyebalkan
8 #8 Apa Dia Psikopat?
9 #9 Tapi
10 #10 Ada Apa Dengannya?
11 #11 Salah Paham?
12 #12 Lupakan Saja Sejenak
13 #13 Lalu Sekarang Bagaimana?
14 #14 Tidak Mengerti Situasinya
15 #15 Ceritaku [Kai Side] - Memulai untuk Mengakhirinya
16 #16 Ceritaku [Kai Side] - Awal dari Sebuah Akhir
17 #17 Ceritaku [Kai Side] - Satu Langkah
18 #18 Ceritaku [Kai Side] - Dia Benar-benar Berbeda
19 #19 Ceritaku [Kai Side] - Semakin Membuatku Penasaran
20 #20 Ceritaku [Kai Side] - Hari yang Melelahkan
21 #21 Ceritaku [Kai Side] - Apa Sih yang Kupikirkan?
22 #22 Ceritaku [Kai Side] - Satu Kesempatan
23 #23 Ceritaku [Kai Side] - Cukup Sampai Disini
24 #24 Ceritaku [Kai Side] - Janganlah Jauh Dulu Dariku
25 #25 Perasaan yang Berbeda
26 #26 Apa Benar Aku Menyukainya?
27 #27 Gerah?
28 #28 Modus
29 #29 Satu Hal Berbeda
30 #30 Jus Stroberi
31 #31 Dua Goal
32 #32 Dia Baik juga
33 #33 Lampu Hijau
34 #34 Keadaan Tak Terduga
35 #35 Rare Moment
36 #36 Aku Sudah Gila
37 #37 Selangkah Lebih Dekat
38 #38 Sebuah Sinyal
39 #39 Sarapan
40 #40 Tidak Boleh Cemburu!
41 #41 Menghargai
42 #42 Serasi
43 #43 Wawancara
44 #44 Hilang
45 #45 Tolong
46 #46 Minna, kau dimana? (1)
47 #47 Minna, kau dimana? (2)
48 #48 Aku akan menyelamatkanmu
49 #49 Ini Semua Salahku
50 #50 Apa yang Harus Kulakukan?
51 #51 Ayo Kita Jaga Kai dan Minna
52 #52 Toxic Relationship
53 #53 Minna, Biarkan Aku Menggantikanmu
54 #54 Keluarga Minna
55 #55 Keadaan yang Memburuk
56 #56 Fakta Baru Tentang Kai
57 #57 Kedatangan Minno
58 #58 Sera dan Minno
59 #59 Sebuah Kemajuan
60 #60 Hampir
61 #61 Sisi Lain Karin
62 #62 Seperti Takdir
63 #63 Perubahan Kai
64 #64 Kembali Pada Rencana
65 #65 Suatu Tanda untuk Minna
66 #66 Kesempatan
67 #67 Amnesia
68 #68 Sangat Penting
69 #69 Sakit Kepala
70 #70 Hampir Terlupakan
71 #71 Tentang Kai
72 #72 Perasaan Minna
73 #73 Sedikit Pentunjuk
74 #74 Kenapa?
75 #75 Keadaan yang Membaik (1)
76 #76 Keadaan yang Membaik (2)
77 #77 Keadaan yang Membaik (3)
78 #78 Sesuatu yang Terlewat
79 #79 Menuju Titik Terang
80 #80 Mulai Terkendali
81 #81 Kemajuan yang Sangat Pesat
82 #82 Pulang Kemana?
83 Sekilas Info
84 #83 Waktunya Pulang
85 #84 Menyesal
86 #85 Kemampuan Aneh?
87 #86 Perasaan
88 #87 Apa Aku Boleh Cemburu?
89 #88 Aku Ini Teman yang Baik
90 #89 Tetap Seperti Ini Sebentar Saja
91 #90 Tinggal Bersama?
92 #91 Ternyata Tidak Secanggung Itu
93 #92 Kantor Polisi
94 #93 Makan...
95 #94
96 #95 Mencari Petunjuk
97 #96
98 #97 Ada Apa Sebenarnya?
99 #98
100 #99 Aku Ingin Sendiri
101 #100 Jangan
102 #101
103 #102 Aku Mencintaimu
104 #103 Tidak Ingat
105 #104 Home Tour
106 #105 Menyembunyikan Sesuatu
Episodes

Updated 106 Episodes

1
#1 Prolog
2
#2 Kisahku (1)
3
#3 Kisahku (2)
4
#4 Kisahku (3)
5
#5 Kisahku (4)
6
#6 Bertemu Dengannya
7
#7 Sungguh Menyebalkan
8
#8 Apa Dia Psikopat?
