Yang Pergi Akan Terganti

Happy Reading...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Tanah merah pemakaman mengunduk di depan mataku yang sama sekali tidak meninggalkan air mata berlinang. Dua gundukan itu mengubur kedua orang tuaku yang terenggut dari sisiku secara bersamaan secara tiba tiba. Tubuh kecilku masih terus saja mengais tanah yang masih basah dengan bunga bunga yang menutup permukaannya.

Tidak ku pedulikan semua mata yang menatapku iba, bahkan ada yang merangkulku dengan erat meski aku masih saja meraung raung tidak karuan. "Jangan, jangan kubur orang tuaku. Biarkan aku ikut dengan mereka." Pekik ku.

Dan ketika aku berhasil lepas dari rangkulan itu, tubuh kecilku kembali berlari ke gundukan tanah basah di depanku dengan tangan yang terus mengais dan air mata yang terus berderai seperti anakan sungai di tengah gurun pasir. Sudah berapa kali seseorang membujuk ku juga sekaligus mengangkatku dari sana, hingga tubuhku sendiri yang menyerah akan hal itu lantaran kelelahan.

"Kamu sudah bangun.?" Begitu mataku terbuka sesosok wajah cantik menyapaku. Wajahnya putih dengan senyum manis menghiasi bibir yang tebal mengangkat tulang pipinya hingga tampak begitu sempurna melekat di wajah ovalnya. Dia adalah Melati Kartika Devi, anak perempuan tetangga kami yang begitu baik hati kepadaku.

Kak Melati, begitulah aku memanggilnya. Kak Melati berusia tiga tahun lebih tua dariku. Dan kulitnya yang putih bersih itu, bukan karwna gennya saja yang memang putih, melainkan karena penyakit yang sudah di deritanya sejak kecil.

"Ma, Mawar sudah sadar." Dengan cepat wanita paruh baya masuk ke dalam kamarku, yang baru saja aku tinggali sekitar enam bulan lalu. Karena keluargaku baru saja pindah ke perumahan ini sekitar setengah tahun lalu. Usaha Konveksi Ayahku lumayan berkembang pesat satu tahun terahir ini, hingga mampu meningkatkan taraf hidup kami.

Bu Mega, tetangga dekat kami dan merupakan Mama dari Kak Melati. Sikapnya yang lemah lembut, membuatku begitu dengan mudah dekat dengan beliau.

"Ma, biarkan Mawar ikut bersama kita. Jangan biarkan dia sendiri. Melati akan senang sekali jika Mawar menjadi adik Melati." Kalimat itu meluncur tulus dari bibir tebal Kak Melati. Dan membuat semua anggota keluargaku dari pihak Ayah juga Ibuku menyerukan keberatan mereka.

"War, Kak Mel suka Mawar. Mawar mau jadi adik Kak Mel. Mama, Papa, Kak Nusa, semua boleh jadi milik Mawar, jika Mawar jadi adik Kak Mel." Rayuan rayuan dari Kak Melati setiap kali datang ke Rumah ku, hingga kenaifanku sewaktu kecil mempercayai itu, meski itu tidak bohong juga.

Satu anggukan kecil kepalaku, membawaku pergi jauh dari tanah kelahiranku, seiring dengan di pindah tugaskannya keluarga Kak Melati di Ibu Kota. Semuanya memulai dari awal, termasuk diriku. Yang memulai hidup baru dengan keluarga baru tanpa Ayah dan Ibu kandungku.

Di keluarga baruku, keluarga Pak Agung. Aku mendapatkan semuanya. Kasih sayang seorang Kakak Laki Laki, materi, pokonya segalanya. Kecuali kasih sayang dari Bu Mega. Oleh sebab itu aku memilih mencari kesibukan sendiri di luar rumah, termasuk mencari penghasilan sendiri tanpa sepengetahuan Pak Agung dan Kak Melati tentunya.

Waktu terus berputar dengan cepat, hingga aku dewasa dan tumbuh menjadi sosok yang sangat berbeda dengan Kak Melati. Aku terbiasa hidup di luar ruangan, bergaul dengan anak anak laki laki tetangga tetangga kami, termasuk Erik. Dan aku terbiasa mandiri dengan pilihanku sendiri. Termasuk dalam memilih jurusan sekolah yang aku inginkan.

Tidak ada yang keberatan akan keputusanku masuk ke SMK di luar kota, dengan alasan itu Sekolah yang bagus, meski sejujurnya itu aku lakukan karena aku yang ingin sedikit demi sedikit pisah dari keluarga Pak Agung. Agar kelak saat aku sudah mandiri dan terbiasa sendiri, aku tidak akan merasa kesepian ketika memutuskan untuk menjalani hidup tanpa sokongan keluarga Pak Agung.

Kak Melatilah, yang secara terang terangan menolak saat aku menyampaikan pendapatku untuk sekolah di luar kota, apa lagi saat tau jurusan yang aku inginkan adalah Mekanik Otomotif. Dan dengan segenap jurus, bujuk rayu aku keluarkan agar Kak Melati mau melepaskan aku keluar dari rumah. Dan itu membuahkan hasil, hingga disinilah aku saat ini.

Helaan nafas panjang nan dalam menemaniku yang tengah berdiri di samping jendela kamarku dengan pikiran yang tengah melanglang buana kembali ke masa masa dimana aku kehilangan juga sekaligus mendapatkan. Dan itu sukses membuat hatiku berdenyut denyut ngilu. Terlebih, saat Kak Nusa yang siang tadi menelfonku dan mengabarkan bahwa Kak Melati masuk Rumah Sakit lagi.

Itu sudah seperti menjadi rutinitas Kak Melati setiap bulannya, karena penyakit Ginjal yang di deritanya. Dan aku masih tidak bisa menolong Kak Melati, sebagai balas budi baiknya yang telah rela membagi cintanya untuk ku.

"War, Mawar cantik ku." Aku memutar bola mataku jenggah mendengar panggilan bocah edan satu ini. Kalau saja dia bukan ponakan dari Ibu Kost sudah ku remukan seluruh tulang tulangnya. "Ngelamunin aku ya."

"PeDe amat." Ucapku langsung tancap gas.

"Tidak juga, aku memang cukup manis untuk di kagumi." Lanjutnya dan dengan santainya sudah merebahkan dirinya di tempat tidurku.

"Bangun enggak loe."

"Sayangnya enggak mau." Malah dengan seenaknya dia melepas kaos sepak bolanya.

"Ehh, bocah. Gua aduin sama Bu Gina yah." Ancam ku.

"Tidak masalah, Bude juga enggak bakal ngelarang." Aku makin di buat geram sama tinggah bocah kecil di hadapanku yang sok ketampanan ini.

"Gua bilang bangun bocah..!" Kali ini aku tidak hanya berucap tapi langsung bertindak dengan langsung menarik kaki Rendi yang menggelantung di sisi ranjangku.

"Kenapa sih loe demen banget panggil gua bocah, padahal kita seumuran." Jawabnya dengan tiba tiba membalikan posisinya yang semula tengkurap menjadi terlentang.

"Seumuran pala loe. Gua tuh pantes jadi Kakak loe, jadi loe mesti punya sedikit rasa hormat sama gua." Ketusku, kali ini aku menggunakan kekuatan penuh untuk menarik Randi agar bangun dari tempat tidurku.

"Jangan bo'ong Neng, wajah loe tuh pantes jadi adek gua. Mending jadi pacar gua aja mau." Aku menggelengkan kepalaku tidak percaya dengan ucapan bocah tengik ini.

"Pengen gumoh gua dengernya."

"Sumpah, di Sekolahan gua jadi idola. Besok kalau udah kelar liburan gua samperin dah ke sekolah loe. Gua jamin pasti temen temen loe pada naksir sama gua."

"Tidur dulu baru ngimpi." Ucapku cepat. "Ehh, tapi enggak salahnya juga sih loe dateng ke Sekolah gua. Gua mau lihat seberani apa loe nanti di Sekolah gua. Buruan bangun." Ku sentakan tanganku menarik tangan Rendi. Ehh, malah tanganku di tarik oleh Rendi, hingga aku terjatuh dengan posisi yang tidak mengenakan sama sekali.

Aku ingin cepat cepat bangun, tapi Rendi justru mengeratkan tangannya di pingangku hingga aku kesulitan untuk bangun dari tubuhnya.

"Ceklek.." Suara pintu terbuka di barengi dengan suara berat Erik. "Warning War, gu. Apa yang kalian lakukan.?" Pekik Erik dengan cepat.

"Ada apa." Deg, suara ini. "Ehh." Seperti kaget, bercampur malu dalam suara itu. Namun tidak dengan Erik, yang langsung kalap dan dengan cepat sudah menarik tanganku dari tubuh Rendi.