9
#9 Tapi
10
#10 Ada Apa Dengannya?
11
#11 Salah Paham?
12
#12 Lupakan Saja Sejenak
13
#13 Lalu Sekarang Bagaimana?
14
#14 Tidak Mengerti Situasinya
15
#15 Ceritaku [Kai Side] - Memulai untuk Mengakhirinya
16
#16 Ceritaku [Kai Side] - Awal dari Sebuah Akhir
17
#17 Ceritaku [Kai Side] - Satu Langkah
18
#18 Ceritaku [Kai Side] - Dia Benar-benar Berbeda
19
#19 Ceritaku [Kai Side] - Semakin Membuatku Penasaran
20
#20 Ceritaku [Kai Side] - Hari yang Melelahkan
21
#21 Ceritaku [Kai Side] - Apa Sih yang Kupikirkan?
22
#22 Ceritaku [Kai Side] - Satu Kesempatan
23
#23 Ceritaku [Kai Side] - Cukup Sampai Disini
24
#24 Ceritaku [Kai Side] - Janganlah Jauh Dulu Dariku
25
#25 Perasaan yang Berbeda
26
#26 Apa Benar Aku Menyukainya?
27
#27 Gerah?
28
#28 Modus
29
#29 Satu Hal Berbeda
30
#30 Jus Stroberi
31
#31 Dua Goal
32
#32 Dia Baik juga
33
#33 Lampu Hijau
34
#34 Keadaan Tak Terduga
35
#35 Rare Moment
36
#36 Aku Sudah Gila
37
#37 Selangkah Lebih Dekat
38
#38 Sebuah Sinyal
39
#39 Sarapan
40
#40 Tidak Boleh Cemburu!
41
#41 Menghargai
42
#42 Serasi
43
#43 Wawancara
44
#44 Hilang
45
#45 Tolong
46
#46 Minna, kau dimana? (1)
47
#47 Minna, kau dimana? (2)
48
#48 Aku akan menyelamatkanmu
49
#49 Ini Semua Salahku
50
#50 Apa yang Harus Kulakukan?
51
#51 Ayo Kita Jaga Kai dan Minna
52
#52 Toxic Relationship
53
#53 Minna, Biarkan Aku Menggantikanmu
54
#54 Keluarga Minna
55
#55 Keadaan yang Memburuk
56
#56 Fakta Baru Tentang Kai
57
#57 Kedatangan Minno
58
#58 Sera dan Minno
59
#59 Sebuah Kemajuan
60
#60 Hampir
61
#61 Sisi Lain Karin
62
#62 Seperti Takdir
63
#63 Perubahan Kai
64
#64 Kembali Pada Rencana
65
#65 Suatu Tanda untuk Minna
66
#66 Kesempatan
67
#67 Amnesia
68
#68 Sangat Penting
69
#69 Sakit Kepala
70
#70 Hampir Terlupakan
71
#71 Tentang Kai
72
#72 Perasaan Minna
73
#73 Sedikit Pentunjuk
74
#74 Kenapa?
75
#75 Keadaan yang Membaik (1)
76
#76 Keadaan yang Membaik (2)
77
#77 Keadaan yang Membaik (3)
78
#78 Sesuatu yang Terlewat
79
#79 Menuju Titik Terang
80
#80 Mulai Terkendali
81
#81 Kemajuan yang Sangat Pesat
82
#82 Pulang Kemana?
83
Sekilas Info
84
#83 Waktunya Pulang
85
#84 Menyesal
86
#85 Kemampuan Aneh?
87
#86 Perasaan
88
#87 Apa Aku Boleh Cemburu?
89
#88 Aku Ini Teman yang Baik
90
#89 Tetap Seperti Ini Sebentar Saja
91
#90 Tinggal Bersama?
92
#91 Ternyata Tidak Secanggung Itu
93
#92 Kantor Polisi
94
#93 Makan...
95
#94
96
#95 Mencari Petunjuk
97
#96
98
#97 Ada Apa Sebenarnya?
99
#98
100
#99 Aku Ingin Sendiri
101
#100 Jangan
102
#101
103
#102 Aku Mencintaimu
104
#103 Tidak Ingat
105
#104 Home Tour
106
#105 Menyembunyikan Sesuatu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!