"Loe ya, baru juga gua diemin berapa hari udah kayak wanita murahan saja. Segitu prustasi pikiran loe, sampai sampai ngelakuin hal yang tak senonoh kayak gini." Cecar Erik tanpa babibu, hingga membuat penghuni Kost yang lain keluar dari kamar mereka masing masing dan menonton kami bertiga dalam kamar.

"Apaan sih loe, Rik. Dateng dateng langsung marah marah." Kataku langsung mengibaskan tangan Erik dengan kasar. Sesungguhnya bukan karena sikap Erik yang over protectif, melainkan aku merasa di telanjangi dengan ucapan Erik di depan orang yang aku sukai. Pehh, apa lagi melihat tatapan matanya yang menyorot penuh jijik terhadapku, itu berhasil membuat harga diriku jatuh berkeping keping.

"Aduh Bang, situ siapa. Ganggu saja." Kata Rendi santai sembari mengambil kaosnya lantas memakainya.

"Diem loe bocah." Bentak ku ke Rendi dan memilih berjalan keluar dari kamarku, meninggalkan setiap tatapan tidak suka terhadapku, atau sebenarnya tatapan yang lebih menyakitkan dari tidak suka saja.

"Mawar cantik ku, tunggu aku." Teriak Rendi mengejarku. "Aku akan bertanggung jawab, setelah lulus sekolah nanti." Mendengar kata lanjutan Rendi, seketika dadaku mendidih dan dengan cepat langsung menghentikan langkahku, dengan kedua tanganku yang mengepal.

"Gua bilang diem bocah." Teriak ku penuh kesal dan entah karena terlalu kesal atau terlalu kecewa dengan tatapan Bang Daffa kepadaku hingga membuat air mataku luruh bersama dengan berhentinya suara lantangku, hingga membuat Erik yang berdiri di belakang Rendi kaku di tempatnya.

"Gua bilang diem, diem, diem, diem." Aku menyerang Rendi membabi buta, hingga ku rasakan tanganku di genggam erat oleh Erik dan menarik kami berdua masuk dalam rumah Bu Gina.

Aku, Erik dan si bocah kutu kupret Rendi, di sidang di rumah Bu Gina. Dan disana Rendi di marahi habis habisan oleh Bu Gina, bahkan juga di suruh meminta maaf kepadaku. Bu Gina juga menjelaskan kepada Rendi bahwa umurku lebih tua dari Rendi dan Rendi harus menghormatiku dengan memanggilku Kakak.

Setelah hampir satu jam kami berada di rumah Bu Gina. Bang Daffa ikut masuk ke sana, sudah dengan pakaian rapi. Sepertinya Bang Daffa akan bepergian lagi. Kami bersalipan di depan pintu, tatapan Bang Daffa tidak lagi seperti tadi, tapi itu juga bukan tatapan yang baik seperti sebelum kejadian siang ini.

"Nak Daffa, jadi pergi sekarang." Ucap Bu Gina, dan reflek kepalaku kembali berputar menatap ke arah Bang Daffa yang sudah duduk di tempatku tengah duduk tadi.

"Iya Bu. Terima kasih selama ini sudah baik kepada saya, sudah menjadi Ibu kedua bagi saya." Ucap Bang Daffa. Aku baru saja ingin menguping lebih lanjut percakapan Bang Daffa dan Bu Gina, tapi Erik keburu menarik tanganku.

Erik terus saja menarik ku tanpa berbicara sepatah katapun dan membawaku kembali ke kamarku. "Gua minta maaf, War." Lirihnya.

Ku tatap sebentar wajah Erik yang di liputi penyesalan. "Lupakan saja." Jawabku lirih. "Keluar sana loe. Gua mau mandi." Lanjutku.

Perlahan Erik melangkah hendak keluar dari kamarku, dan berhenti lagi tepat di depan pintu. "Dia akan pindah hari ini." Kata kata pelan Erik mampu menghentikan gerakan tanganku yang sedang mengambil handuk, dan mengantarkan sesuatu yang sakit namun tidak keluar darah. Sesuatu yang nyeri namun tidak berada di sendi.

"Yang pergi akan terganti." Jawabku pelan, tanpa perduli dengan Erik dan masuk begitu saja ke kamar mandi.

Sungguh hatiku sangat sakit mendengar kepergiannya, tapi jauh lebih sakit lagi saat ku ingat tatapan jijiknya yang di layangkan untuk ku. Dan kenapa ahir dari cerita cintaku harus seperti ini. Bang Daffaku pergi dengan kesan bahwa aku bukan orang yang baik. Dan mungkin akan benar seperti ucapanku, yang pergi akan terganti. Akan sampai kapan itu juga tidak akan pasti.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

####

Hemm, Bang Daffa asli bikin otak ku berfikir keras soal dirimu. Mau tak apakan kamu nanti yah... Gueemussss..

Love Love Love..

💖💖💖💖💖💖

By: Ariz kopi

@maydina862

Terpopuler

Comments

IKa LesTari

IKa LesTari

😭

2022-04-13

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

katanya Bu Mega orang zg baik & lembut tp kok mawar g dpt ksih sayang drinya sprti zg didpt dri zg lainnya... apa krna sbnernya Bu Mega g mau mengadopsi mawar??

2021-12-20

0

Ririe Handay

Ririe Handay

haduhhh...baru jg jatuh cinta dah patah aja

2021-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Mawar dan Erik
2 Rencana.
3 Rasa Yang Tidak Tepat.
4 Yang Pergi Akan Terganti
5 Benar Benar Patah Hati.
6 Berubah Untuk Diri Sendiri
7 Adakah Alasan..
8 Yakin dan Mantab.
9 Rasa Tertinggi..
10 Rasa Takut.
11 Akan Baik Baik Saja
12 Cinta Tidak Egois.
13 Kebenaran yang salah.
14 Pilihan.
15 Sakit Yang Jauh Lebih Sakit.
16 Cinta Sendiri.
17 Dalam Pengasingan.
18 Hujan
19 Ombak Rindu.
20 Opini Bia.
21 Pulang.
22 Biarlah Menjadi Rahasia
23 Kabar Hati.
24 Bayangan samar.
25 Inginku.
26 Membaik.
27 Tag Name.
28 Khadijah.
29 KARANGSENO
30 Berkah Kelaparan.
31 Mawar dengan keelokannya.
32 Hatiku Mudah Baper.
33 Jatuh Cinta Yang Ke Dua.
34 Kebahagiaan Di Tengah Bencana
35 Cukup Sadar Diri.
36 Adakah Perasaan Yang Sama
37 Tidaklah Istimewa Baginya.
38 Berseminya Rasa.
39 Semanis Permen.
40 Cemburu Salah Sasaran.
41 Karang POV
42 Gelisah.
43 Jawaban Rasa Gelisah.
44 Sikap Bang Daffa.
45 Kepergian Kak Melati.
46 Tak Ingin Membenci.
47 Serba Salah.
48 Miss You More
49 Jantung Hati
50 Cintamu Aman Di Dalam Hatiku.
51 Terhayut Bujukan Setan.
52 Bisikan Rindu.
53 Sakit.
54 Suka Itu Kamu..
55 Rapuh.
56 Terpatahkan.
57 Harus Egois
58 Sebagai Peran.
59 Karang POV
60 Keputusan Final.
61 Bukan Pernikahan Impian.
62 Cukup Waras.
63 Jangalah Berlebihan Membenciku.
64 Hatiku Merindukannya.
65 Belajarlah Mencintaiku.
66 Daffa POV
67 Dalam Delema.
68 Daffin Karangseno Bakti.
69 Tidak Cukup Pantas.
70 Tetaplah Figuran.
71 Perasaan yang terkendali.
72 Panggung Sandiwara.
73 Aku Lelah.
74 Tawaran Sandiwara
75 Belajar Akrab
76 Rencana Tak Terduga.
77 Senyummu Melanggar Hukum.
78 Ini Menggodaku.
79 Akan Segera Usai.
80 Sandiwara Masih Berlanjut.
81 Taruhan Terahir.
82 Aku Tidak Menggoda.
83 Luluh Lantak.
84 Daffa POV
85 Aliena.
86 Demi Aliena.
87 Kota G.
88 Penuh Kejutan.
89 Syukur Paling Nyata.
90 Aliena Adalah Rahasiaku.
91 Aliena Anakku.
92 Daffa POV Part 1
93 POV Daffa Part 2
94 Belajar Berdamai.
95 Ada Apa Dengannya.
96 Aku Tak Ingin Membenci.
97 Cukup Bagiku.
98 Pertimbangan...
99 Asing Buatku.
100 Terlambat.
101 Mawar Tak Di Cinta.
102 Seperti Sebuah Keluarga.
103 Sanggupkah Aku.
104 Saling Mengobati.
105 Permainan Takdir
106 Aku Harus Tenang.
107 Selamat Jalan...
108 Daffa POV.
109 Hatiku Ambyar.
110 Tidak Cukup Pantas.
111 Bukan Masadepan Impian.
112 Apa Ini..??
113 Merajut Harapan.
114 Menikahlah Denganku.
115 Mawar Milik Rendi.
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Mawar dan Erik
2
Rencana.
3
Rasa Yang Tidak Tepat.
4
Yang Pergi Akan Terganti
5
Benar Benar Patah Hati.
6
Berubah Untuk Diri Sendiri
7
Adakah Alasan..
8
Yakin dan Mantab.
9
Rasa Tertinggi..
10
Rasa Takut.
11
Akan Baik Baik Saja
12
Cinta Tidak Egois.
13
Kebenaran yang salah.
14
Pilihan.
15
Sakit Yang Jauh Lebih Sakit.
16
Cinta Sendiri.
17
Dalam Pengasingan.
18
Hujan
19
Ombak Rindu.
20
Opini Bia.
21
Pulang.
22
Biarlah Menjadi Rahasia
23
Kabar Hati.
24
Bayangan samar.
25
Inginku.
26
Membaik.
27
Tag Name.
28
Khadijah.
29
KARANGSENO
30
Berkah Kelaparan.
31
Mawar dengan keelokannya.
32
Hatiku Mudah Baper.
33
Jatuh Cinta Yang Ke Dua.
34
Kebahagiaan Di Tengah Bencana
35
Cukup Sadar Diri.
36
Adakah Perasaan Yang Sama
37
Tidaklah Istimewa Baginya.
38
Berseminya Rasa.
39
Semanis Permen.
40
Cemburu Salah Sasaran.
41
Karang POV
42
Gelisah.
43
Jawaban Rasa Gelisah.
44
Sikap Bang Daffa.
45
Kepergian Kak Melati.
46
Tak Ingin Membenci.
47
Serba Salah.
48
Miss You More
49
Jantung Hati
50
Cintamu Aman Di Dalam Hatiku.
51
Terhayut Bujukan Setan.
52
Bisikan Rindu.
53
Sakit.
54
Suka Itu Kamu..
55
Rapuh.
56
Terpatahkan.
57
Harus Egois
58
Sebagai Peran.
59
Karang POV
60
Keputusan Final.
61
Bukan Pernikahan Impian.
62
Cukup Waras.
63
Jangalah Berlebihan Membenciku.
64
Hatiku Merindukannya.
65
Belajarlah Mencintaiku.
66
Daffa POV
67
Dalam Delema.
68
Daffin Karangseno Bakti.
69
Tidak Cukup Pantas.
70
Tetaplah Figuran.
71
Perasaan yang terkendali.
72
Panggung Sandiwara.
73
Aku Lelah.
74
Tawaran Sandiwara
75
Belajar Akrab
76
Rencana Tak Terduga.
77
Senyummu Melanggar Hukum.
78
Ini Menggodaku.
79
Akan Segera Usai.
80
Sandiwara Masih Berlanjut.
81
Taruhan Terahir.
82
Aku Tidak Menggoda.
83
Luluh Lantak.
84
Daffa POV
85
Aliena.
86
Demi Aliena.
87
Kota G.
88
Penuh Kejutan.
89
Syukur Paling Nyata.
90
Aliena Adalah Rahasiaku.
91
Aliena Anakku.
92
Daffa POV Part 1
93
POV Daffa Part 2
94
Belajar Berdamai.
95
Ada Apa Dengannya.
96
Aku Tak Ingin Membenci.
97
Cukup Bagiku.
98
Pertimbangan...
99
Asing Buatku.
100
Terlambat.
101
Mawar Tak Di Cinta.
102
Seperti Sebuah Keluarga.
103
Sanggupkah Aku.
104
Saling Mengobati.
105
Permainan Takdir
106
Aku Harus Tenang.
107
Selamat Jalan...
108
Daffa POV.
109
Hatiku Ambyar.
110
Tidak Cukup Pantas.
111
Bukan Masadepan Impian.
112
Apa Ini..??
113
Merajut Harapan.
114
Menikahlah Denganku.
115
Mawar Milik Rendi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!